THE MASTER (2012)

6 komentar
Karya terbaru dari Paul Thomas Anderson (PTA) ini jelas sudah sangat dinanti-nanti setelah film terakhirnya yang luar biasa, There Will Be Blood. Kehadiran Joaquin Phoenix sebagai aktor utama setelah sempat memutuskan rehat dari dunia akting jelas menarik perhatian. Selain itu masih ada dua nama besar lain yakni Philip Seymour Hoffman dan Amy Adams. Tapi yang paling mengundang perhatian dan memancing kontroversi dari film ini tentunya dari segi cerita yang disebut-sebut membahas tentang Scientology. PTA yang juga bertindak selaku penulis naskah memang membantah hal tersebut, meski dia sendiri mengakui bahwa sosok L. Ron Hubbard yang tidak lain adalah pendiri Scientology cukup menginspirasinya dalam menciptakan karakter Lancaster Dodd yang diperankan Philip Seymour Hoffman. Saya sendiri tidak terlalu memusingkan perihal tersebut, yang penting ini adalah film PTA yang merupakan jaminan mutu. Lagi pula dari trailer yang beredar saya berekspektasi cukup tinggi pada film ini. Dari teaser trailer yang hanya menampilkan sosok Joaquin Phoenix dalam beberapa adegan yang nampak indah dibalut iringan musik unik dari Jonny Greenwood, saya sudah dibuat tertarik pada film ini.

Tapi tokoh utama dari The Master sebenarnya bukan Lancaster Dodd, melainkan Freddie Quell (Joaquin Phoenix), seorang veteran Perang Dunia II yang mengalami post-traumatic stress disorder sebagai dampak dari pengalamannya di medan perang. Hal itu menjadikan Freddie sebagai sosok yang sangat terobsesi pada seks dan juga mengalami kecanduan terhadap alkohol. Jangan bayangkan Freddie sebagai seorang alkoholik biasa, karena dia tidak ragu untuk meminum campuran dari berbagai hal yang cukup gila mulai dari bahan bakar torpedo hingga cairan thinner. Kecanduan alkohol dan ptsd yang ia alami sering menimbulkan masalah bagi Freddie. Dia dipecat dari pekerjaannya sebagai fotografer, bahkan pernah membuat orang tua di tempatnya bekerja sebagai petani tewas akibat minuman yang ia berikan. Hingga akhirnya Freddie secara diam-diam menyusup ke sebuah kapal mewah yang ternyata dimiliki oleh Lancaster Dodd. Alih-alih mengusir Freddie, Dodd yang memperkenalkan dirinya sebagai seorang penulis justru menawarkan Freddie untuk tinggal bersamanya. Ternyata Lancaster Dodd adalah seorang pimpinan dari sebuah perkumpulan cult bernama The Cause. Dari situlah Freddie mulai mencoba menyembuhkan "kegilaan" yang ia alami. Disisi lain Lancaster Dodd juga sangat ingin menyembuhkan Freddie walaupun anggota yang lain termasuk sang istri, Peggy (Amy Adams) menaruh curiga pada Freddie.

Banyak yang mengkritisi jalan cerita The Master yang dianggap tidak jelas tujuannya. Mengatakan  ini kisah tentang sebuah organisasi cult rasanya kurang tepat, mengingat The Cause sebenarnya tidak terlalu dieksplorasi. Kita tidak diberi tahu secara detail tentang ajaran apa yang disebarkan selain pemahaman filosofis mengenai a previous life. Film ini juga bukan menelusuri kisah Lancaster Dodd sebagai sang master dari organisasi tersebut. Sosoknya memang memunculkan beberapa pertanyaan tentang sifatnya hingga motivasinya dalam mendirikan The Cause juga tetap dibiarkan tak terjawab. Sosoknya terasa ambigu, namun kita tahu bahwa sebenarnya Dodd mempunyai masa lalu yang mungkin tidak kalah kelamnya jika dibandingkan masa lalu dari Freddie. Dia mampu membuat orang lain mengikuti ajarannya. Dia mampu membuat pengikutnya percaya pada kata-kata dan filosofinya, tapi disisi lain terasa ada pula keraguan tentang sesuatu dalam dirinya. Hubungannya dengan Freddie sendiri bisa dibilang menimbulkan pertanyaan. Apa yang membuat mereka begitu dekat dan punya ikatan yang sangat kuat? Ini jelas bukan sekedar hubungan guru dan murid atau teman biasa. Ini lebih seperti bromance yang tercipta lewat sebuah hubungan yang unik. 
Dodd begitu peduli pada Freddie bahkan mengkalim sebagai satu-satunya orang yang menyukai Freddie. Disaat semua orang ragu, Dodd justru terus berusaha menyembuhkan kegilaan Freddie. Sedangkan disisi lain, Freddie nampaknya tidak terlalu terpikat dengan filosofis yang diajarkan Dodd, tapi dia terpukau dengan karisma yang ditunjukkan sang master dan bagaimana Dodd bisa dengan begitu lihai menarik banyak orang. Freddie selalu terlihat terpukau dan senang saat menyaksikan Dodd berbicara didepan para pengikutnya dengan penuh keyakinan. Sepanjang film kita memang akan diperlihatkan bagaimana berbedanya Freddie dan Dodd. Freddie yang terus terjerumus pada kegilaan dan kencanduan alkoholnya terlihat sebagai sosok urakan yang tidak jelas. Berbeda dengan Dodd yang penuh filosofi luar biasa, kepintara ilmiah dan karisma yang mampu membuatnya dicintai para pengikutnya. Tapi pada akhirnya benarkah Dodd lebih yakin pada apa yang ia percayai daripada Freddie? Karena pada akhirnya The Master mempunyai sebuah ending yang bisa dibilang cukup ambigu mengenai pertanyaan tersebut disaat Freddie dan Dodd masing-masing menentukan bagaimana mereka melanjutkan hidup.
The Master berulang kali menyinggung mengenai masa lalu dari sudut pandang tiap-tiap karakternya. Ajaran The Cause berfokus mengenai mencari jalan keluar lewat masa lalu. Lancaster Dodd secara tersirat mempunyai masa lalu yang cukup kompleks dan itu juga terlihat dari ajaran yang ia sebarkan. Sedangkan Freddie jelas punya berbagai masalah di masa lalunya yang dieksplorasi cukup dalam, dan itu mempengaruhi perilakunya di masa sekarang. Terasa sangat jelas pula bahwa The Master punya banyak hal untuk disampaikan. Namun sekilas PTA terasa kurang mengeksplorasi secara maksimal hal-hal tersebut, hingga banyak yang beranggapan film ini tidak jelas maksudnya ingin bercerita tentang apa, dan mungkin akan terasa terlalu ambisius dalam berutur. Tapi bagi saya sendiri, sebenarnya The Master punya jawaban akan semua itu, hanya saja PTA tidak menampilkannya secara gamblang dan lebih memilih bertutur dengan hal-hal tersirat yang mungkin akan terlewat oleh penonton. Sebenarnya The Master dan There Will Be Blood punya beberapa kesamaan dalam beberapa hal, diantaranya adalah tentang pencarian seseorang akan penyembuhan spiritual terhadap dirinya. 

The Master punya kekuatan yang maksimal dari berbagai aspek teknis. Gambar-gambar indah silih berganti mengisi adegan demi adegan dalam filmnya. Keindahan itu makin diperkuat dengan isian musik dari Jonny Greenwood. Gitaris Radiohead ini berhasil memberikan suguhan musik yang dengan begitu baik mampu membangun suasana filmnya. Tentunya musik dari Jonny Greenwood bukanlah musik biasa. Layaknya musik yang ia munculkan dalam lagu-lagu Radiohead, bunyi-bunyian aneh tetap akan terdengar dalam film ini. Tapi adegan-adegan terbaik dalam The Master tidak hanya mengandalkan gambar indah ataupun isian musik Jonny Greenwood. Adegan-adegan sederhana pun bisa terasa luar biasa berkat pengemasan dari PTA dan tentunya akting maksimal dari para pemainnya. Salah satu adegan terbaik yang disajikan secara sederhana tentunya disaat Dodd melakukan sebuah sesi tanya jawab dengan Freddie yang berujung pada terungkapnya beberapa fakta dari masa lalu Freddie. Disitu kita hanya akan diperlihatkan close-up dari ekspresi wajah Joaquin Phoenix. Saya begitu menyukai bagaimana kuatnya emosi yang ditampilkan lewat ekspresi dan cara Joaquin Phoenix mengucapkan dialognya di adegan tersebut.

