ANCHORMAN: THE LEGEND OF RON BURGUNDY (2004)
Mungkin inilah film seorang Will Ferrell yang paling disukai banyak orang, dan mungkin salah satu yang dianggap sebagai film terbaiknya. Pendapatannya memang tidak besar-besar amat karena tidak sampai menembus angka $100 juta, namun seiring berjalannya waktu film ini banyak memiliki penggemar setia. Bahkan majalah Empire menempatkan film ini di urutan 113 dalam daftar 500 film terbaik sepanjang masa. Tentu saja peringkat tersebut tergolong tinggi untuk ukuran film komedi. Tidak heran tahun ini sekuelnya yang berjudul Anchorman 2: The Legend Continues akan segera dirilis. Anchorman: The Legend of Ron Burgundy tidak hanya mengandalkan nama Ferrell seorang. Berbagai macam nama besar dunia komedi ada disini mulai dari Paul Rudd, Steve Carell, Vince Vaughn sampai Christina Applegate. Daftar itu masih belum ditambah jajaran cameo yang seabrek mulai dari Danny Trejo, Jack Black, Judd Apatow (juga menjadi produser), Ben Stiller, Tim Robbins hingga Seth Rogen semuanya ada disini. Jadi sebelum menonton film keduanya yang akan rilis akhir tahun ini saya memilih menonton film pertamanya dulu. Selain agar tidak tersesat saat menonton sekuelnya, rasa penasaran sebagus dan selucu apa film ini juga menjadi alasan lainnya.
Filmnya ber-setting di San Diego tahun 70-an disaat profesi seorang anchorman atau pembaca berita di televisi merupakan profesi yang sangat prestisius dan dikagumi banyak orang. Ron Burgundy (Will Ferrell) adalah seorang anchorman dari stasiun televisi lokal yang begitu dikagumi oleh masyarakat San Diego. Bersama rekan-rekannya seperti Brian Fantana (Paul Rudd), Champ Kind (David Koechner) dan Brick Tamland (Steve Carell) mereka berempat dikenal sebagai "channel 4 news team". Semuanya begitu menyenangkan bagi Ron sampai datanglah seorang penyiar wanita bernama Veronica Cornigstone (Christina Applegate) yang berambisi menjadi seorang anchorman wanita pertama. Padahal pada masa itu, pembawa berita wanita belum ada karena hanya para pria lah yang dianggap pantas melakukan pekerjaan tersebut. Disaat ketiga rekannya merasa terancam dan tidak menyukai kehadiran Veronica, Ron malah jatuh cinta padanya. Akhirnya terjadilah bentrokan konflik antara profesionalitas pekerjaan, cinta antara sesama rekan kerja dan usaha Veronica untuk menjadi pembaca berita wanita yang sukses. Tentunya segala konflik tersebut dihadirkan dengan cara konyol yang sudah sering kita lihat di film-film komedi Ferrell lainnya.
Anchorman menegaskan bahwa meski ini adalah film komedi yang menampilkan karakter-karakter fiksi namun kisahnya berbasis dari kisah nyata. Mungkin sulit dipercaya semua yang ada di plot-nya adalah kisah nyata, tapi bagi saya yang dimaksudkan sebagai kisah nyata adalah mengenai apa yang terjadi pada siaran berita di stasiun televisi khususnya yang ada di balik layar. Anchorman tak ubahnya satir yang ditujukan bagi para pembuat siaran berita termasuk penyiarnya. Bagaimana mereka membuat berita kelahiran seekor bayi panda seolah menjadi berita yang sangat menghebohkan dan femoenal dengan selalu menjadi headline disaat siaran, atau tengok juga bagaimana para penyiar berita yang seharusnya memberikan informasi bermanfaat bagi masyarakat justru bukanlah orang-orang yang masuk kategori pandai dan memiliki wawasan luas. Hal itu bisa dilihat dari sosok Ron Burgundy yang tidak mengetahui banyak hal seperti sejarah San Diego, ungkapan-ungkapan dan pengetahuan lain, atau dari sosok Brick yang dikatakan memiliki IQ 48 dan tidak pernah nyambung saat beritneraksi dengan orang lain. Ada juga sindiran bagi pembaca berita seperti Ron yang sangat bergantung pada telemprompter dan tidak bisa membacakan berita selain dari apa yang tertulis disana. Namun tentu saja semuanya dituturkan dengan komedi yang konyol dan liar.
Anchorman: The Legend of Ron Burgundy memang tampil dengan begitu liar, penuh kekonyolan dan tingkat absurd yang lumayan di banyak adegannya. Lihat bagaimana Ron bermain jazz flute sampai menyemburkan api, atau tengok juga adegan gila saat beberapa tim berita dari stasiun acara yang berbeda-beda saling berebut rating sampai harus bertempur layaknya perkelahian antar geng yang melibatkan banyak senjata. Momen-momen penuh kegilaan tersebut memang menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Memang tidak selalu berakhir lucu namun setidaknya tetap mampu menjaga filmnya tidak membosankan. Komedinya memang cukup sering gagal bagi saya, namun cukup banyak pula yang terasa lucu. Film ini juga tertolong dengan kehadiran para cameo yang tidak hanya numpang lewat saja namun efektif dalam membangun kelucuan film. Adegan pertempuran antar "geng" tersebut membuat saya tertawa saat tiba-tiba Ben Stiller muncul dalam logat Spanyol. Lihat juga bagaimana Jack Black dan Danny Trejo tiba-tiba menjadi scene stealer meski bagi saya yang terbaik tetaplah Ben Stiller. Ya, Anchorman: The Legend of Ron Burgundy tidak hanya asal memasukkan berbagai nama besar sebagai cameo namun memberikan mereka porsi yang cukup untuk mencuri perhatian.
Bicara cerita seperti yang saya sebutkan diatas meski banyak mengandung satir yang realistis namun pengemasannya sendiri memang tidak serius. Jadi secara keseluruhan meski ceritanya punya potensi berbobot hampir tidak ada sindiran ataupun konten yang mengena karena tertutup komedi gilanya. Tapi kekecewaan terbesar saya adalah disaat film mendekati konklusi yang memeprlihatkan "pengampunan" dari warga kota terhadap Ron seolah-olah Ron baru saja melakukan hal luar biasa sepeti pahlawan. Setelah "penghinaan" yang ia lakukan semudah itukah ia mendapatkan kembali kepercayaan dan popularitas di mata masyarakat? Memang ini adalah komedi yang absurd namun untuk bagian ini bagi saya terlalu dipaksakan dan seolah menjadi bentuk kebingungan harus bagaimana memberikan konklusi bagi kisahnya. Secara keseluruhan Anchorman: The Legend of Ron Burgundy bukanlah komedi yang buruk. Kegilaannya cukup meghibur meski seringkali komedinya gagal bekerja dengan baik. Jajaran pemain utama khususnya Will Ferrell dan Steve Carell bermain baik dengan berbagai improvisasi kocak mereka. Namun menyebut film ini sebagai salah satu komedi paling berpengaruh di dekade 2000-an? Peringkat 113 dalam daftar 500 film terbaik sepanjang masa? Totally overrated.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
4 komentar :
Comment Page:Sama, syid haha gw jg gak begitu click ama filmnya.... Lumayan sih, but not that *legendary*
Yaah, nggak beda jauh sama film-film Ferrell lainnya sih ini
menurut om sendiri the best comedy movie apa om?
Komedi favorit saya sih Airplane & Shaun of the Dead
Posting Komentar