THE BIRDS (1963)
Tiga tahun berselang setelah Psycho yang fenomenal, Alfred Hitchcock merilis sebuah film horror/suspense yang punya tema unik, yakni teror serangan burung. Film ini sendiri terinspirasi dari dua sumber. Yang pertama adalah sebuah short story berjudul The Birds yang ditulis oleh Daphne du Maurier pada 1952. Sedangkan inspirasi lainnya berasal dari kejadian nyata yang terjadi di California pada 1961 dimana para penduduk disana mendapati banyak bangkai burung di atap rumah mereka. Hitchcock yang tertarik kemudian meminta kopian berita mengenai peristiwa tersebut sebagai bahan penelitian untuk filmnya ini. Sekilas mungkin terdengar seperti ide yang konyol untuk sebuah film. Anakonda, buaya ganas sampai hiu putih jelas masih logis untuk dimasukkan dalam daftar hewan yang bisa memberikan teror mematikan, tapi burung? Tapi tunggu dulu, karena ini adalah film Alfred Hitchcock yang dikenal sebagai master of suspense. Dia adalah seseorang yang bisa membuat sebuah hal yang sederhana menjadi begitu menegangkan. Jadi bukan mustahil di tangan Hitchcock burung bisa lebih menyeramkan dari hiu putih sekalipun.
Melanie Daniels (Tippi Hedren) suatu hari bertemu dengan Mitch Brenner (Rod Taylor) saat sedang berada di sebuah toko burung di San Francisco. Merasa tertarik dengan tingkah laku Mitch yang misterius dan sempat "menipunya", Melanie lalu mencari tahu dimana Mitch tinggal. Sampai akhirnya ia tahu bahwa setiap weekend Mitch pergi ke Bodega Bay untuk mengunjungi ibunya, Lydia (Jessica Tandi) dan adik perempuannya yang berumur 11 tahun, Cathy (Veronica Cartwright). Dengan modus memberi kejutan sepasang lovebirds kepada Cathy yang akan berulang tahun, Melanie mendatangi rumah Mitch. Disana Melanie juga bertemu dengan Annie (Suzanne Pleshette) yang menjadi guru di sekolah Cathy. Di rumah Annie jugalah Melanie tinggal saat di Bodega Bay. Awalnya kunjungan Melanie terasa seperti sebuah liburan yang menyenangkan dimana hubungannya dengan Mitch juga makin dekat. Tapi lama kelamaan teror mulai terjadi, dimana sekumpulan burung mulai menyerang. Awalnya hanya satu dua ekor, tapi lama-lama ratusan burung menyerang warga kota termasuk Melanie.
Melalui The Birds saya makin memahami alasan seorang Alfred Hitchcock didaulat sebagai master of suspense. Hitchcock terlihat tahu benar bagaimana caranya menggiring penonton supaya bisa merasakan ketegangan dalam filmnya. Hal paling dasar yang ia lakukan adalah pembangunan kisah dan karakter. Dalam film ini dengan sabar dan bertahap Hitchcock memperkenalkan kita pada masing-masing karakternya dan secara bersamaan juga mulai membangun tensi cerita. Untuk The Birds dengan cerdik Hitchcock dan penulis naskah Evan Hunter mengawali kisahnya dengan suasana yang ringan bahkan cenderung kearah komedi romantis. Kemudian saat Melanie tiba di Bodega Bay perlahan suasana mulai bertambah serius meski saat itu masih tetap terasa unsur komedi romantisnya. Lalu tiba-tiba saja tensi dan suasana film diubah menjadi horror/suspense yang tentunya membuat penonton merasakan kekagetan. Hitchcock sendiri mengakui hal ini adalah sebuah "senjata" supaya penontonnya merasakan shock akibat suasana film yang berubah drastis. Lalu disaat film sudah berubah tone menjadi murni suspense, Hitchcock juga masih jago dalam membangun suasana yang menegangkan.
Bicara suasana menegangkan kemunculan burung di film ini benar-benar efektif dan selalu terasa menyeramkan. Baik itu dari tampilan visual sampai dari suara ratusan burung yang memekakkan telinga sanggup membuat saya merinding ngeri. Tanpa perlu sosoknya keluarpun, hanya dengan mendengar suara burung dalam film ini saja sudah terasa disturbing, apalagi disaat burung-burung sudah memulai serangannya dengan begitu ganas. Untuk contoh adegan lihat saja momen disaat Melanie datang ke sekolah untuk menengok Cathy. Sambil merokok dan diiringi suara nyanyian anak-anak ia menunggu di taman, tanpa menyadari satu persatu burung gagak berdatangan di belakangnya. Lalu saat ia sadar jumlah burungnya sudah mencapai ratusan. Damn! Itu sungguh sebuah adegan yang menjadi contoh kehebatan Hitchcock dalam membangun ketegangan. Semuanya berjalan perlahan, tidak ada gerakan cepat bahkan musik yang ada hanya iringan nyanyian anak-anak didalam kelas. Tapi justru itulah yang makin membuat suasana mengerikan. Kemudian adegan itu dilanjut dengan serangan massal gagak pada anak-anak yang juga terasa mengerikan. Selain rangkaian adegan tersebut masih banyak adegan lain yang mengerikan bahkan cukup sadis.
The Birds dimata saya tidak hanya sebuah serangan burung tapi mengingatkan saya tentang sebuah keadaan peperangan, apalagi ada sebuah adegan yang mengatakan tentang The Bird's War. Saya justru merasa para burung ini seolah menjadi gambaran pesawat-pesawat militer yang melakukan serangan masal ke perkampungan dimana para penduduknya tidak tahu menahu alasan serangan tersebut. Para penduduk termasuk anak-anak hanya bisa berlari sambil menangis dan ketakutan di tengah serangan tersebut. Sama seperti orang-orang sipil korban perang itu, kita sebagai penonton bahkan karakter dalam filmnya tidak tahu pasti alasan dan penyebab serangan burung tersebut. Sebuah hal yang meninggalkan kekecewaan untuk saya pada awalnya tapi setelah merenung lagi bukankah hal seperti ini yang lebih sering terjadi? Saat serangan masal saya yakin para korban tidak akan tahu penyebabnya, dan yang mereka tahu hanya mencoba menyelamatkan diri dari teror menakutkan tersebut. Yah, atau mungkin saja serangan burung itu adalah balas dendam mereka terhadap ulah manusia yang selalu mengurung para burung didalam kandang tanpa tahu apakah sebenarnya burung-burung itu bahagia atau tidak, dan pada akhirnya burung-burung tidak mau tahu tentang ketakutan manusia saat mereka melakukan serangan masal tersebut.
Jikapun ada kekurangan yang terasa mengganggu itu adalah beberapa hal yang bagi saya agak diluar logika. Salah satu contohnya adalah ketertarikan Melanie pada Mitch yang sampai membawanya rela mengemudi begitu jauh ke Bodega Bay sambil membawa lovebirds. Saya rasa untuk seorang wanita yang baru sekali bertemu seorang pria meskipun tertarik dan menyukai pria tersebut tidak akan langsung seniat itu seperti apa yang dilakukan Melanie. Beberapa hal yang ia lakukan juga terasa terlalu bodoh meski masih bisa saya terima jika dibandingkan dengan alasan ia jauh-jauh datang ke Bodegan Bay tersebut. Efek CGI kemunculan burungnya mungkin akan terlihat buruk jika dilihat sekarang. Tapi jangan lupa ini adalah film yang dibuat hampir 50 tahun yang lalu, dan pada saat itu efek CG dalam film ini sanggup mendapat nominasi Oscar! The Birds bukan karya terbaik Hitchcock yang pernah saya tonton, tapi jelas masih sebuah horror/suspense yang sangat menegangkan dan mampu membuat burung menjadi salah satu teror paling menakutkan dalam sejarah film, bahkan lebih menakutkan dari film-film serangan buaya yang pernah saya tonton.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
4 komentar :
Comment Page:sayangnya setelah film ini, film2 hitchcock slanjutnya seperti torn curtain, topaz, dll krg laku di pasaran...
yg stranger's on a strain udah nonton?
Alfred Hitchcock emang pinter meramu suspense dr situasi yg trlihat biasa..tp mnurutku hal yg mengganjal adalah adegan romance nya. Bnyk film Hitchcock yg ak krg sreg di bagian romance krn trkesan trburu2 mmbuat pmeran utamanya slg jatuh cinta.spt di ulasan ini, Melanie trlihat trlalu bucin pdhl baru prtama Kali brtemu Mitch.. itu yg bikin janggal.. film lain spt notorious, vertigo, Rebecca trlihat krg matang eksekusi romance nya..ak bakal maklum klo romance cm jd sampingan tp utk kasus notorious dan Rebecca yg berawal dr prcintaan berbalut suspense terasa krg greget.. well, sbg penikmat film klasik ak tetep respect pd Alfred Hitchcock yg berani bereksperimen
film alfred hitchcock pertama kali yang saya tonton adalah vertigo hingga sampai semua film setelahnya sudah saya tonton penuh.
#alfredhitchcock
#mastersuspens
#gitu
Posting Komentar