THE CAMPAIGN (2012)

Tidak ada komentar
Jay Roach jelas bukan sutradara kemarin sore dalam dunia perfilman komedi jika kita melihat dari filmography yang ia miliki. Dia adalah orang yang menyutradarai semua film dari franchise Austin Powers. Jay Roach juga pernah menyutradarai Meet the Parents dan sekuelnya, Meet the Fockers. Tidak semua karyanya adalah film komedi yang bagus memang, tapi jika dibandingkan dengan sutradara komedi lain macam Dennis Dugan jelas Jay Roach punya kualitas jauh diatasnya. Kali ini berhubung suasana kampanye dan pemilihan umum sedang cukup hangat termasuk di Amerika Serikat yang pada November lalu baru saja menggelar pemilihan Presiden, Jay Roach membuat sebuah film yang mengangkat isu dan intrik politik yang terjadi dalam kampanye. Tentunya ini bukan sebuah film politik yang rumit dan serius, melainkan sebuah komedi yang penuh dengan lelucon seks yang konyol. Duo Will Ferrell dan Zach Galifianakis menjadi pemain utama, sedangkan beberapa nama besar lain seperti Jason Sudeikis, Dylan McDermott, Brian Cox hingga Dan Aykroyd menjadi pemeran pendukung. Jadi apakah The Campaign akan menjadi sebuah keberhasilan lain atau kegagalan berikutnya bagi Jay Roach....dan Will Ferrell?

Cam Brady (Will Ferrell) adalah anggota kongres dari partai Demokrat yang sudah menjabat selama empat kali berturut-turut sebagai wakil dari Distrik 14 North Carolina. Kali ini Cam kembali mencalonkan diri untuk kelima kalinya dan lagi-lagi menjadi calon tunggal yang berarti kemenangannya hanya tinggal menunggu waktu saja. Namun sebuah skandal seks membuat popularitasnya menurun di mata masyarakat. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh dua bersaudara Glen (John Lithgow) dan Wade Motch (Dan Aykroyd) yang merupakan sepasang pengusaha kaya yang korup. Motch bersaudara berniat membangun sebuah pabrik boneka yang berisikan tenaga kerja dari Cina supaya mereka bisa meraup jauh lebih banyak keuntungan. Untuk itulah mereka mencoba memajukan calon lain yang akan mereka kontrol untuk bisa mengalahkan Cam Brady. Pilihan jatuh kepada wakil partar Republik bernama Marty Haggins (Zach Galifianakis). Investasi jutaan dollar pun digelontorkan oleh Motch bersaudara untuk memenangkan Marty, termasuk mempekerjakan Tim Wattley (Dylan McDermot) sebagai manajer kampanye Marty. Masalahnya adalah, Marty dikenal sebagai orang yang bodoh, lugu dan aneh. Tentu saja persaingan antara dua calon yang sama-sama "tidak beres" ini akan menjadi ajang kampanye yang konyol.

Meskipun kisah fiktif, jelas The Campaign memberikan beberapa sindiran dan referensi terhadap apa yang terjadi di dunia nyata. Kisah tentang bagaimana janji-janji palsu yang diumbar dalam kampanye, strategi black campaign yang membuat antar pasangan saling menjatuhkan dengan cara kotor sekalipun, ikut campurnya pihak tertentu yang mengatur hasil pemilu, dan tentunya berkaitan dengan itu adalah kekuatan uang yang benar-benar berperan besar dalam proses kampanye hingga pemilihan. Pada masa kampanye media akan benar-benar menyoroti para calon yang sedang bersaing, dan pada akhirnya bukan tidak mungkin para calon tersebut melakukan faking good untuk memberikan kesan yang positif mengenai mereka dimata masyarakat. Namun dengan melakukan hal tersebut mungkin saja meski mendapat tanggapan positif masyarakat, sang calon tetap tidak merasakan kebahagiaan akibat hidup tidak dengan jalan yang ia senangi. Tidak hanya konteks ceritanya, namun beberapa karakter juga berlandaskan dari kenyataan, dimana salah satu contohnya adalah Motch Brothers yang didasarkan dari Koch Brothers yang juga sepasang pengusaha kaya yang juga terjun ke dunia politik.
Seperti judulnya, The Campaign memang akan menyajikan konflik dan segala daya tariknya pada masa kampanye yang penuh intrik. Disitulah kita akan disuguhi berbagai pertunjukkan dan sindiran terhadap hal-hal politik yang penuh kebusukan. Sekilas film ini penuh dengan intrik yang rumit dan konflik yang berat, namun pada akhirnya pendekatan komedi yang cukup kental dengan aroma seksnya membuat The Campaign tidak terasa sebagai sebuah tontonan yang sulit untuk dicerna. Disatu sisi hal ini membuat filmnya menghibur, tapi sayangnya nuansa satir dan sindiran politik seperti yang saya tuliskan di paragraf sebelumnya menajdi kurang terasa, tenggelam oleh segala lelucon seks yang ada. Tapi untungnya sajian komedi yang disajikan tidak termasuk garing, bahkan bagi saya lumayan. Beberapa momen memang tidak mengesankan dan berlalu begitu saja, namun harus diakui ada beberapa momen yang mampu membuat saya tertawa. Momen-momen lucu tersebut mayoritas berasal dari momen yang cukup berani konten komedinya seperti adegan memukul bayi. Jika dibandingkan komedi terbaik tahun ini yaitu 21 Jump Street, memang The Campaign tidak memiliki momen selucu film itu, tapi setidaknya bagi saya film ini masih jauh lebih lucu daripada berbagai sajian komedi seks yang bodoh lainnya.

Sayangnya film ini punya beberapa momen membosankan di bagian pertengahan, terutama saat filmnya mulai dimasuki unsur drama keluarga. Jujur momen politiknya jauh lebih menyenangkan diikuti daripada drama keluarganya yang membosankan. Parahnya lagi, momen komedi yang muncul pada saat bagian drama keluarga tersebut tidak selucu komedi yang muncul di bagian politik film ini. The Campaign beruntung punya Will Ferrell dan Zach Galifianakis yang tampil begitu kuat dalam peran masing-masing yang punya karakterisasi bertolak belakang satu sama lain. Will Ferrell memang tetap tampil bodoh di beberapa adegan, namun saat dituntut sebagai politisi yang jago bicara didepan publik dia sanggup melakukannya dengan baik. Begitu pula dengan Galifianakis yang sanggup membuat karakter Marty bertansformasi dari politisi baru yang bodoh, lugu dan aneh menjadi jauh lebih berkompeten dan menjadi lawan sepadan bagi Cam Brady. Pujian patut diberikan pada Jay Roach atas hal ini (akting dan eksekusi komedi yang lumayan bagus). Secara keseluruhan The Campaign tidak buruk dan masih mampu memberikan hiburan bagi saya, namun tidak secara konsisten sepanjang 85 menit durasinya.


Tidak ada komentar :

Comment Page: