THE ARTIST (2011)
Disaat banyak sineas berlomba membuat film dengan balutan teknologi canggih seperti CGI dan tentunya 3D, sutradara asal Prancis Michel Hazanavicius justru membuat film hitam putih dan tanpa suara alias film bisu. Masa kejayaarn Silent Movie memang sudah lewat sekitar 80 tahun yang lalu, tapi tentunya kenangan dan nostalgia saat menonton film bisu masih terngiang di ingatan para penggemarnya. Michel Hazanavicius sendiri memang sudah berhasrat sejak lama membuat film bisu karena banyak sineas yang dia kagumi berasal dari era film bisu masih berjaya. Maka dengan bujet $12 juta dan menjadikan sang istri, Berenice Bejo sebagai aktrisnya dan aktor asal Prancis, Jean Dujardin sebagai aktornya, proyek yang mungkin bisa dibilang nekat ini akhirnya dibuat dan diluar dugaan kini The Artist adalah kandidat kuat peraih "Best Picture" yang terakhir dimenangkan oleh film bisu adalah saat pertama kali Oscar digelar pada tahun 1929 yang dimenangkan oleh Wings.
Pada tahun 1927, George Valentin (Jean Dujardin) adalah aktor silent movie papan atas dimana film-filmnya selalu sukes dan namanya melambung tinggi. Tapi saat pemilik studio tempatnya bernaung, Al Zimmer (John Goodman) mempunyai ide untuk membuat film yang memiliki suara, George menentang keras ide tersebut dan menganggap bahwa ide mengenai film dengan suara adalah ide yang menggelikan dan konyol. George tetap ngotot membuat film bisu yang dia produseri dengan uangnya sendiri dan dia sutradarai sendiri. Disaat bersamaan aktris pendatang baru bernama Peppy Miller (Berenice Bejo) mulai menjadi bintang baru disaat dia membintangi film bersuara yang membuatnya beralih dari sekedar mendapat perang pembantu menjadi aktris nomer satu dan mendapat predikat "American Sweetheart", padahal dulu Peppy hanyalah seorang gadis yang mengidolakan George.
The Artist adalah sebuah tontonan yang amat menyenangkan. Dari saat film dibuka dan menampilkan pertunjukkan sebuah film bisu lalu dilanjutkan aksi Jean Dujardin beraksi diatas panggung, kekhawatiran saya film ini akan membosankan karena tanpa suara langsung sirna. Apalagi saat Berenice Bejo muncul dengan gayanya yang centil dan menggemaskan itu. Keduanya memang tampil luar biasa. Jean Dujardin yang benar-benar layaknya seorang aktor yang hidup di jaman film bisu mampu memperlihatkan apa yang harus dimiliki oleh aktor film bisu, yakni ekspresi wajah yang kuat dan gestur-gestur besar yang jika diterapkan untuk akting film jaman sekarang memang akan terlihat norak dan berlebihan tapi pada jaman silent movie, memang begitulah tekniknya. Berenice Bejo yang di film ini menjadi seorang aktris idola juga pada kenyataannya terlihat sangat pantas diidolakan di kehidupan nyata setelah penampilannya di film ini yang begitu menggoda. Sayapun akhirnya menemukan aktris idola baru.
Pengemasan film ini juga sangat menyenangkan. Meski hitam putih, tapi pengemasan adegannya terasa begitu berwarna dan menyenangkan. Meskipun bisu tapi scoring yang luar biasa itu turut membantu pembangunan emosi dalam film ini. Saya tidak tahu bagaimana mungkin ada orang yang mengatakan film ini berat dan semacamnya hanya karena filmnya hitam putih dan tidak punya dialog. Mungkin awalnya butuh adaptasi tapi jika mau berusaha dan tidak antipati dulu, tidak sampai 10 menit anda akan bisa menikmati film ini. Segala unsur yang membuat film ini menyenangkan ada dimana-mana. Jangan terjebak dan antipati pada sesuatu yang belum pernah kita coba dengan langsung antipati dengan film bisu macam ini, Hal yang konteksnya sama tapi berkebalikan terjadi pada karakter George Valentin yang serta merta menganggap film bersuara adalah hal yang bodoh, tapi apa yang terjadi kemudian ternyata memang zaman harus berkembang. Jadi janganlah menganggap sebelah mata film ini karena The Artist adalah suguhan yang sangat menyenangkan dengan suguhan teknis yang luar biasa. Tunggu sampai anda melihat adegan tap dance yang menutup film ini dengan manis. Itu adalah sebuah adegan yang hebat yang pasti akan membuat penonton memasang senyum lebar.
Kisah yang ringan tapi mengena, akting luar biasa dari Jean Dujardin dan Berenice Bejo, tata musik yang tidak hanya megah tapi mampu mewakili emosi yang muncul, dan segala aspek teknis lainnya yang tergarap dengan luar biasa membuat The Artist menjadi sebuah penghormatan atas dunia perfilman Hollywood yang tampil luar biasa dan sangat mungkin akan jadi film bisu kedua yang memenangkan "Best Picture" Oscar. Saya harap Jean Dujardin dan Berenice Bejo juga berjaya di Oscar nanti. Menonton The Artist saya merasakan sebuah kesenangan yang "mudah" dimana saya tidak perlu banyak berpikir dalam menontonnya. Cukup duduk saja dan nikmati maka senyum bahkan mungkin tawa akan muncul dengan sendirinya. I love everything about this movie!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar