[REC] (2007)
Hampir tidak ada film horror non Asia dan Indonesia yang mampu membuat saya ngeri. Paling banter hanya sampai taraf banyak memberikan adegan yang mengagetkan layaknya "Insidious", tapi tidak sampai membuat saya ngeri seperti yang bisa dilakukan film macam "4Bia" atau film lokal macam "Keramat". Hal itu dikarenakan horror Eropa dan Amerika lebih menyuguhkan makhluk-makhluk yang terasa tidak dekat dengan kehidupan sehari-hari saya macam zombie, drakula atau manusia serigala. Tapi rupanya saya telah melewatkan sebuah film Spanyol garapan Jaume Balaguero dan Paco Plaze yang rilis 4 tahun lalu berjudul [REC] yang tahun 2011 ini akan merilis seri ketiganya yang berjudul "[REC] Genesis" dan film keempatnya yang berjudul "[REC] Apocalypse" yang rilis tahun 2012.
"[REC]" yang menggunakan teknik first person camera atau hand-held camera seperti dalam film "Cloverfield" bercerita mengenai reporter sebuah acara televisi bernama Angela Vidal (Manuela Velasco) dan kameramennya Pablo (Pablo Rosso) yang tengah meliput kehidupan dan keseharian para pemadam kebakaran yang bertugas di malam hari. Keadaan terasa tenang dan aman-aman saja sampai ditengah malam para petugas mendapat sirine yang berarti mereka mendapat panggilan tugas. Angela dan Pablo terus mengikuti 2 orang petugas yang sampai disebuah apartemen yang disana juga telah tiba 2 orang dari kepolisian. Awalnya tugas awal mereka adalah untuk membebaskan seorang wanita tua yang menurut laporan penghuni apartemen lainnya terdengar berteriak dan terkurung didalam kamarnya. Tapi nyatanya apa yang akan mereka hadapi dan terekam dalam kamera tidak hanya itu, tapi sebuah teror yang sangat mencekam.
Dari awal hingga pertengahan sebenarnya film ini "hanya" terasa sebagai sebuah film horror mockumentary yang bagus. Pada momen tersebut [REC] memang berhasil menyuguhkan adegan yang mengagetkan dan cukup menegangkan. Walaupun adegan mengagetkan terebut sudah saya perkirakan akan muncul beberapa detik sebelum saatnya, tapi eksekusi yang baik tetap membuat adegan tersebut terasa mengagetkan. Belum lagi ditambah dengan kemunculan "makhluk terinfeksi" yang digambarkan begitu agresif dan ganas sehingga tiap kali mereka menyerang pasti momen yang cukup mencekam selalu berhasil dimunculkan. Ya, saya agak bingung harus menyebut makhluk antagonis di film sebagai apa, karena dibilang zombie juga bukan 100% zombie, tapi yang jelas mereka sangat ganas dan mengerikan.
Tapi saya tekankan hingga pertengahan film, [REC] masih belum menjadi sebuah film horror yang luar biasa, tapi tunggu hingga film ini mencapai babak akhir. Sudut pengambilan gambar first person dipadukan dengan suasana gedung yang mulai bertambah gelpa, ditambah lagi saat itu jumlah survivor telah lebih sedikit dibanding para monster disana sehingga saat itu kondisi bisa dibilang sudah sangat genting dan tambah mencekam, membuat suasana saat itu benar-benar menyeramkan. Ya, adegan menjelang akhir film itu sampai membuat saya langsung menyalakan televisi supaya setidaknya suasana kamar saya tempat menonton film ini tidaklah terlalu sunyi, hehehe. Ada juga sebuah adegan selama beberapa detik yang memperlihatkan bagian kepala salah satu monster yang telah tewas seakan membuat kita menunggu makhluk itu akan bangkit. Sungguh sebuah momen yang amat menyeramkan dan selevel dengan kemunculan pocong di film "Keramat".
Pada akhirnya setelah film berakhir saya menaydari bahwa seram tidaknya film horror tidak hanya dipengaruhi oleh sosok macam apa yang dimunculkan dan sedekat apa suasana itu dengan kehidupan kita. Hal itu memang sangat berpengaruh, tapi faktor eksekusi dalam membangun suasana juga amat berpengaruh. Buktinya adalah film ini yang jika ditengok sebenarnya sangat jauh dengan kehidupan saya tapi atmosfer yang disajikan sungguh luar biasa mencekam.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar