REVIEW - BADARAWUHI DI DESA PENARI

45 komentar

Masih jelas di ingatan bagaimana adegan mandi milik KKN di Desa Penari (2022) lebih menghasilkan tawa daripada teror. Badarawuhi di Desa Penari memiliki adegan yang mirip, hanya saja dengan peningkatan kualitas. Beragam peningkatan serupa dapat ditemukan di adegan-adegan lain sepanjang durasi, yang membuat prekuel ini tampil bak remake yang mengusung satu tujuan: memperbaiki kekurangan film orisinalnya.

Penunjukan Kimo Stamboel yang telah beberapa kali mengobati franchise pesakitan menjadi sutradara, ditambah "gelar" sebagai film Asia Tenggara pertama yang menyandang status "filmed for IMAX" (sesuatu yang tidak bisa saya komentari karena cuma menontonnya di format reguler), rasanya sudah cukup membuktikan besarnya ambisi yang melandasi film ini.

Tapi jangan mengharapkan adanya eksplorasi terhadap asal-usul Badarawuhi (Aulia Sarah) meski namanya terpampang di judul. Sekali lagi, ia lebih seperti remake dengan alur yang tidak jauh berbeda. Kali ini ada empat anak muda yang mengunjungi Desa Penari: Mila (Maudy Effrosina), Yuda (Jourdy Pranata), Arya (Ardit Erwandha), dan Jito (M. Iqbal Sulaiman). 

Mereka bukan datang untuk kegiatan KKN. Mengambil latar 80-an, kali ini ada motivasi personal yang dibawa, terutama oleh Mila. Dibantu Ratih (Claresta Taufan Kusumarina) si warga lokal, Mila ingin menyibak rahasia dari masa lalu yang membawanya bersinggungan dengan sosok Badarawuhi. 

Alurnya memunculkan ilusi bernama "penceritaan yang lebih baik". Saya sebut "ilusi" karena sesungguhnya naskah buatan Lele Laila terasa mengalami peningkatan semata-mata karena satu hal, yakni tidak adanya barisan penampakan acak, yang di film pertama kerap dipaksa masuk seolah hanya untuk memenuhi obligasi "horor lokal wajib punya banyak jumpscare". 

Gampangnya begini: ambil naskah KKN di Desa Penari, modifikasi latar waktunya, tukar letak beberapa peristiwa, hapus jumpscare, maka jadilah film ini. Ibarat rumah lawas yang dibersihkan, dicat ulang, diubah susunan perabotnya, namun dengan pondasi yang masih sama rapuhnya. 

Kerapuhan tersebut makin berdampak saat seiring waktu, walau minimnya penampakan mengurangi kesan "annoying", filmnya terasa makin membosankan. Hampa. Tanpa cerita menggigit, tanpa misteri yang memancing rasa penasaran karena tanda tanya yang harus dijawab praktis telah tersingkap. Itulah kelemahan dari pilihan narasi yang memposisikan penonton sebagai pihak serba tahu. Sewaktu karakternya masih kebingungan dalam investigasi mereka, pemahaman kita selaku penonton sudah jauh meninggalkan mereka. 

Di situlah kualitas akting berjasa menjaga kestabilan. Maudy Effrosina terbukti ada di jajaran terdepan dalam barisan scream queen Indonesia; Aulia Sarah semakin lihai memadukan sisi mistis dan sensual Badarawuhi meski kini tak dibebani adegan berbau seksual; Claresta Taufan Kusumarina terus mencuri perhatian sejak Ronggeng Kematian beberapa minggu lalu; sedangkan kombinasi Aming dan Diding Boneng memberi dimensi lebih pada karakter Mbah Buyut, yang bukan lagi sebatas figur dukun biasa, namun menyimpan kepedulian pada warga desa. 

Terkait penyutradaraan, Kimo boleh saja kurang piawai membangun atmosfer sehingga tempo lambatnya tidak pernah benar-benar mencekam, tapi eksplorasi teknisnya adalah faktor yang mengangkat kelas Badarwuhi dibanding pendahulunya. Ambisi melahirkan horor blockbuster pun tercapai lewat pilihan shot megah serta beberapa transisi yang menegaskan keunggulan teknis filmnya. 

