BATTLE OF THE SEXES/THE DISASTER ARTIST/THE MEYEROWITZ STORIES

16 komentar
Tiga film di bawah sama-sama menyoroti mereka yang terpinggirkan. Di Battle of the Sexes, para petenis wanita dipandang sebelah mata, seolah tidak sama berharganya dengan petenis pria, The Disaster Artist memiliki Tommy Wiseau yang menjadi sasaran empuk olok-olok akibat The Room yang melegenda, sementara The Meyerowitz Stories (New and Selected) bertutur soal seniman yang terlupakan, juga seorang pria pengangguran yang merasa sang ayah lebih menyayangi kakaknya.

Battle of the Sexes (2017)
Film biografi bertema olahraga biasanya mengedepankan usaha tokohnya memenangkan pertandingan dengan tujuan akhir merengkuh gelar juara. Para petenis wanita di Battle of the Sexes pun berjuang untuk menang. Bukan demi piala berkilau atau pundi-pundi uang, melainkan kesetaraan gender. Petenis wanita nomor satu pada 1973, Billie Jean King (Emma Stone), menolak begitu saja menerima fakta wanita hanya dibayar seperdelapan dari pria. Bersama beberapa  petenis wanita lain, ia pun nekat membentuk WTA (Women’s Tennis Association) dengan dana seadanya dan menggelar tur sendiri. Stone, selain bersenjatakan senyum yang punya jangkauan ekspresi luas (dari sarkasme hingga kebahagiaan berbunga-bunga), juga meyakinkan dalam bergerak di atas lapangan. Caranya merayakan poin, berjalan sambil bersiasat, memasang kuda-kuda, semua menampakkan pengalaman petenis unggulan. Pun perihal akurasi, duo sutradara, Jonathan Dayton dan Valerie Faris (Little Miss Sunshine, Ruby Sparks) mampu mereka ulang detail (pernikahan di bangku penonton, spanduk yang bertebaran) event legendaris Battle of the Sexes, kala Billie Jean bertanding melawan Larry Riggs (Steve Carell), mantan petenis top yang ingin membuktikan bahwa pria lebih superior dari wanita. Sebelum third act, kita urung dipamerkan seberapa hebat kemampuan Billie Jean, ketika Battle of the Sexes lebih tertarik menyoroti affair-nya dengan sang penata rambut, Marilyn Barnett (Andrea Riseborough). Namun mungkin itulah poinnya. Battle of the Sexes adalah film dalam lingkup tenis yang tak mengutamakan tenis, melainkan perjuangan kaum marginal, meski perjuangan cinta Billie Jean tampil tak sesimpatik seharusnya. (3.5/5)

The Disaster Artist (2017)
Apa yang ada di kepala Tommy Wiseau saat membuat The Room? Kenapa banyak momen acak tak berkesinambungan? Kenapa dialognya aneh? Kenapa akting pemainnya amat buruk? Kenapa memakai CGI alih-alih mengambil gambar di atap gedung sungguhan. The Disaster Artist memberi pencerahan mengenai setumpuk tanya di atas. Bukan jawaban pasti. Sebab dari mana Wiseau berasal, mengapa kekayaannya seolah tanpa ujung, dan berapa usia pastinya tetaplah misteri. Namun naskah buatan Scott Neustadter dan Michael H. Weber yang mengadaptasi buku non-fiksi berjudul sama karya Greg Sestero dan Tom Bissell piawai mengaitkan deretan keanehan Wiseau (James Franco) jadi kesatuan kisah seputar mimpi dan persahabatan. Kita diajak melihat bahwa seluruh keputusan janggal Wiseau sejatinya bentuk solidaritas juga ungkapan sayang terhadap sahabat. Setidanya itu yang Greg Sestero (Dave Franco) percaya. The Disaster Artist bukan saja menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang The Room, pula berpotensi mengubah persepsi. Dari salah satu tontonan terburuk sepanjang masa yang layak ditertawakan jadi karya dengan ketulusan dan passion selaku pondasi. Pancaran kegetiran di wajah Franco kala penonton tertawa terbahak-bahak di tengah pemutaran perdana akan menusuk hati, apalagi bila anda selama ini kerap menjadikan Wiseau bahan olok-olok. Franco sendiri tak hanya meniru gerak dan tutur Wiseau yang ganjil, tetapi total meresapi, lalu sepenuhnya bertransformasi. Sebagai sutradara, keberhasilan Franco merekonstruksi ulang momen-momen ikonik The Room sampai ke detail terkecil patut diacungi jempol. Baik selaku studi karakter, biografi, maupun komedi kental kebodohan tingkah tokohnya, The Disaster Artist tampil unik nan efektif. (4.5/5)