Pada akhirnya jika bicara tentang departemen akting, The Master memang unggul dalam hal tersebut. Film ini mendapat tiga nominasi pada Oscar 2013, dan semuanya datang dari departemen akting. Joaquin Phoenix mendapat nominasi Best Actor lewat sebuah penampilan yang bagi saya pribadi adalah yang terbaik jika dibandingkan nominator lainnya. Phoenix mampu menciptakan karakterisasi yang begitu kuat pada sosok Freddie lengkap dengan ciri khas baik dari gestur badan hingga ekspresi wajah. Saya selalu suka bagaimana tatapan mata dan senyumnya yang berbicara banyak meski tidak ada satu katapun yang terucap dari mulutnya. Dinamika emosi yang ia mainkan juga begitu luar biasa. Saya akan lebih memilih Joaquin Phoenix dibandingkan Daniel Day-Lewis. Sedangkan Philip Seymour Hoffman dan Amy Adams masing-masing mendapat nominasi Best Supporting Actor dan Best Supporting Actress. PSH sanggup memperlihatkan sosok Lancaster Dodd yang berkharisma dan pandai mengolah kata untuk membawa seseorang masuk ke alam meditasi mereka. Tapi yang lebih kompleks adalah disaat PSH sanggup memperlihatkan betapa kompleksnya kepribadian Dodd yang tidak terlihat dari luar namun tersirat dari beberapa momen. Sedangkan Amy Adams mungkin tidak terlalu banyak dieksplorasi tapi tiap kata yang keluar dan tatapn matanya yang dingin selalu menjadi momen yang luar biasa.

The Master mungkin bukan karya terbaik Paul Thomas Anderson, tapi jelas salah satu film terbaik 2012 sekaligus salah satu film paling underrated. Saya sama sekali tidak merasa film ini minus arah yang jelas dalam ceritanya, karena PTA sudah memperlihatkan dan mengeksplorasi semua hal tersebut, hanya saja tidak ia sajikan secara gamblang dan lebih tersirat. The Master adalah sajian 137 menit yang tidak pernah membosankan, terasa begitu powerful dan punya keindahan tersendiri.

6 komentar :

Comment Page:
Nugros C mengatakan...

Freddy-Dodd >< Plainview-Eli
cuma bedanya klo di TWBB mereka saling menghancurkan

yup, underrated-dianaktirikan banget nih ama Oscar, coba Harvey lebih getol kampanye buat ini (tapi sepertinya dia sudah dibutakan oleh Silver Linings LOL),
maksud ane seenggaknya ni film bisa lah dpet nomine screenplay, sinematografi, score...klo emang director+Best Pic terlalu susah

Rasyidharry mengatakan...

Iya, kalo diliat lagi banyak kesamaan film ini sama TWBB.
Haha iya, buat sinematografi sama bagian sound/musik harusnya bisa dapet

aditya ferdy ra hmadany mengatakan...

filmnya q gak mudeng tapi aktingnya yang bikin gak bosen

Rasyidharry mengatakan...

Banyak sih hal-hal yang disiratkan dalam ceritanya, tapi emang sekilas kayak nggak punya plot yang pasti

Anonim mengatakan...

3 poster the Master punya persamaan. Yaitu karakter filmnya yg ter copy paste. Seperti poster diatas. Poster lain jga menampilkan Phoenix di tengah poster dgn Adams dan Hoffman disamping doi yg ter multiply jga. Sampul bluray nya jga seperti Rorschach test yg nge mirror karakternya.

Hubungannya apa dgn filmnya sendiri? Saya merasa ada yg odd disini

Anonim mengatakan...

Beda kelas sama Daniel day lewis