Tapi di babak ketiga barulah Kimo menunjukkan kelasnya. Seolah ingin menelurkan Suspiria versi Indonesia, diolahnya tari-tarian selaku amunisi penebar kengerian yang turut memperhatikan pencapaian estetika. Hadirlah sebuah kejanggalan mistisisme yang indah. Badarawuhi di Desa Penari mungkin tidak memberi eksplorasi memadai bagi sosok Badarawuhi, tapi setidaknya ini memang horor mengenai para penari. 

45 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Setuju sama bang rasyid

Anonim mengatakan...

setuju sekalii, berasa nnton KKN versi premium aja, jadi pas kmren nnton asli bikin ngantukšŸ˜­šŸ™šŸ»

Syaeful Basri mengatakan...

pas nonton ini berasa KKN yg sebelumnya low budget banget, gak salah emang pilih kimo šŸ˜

Anonim mengatakan...

Lele Laila jika ditangan orang tepat pasti KEWREN BINGIT

Anonim mengatakan...

penonton nonton di bioskop mau lihat orang mandi

Anonim mengatakan...

Film B aja

Anonim mengatakan...

Nggak ada film baru lain, ya nonton ini setelah siksa kubur

Anonim mengatakan...

Orangtua pintar IQ di atas rata rata, bawa bocil nonton badarawuhi

Anonim mengatakan...

skor film bagus banget ini : 7/10

Anonim mengatakan...

Joget di Alam Kubur

Anonim mengatakan...

Saatnya dr Kimo memperbaiki kualitas trilogi seri the doll

Anonim mengatakan...

tetap bagus yang KKN DI DESA PENARI lebih cult movie dan di sukai 10 juta penonton di bioskop

Anonim mengatakan...

kecewa nonton film komedi badarawuhi

Anonim mengatakan...

nonton film badarawuhi nggak perlu mikir pakai otak sperti film tetangga sebelah

Anonim mengatakan...

bersambung jilid 3 dengan judul DI DESA PENARI ORIGIN

Anonim mengatakan...

film jelek banget, ngantuk

Anonim mengatakan...

ini film nggak jelas, nggak sesuai ekspetasi

Anonim mengatakan...

nyesel gue nonton ini film cuma bakar cuan aja

Anonim mengatakan...

terlalu nggak asyik untuk di tonton

Anonim mengatakan...

tunggu di netflix aja

Anonim mengatakan...

Siksa Badarawuhi Nggak OK

shane mengatakan...

wah senang dah baca reviewnya. akhirnya tidak semua crew cinecrib sependapat dan sepengertian. Bang arya ama rangga malah lebih suka sama mba Bada

Anonim mengatakan...

film sampah

Anonim mengatakan...

film komedi paling lucu 2024

Anonim mengatakan...

orangtua bawa bayi bocil ke bioskop nonton film badarawuhi itu emang keren banget otaknya

Anonim mengatakan...

film bergenre lesbian itu menyenangkan

Anonim mengatakan...

sebentar

sebentar

ini di desa penari

bukankah film dari kisah nyata ya

šŸ˜”šŸ˜’šŸ˜”

kok jadi fiksi begini ya

Anonim mengatakan...

ngantuk boring banyak bacot

Anonim mengatakan...

Aulia Sarah HOT BABE SEKSI

Anonim mengatakan...

tarian ular nya keren horny bagus banget di aula basement angkara murka

Anonim mengatakan...

versi uncut

versi upgrade

tetap artinya cuma bakar cuan

kasihan penonton diberi film sampah

Anonim mengatakan...

bagaikan de ja vu ini film blas sama banget sama yang pertama

bagus yang pertama

Anonim mengatakan...

gemes ngeliat film nya kok nggak seperti khas gaya kimo stamboel

Anonim mengatakan...

IMAX & 4DX lebih berasa nyosssss

Anonim mengatakan...

kacian monyet cuma jadi korban

Angga mengatakan...

Ga review dua hati biru mas?

Anonim mengatakan...

film mindblowing

Anonim mengatakan...

cult movie

Anonim mengatakan...

edan film nya

Anonim mengatakan...

WoW Badass Badarawuhi

Anonim mengatakan...

film kocak

Anonim mengatakan...

4 juta tembus

Anonim mengatakan...

Dancing Dirty

Anonim mengatakan...

film komedi terbaik 2024

Anonim mengatakan...

film ketoprak