The Meyerowitz Stories (2017)
Sebagai Danny Meyerowitz, Adam Sandler berkumis, berjalan pincang, tidak mengenakan kaus oblong andalannya. Singkatnya, ia meninggalkan sosok pria kekanakan yang melekat kuat dan mencirikan filmnya.  Danny adalah putera Harold Meyerowitz (Dustin Hoffman), mantan pematung tersohor yang enggan menerima kenyataan bahwa dirinya makin terlupakan. Total  Harold memiliki tiga anak dari tiga pernikahan berbeda (kini dia tengah menjalani pernikahan keempat). Selain Danny ada Jean (Elizabeth Marvel), satu-satunya anak perempuan sekaligus anak paling tertutup, juga Matthew (Ben Stiller), putera kesayangan Harold yang sukses sebagai penasihat finansial. Merupakan kenikmatan melihat Sandler dan Stiller beradu memamerkan performa sensitif yang turut menyelipkan sisi komedik. Tampil ketiga kalinya di film Noah Baumbach, Stiller tampak telah terbiasa, mudah melakoni kecanggungan di sela-sela kegetiran persoalan keluarga. Namun sumber emosi terbesar tetap Sandler.  Melalui akting jujur nan hangat, dibuatnya paparan konflik ayah-anak yang ada terasa bernilai. Lewat senyum serta tatapan yang sulit ditebak, Sandler memberi kompleksitas yang tak kalah rumit dibanding problematika utama yang diangkat, yakni soal keluarga modern. Keluarga Meyerowitz tersusun atas satu ayah, banyak anak, banyak ibu, menghasilkan kepribadian, kisah, pula permasalahan beragam. The Meyerowitz Stories (New and Selected) menuturkan proses pemahaman tiga bersaudara Meyerowitz , bahwa rupanya mereka tidak serenggang dan seberbeda itu. Ingatan rancu Harold mengenai siapa yang sewaktu kecil dulu kerap menemaninya berkarya jadi bukti. Like most of Baumbach’s movies, The Meyerowitz Stories finds its sweetness in a quirkiness. (4/5)

16 komentar :

Comment Page:
Icha Hairunnisa mengatakan...

Waaah senang ada The Disaster Artist dibahas.

Suka banget sama The Disaster Artist. Para pemain di situ bermain dengan sepenuh hati. Ngakak banget sama 'penjelasan' yang dikasih film ini atas adegan dan dialog aneh film The Room. Menurutku The Disaster Artist adalah film motivasi terbrengsek yang pernah aku tonton. Brengsek dalam artian bagus, karena aku nggak nyangka karena aku pikir film ini cuma soal lucu-lucuan doang. Ternyata lebih dari itu. Tommy memotivasi para penontonnya supaya jangan mudah menyerah, yakin pada diri sendiri, dan if a lot of people love each other, the world would be a better place to live. Wkakaka.

Anonim mengatakan...

Mau nanya kalo donlot film biasanya dimanasih yang enak buat di donlot. Indoxxi? Ganool?

Anonim mengatakan...

ganool.se aja mas tapi yg paling cepat di mkvcage.com aja mas

dramaaddict mengatakan...

Insidious 4 gak direview bang?

Syaiful Rizki mengatakan...

Sepertinya Adam Sandler ini kalo sutradara nya cocok dan naskahnya bagus, otomatis dia juga jadi bagus performa nya. Punch, Drunk, Love masih yang terbaik..

Syaiful Rizki mengatakan...

BTW ditunggu Phantom Thread-nya, bang :D

Rasyidharry mengatakan...

@Syaiful Betul. Sandler ini aktor bagus. Punch Drunk Love, Funny People, Reign Over Me, sekarang The Meyerowitz Stories, semuanya oke.

Phantom Thread mah belom nongol :D

aryo mengatakan...

Fiks. Malam ini nonton Meyerowitz. Yup, kayaknya sandler perlu banyak main drama. Haha. Reign over me, bagus. Funny people, oke. Punchdrunklove pernah nonton tapi kok terlupakan ya? Haha... mungkin pas gak mood dulu nontonnya. Anyway, comedy nya sandler, asal bukan yang terlalu konyol dan rusak2an, tapi yang digarap cukup serius menurut sy juga oke kok. Favorit so far 50 first dates dan Click.

Rasyidharry mengatakan...

Sure, sampai akhir 2000-an masih asyik. Titik baliknya Grown Ups

Unknown mengatakan...

Kira2, Adakah kemungkinan Franco dapat nomi asi (atau bahkan menang) Oscar, bg?

Rasyidharry mengatakan...

Nominasi pasti dapet. 4 yang udah pasti dapet Oldman, Day-Lewis, Chalamet, Franco. Satunya paling Washington/Kaluuya. Menang yang susah. Apalagi kena kasus pelecehan.

Chan hadinata mengatakan...

Apakah si tommy wiseau se"buruk/freak" itu selama syuting the room??

Rasyidharry mengatakan...

Kurang lebih gitu. Denger-denger The Disaster Artist malah lebih "menormalkan" Wiseau, bikin dia jadi lebih simpatik. Kenyataannya lebih gila

Ricky Manurung mengatakan...

Baru nonton disaster artist, ngakak ngeliat cuplikan terakhir...seandainya film ini ditangani Sasha Baron cohen gmn ya mas...? Hahaaa...

Rasyidharry mengatakan...

@Ricky Waduh jadi jorok & kasar jokes-nya ntar, nggak cocok :D

K14nk41nk mengatakan...

Ga kuat liat The Disaster Artist pas terakhir screening The Room. Kocak banget hahaha.

Salut bwt James Franco bisa nyaingin Tommy Wiseau.

Film ini lebih kocak dari Ed Wood. Tp dari keseluruhan masih tetep bagusan Ed Wood.