DESPICABLE ME 2 (2013)
Studio animasi Illumination Entertainment membuat kejutan tiga tahun lalu saat film perdana mereka, Despicable Me sukses meraih pendapatan lebih dari $500 juta di seluruh dunia. Kejutan tidak hanya sampai kesuksesan komersial, karena film tersebut juga berhasil melahirkan karakter ikonis baru yang begitu disukai oleh orang-orang di seluruh dunia. Ya, karakter tersebut tidak lain adalah Minion. Meski secara kualitas filmnya biasa saja, namun kemunculan makhluk kuning menggemaskan yang selalu mengumbar kekonyolan tersebut sukses membuat para penonton jatuh cinta. Kini sosok Minion bisa dilihat dalam berbagai media, mulai dari merchandise sampai berbagai macam game. Tentu saja pihak studio tidak perlu berpikir panjang untuk membuat sekuelnya. Masih disutradarai oleh duo Pierre Coffin dan Chris Renaud, Despicable Me 2 akan menghadirkan cerita yang bisa dibilang berkebalikan dari film pertamanya. Jika di film pertama Gru diceritakan adalah seorang penjahat yang ingin menguasai dunia dan berusaha mencuri bulan untuk menjadi penjahat nomor satu, pada sekuelnya ini dia sudah bertobat dan justru direkrut untuk menghentikan aksi seorang penjahat yang berniat untuk menguasai dunia.
Ya, kini Gru memang sudah pensiun sebagai penjahat dan menjadi ayah dari Margo, Edith dan Agnes. Mereka berempat hidup sebagai keluarga yang bahagia, meski sebenarnya ada yang kurang, yakni sosok istri sekaligus ibu bagi ketiganya. Suatu hari Gru dikejutkan oleh kedatangan Lucy, seorang agen rahasia dari organisasi Anti-Villain League yang bertugas memberantas kejahatan berskala global. Gru dibawa secara paksa oleh Lucy untuk menemui Ramsbottom di markas besar AVL yang terletak di dasar laut. Disana Gru dengan segala pengalamannya sebagai penjahat kelas kakap dimintai bantuan untuk mencari seorang supervillain misterius yang baru saja mencuri sebuah formula genetis berbahaya. Dari situlah awal petualangan Gru dan Lucy untuk mencari sosok penjahat misterius tersebut dimulai.....dan tentunya dengan bantuan para Minion yang kali ini jumlahnya makin banyak. Jika anda menonton Despicable Me 2 dengan harapan untuk menyaksikan aksi konyol para Minion maka berbahagialah karena film ini akan memuaskan dengan sepuas-puasnya keinginan anda itu. Tidak hanya jumlah Minion saja yang makin bertambah, porsi mereka menampilkan berbagai aksi bodoh nan konyol juga turut dilipat gandakan disini.
Orang-orang dibalik film ini memang sudah menyadari benar senjata apa yang mereka miliki. Mereka sadar bahwa untuk menyaingi Pixar lewat cerita ataupun DreamWorks lewat aksi dan kualitas grafis adalah pekerjaan yang sulit. Maka dari itu mereka memilih mengesampingkan berbagai aspek tersebut dan mengerahkan amunisi andalan mereka semaksimal mungkin, yaitu Minion. Kemunculan para Minion di film ini memang begitu mendominasi, bahkan hampir setiap adegan atau setidaknya peralihan adegan akan menampilkan beberapa Minion menggemaskan yang bertindak konyol. Satu hal yang membuat kemunculan Minion di film pertama begitu spesial adalah karena para makhluk kuning ini masih merupakan hal segar yang memberikan efek kejut. Selain itu, kemunculan mereka turut membangun plot ceritanya sehingga dasar cerita yang sebenarnya biasa saja itu terasa jauh lebih menarik. Yang menjadi masalah dalam sekuelnya adalah Minion terlalu berlebihan dalam mendominasi filmnya. Cerita dari film ini menjadi dikesampingkan, dan seering sekali kehilangan fokusnya. Disaat cerita mulai berjalan, tiba-tiba kita disuguhi adegan para Minion yang tidak ada hubungannya dan cerita, begitu seterusnya.
Awalnya hal itu terasa menyegarkan, tapi semakin lama ceritanya semakin berantakan dan melelahkan. Begitu banyak hal yang coba disampaikan oleh film ini seperti kisah cinta ayah dan anak serta bagaimana seorang ayah memberikan proteksi kepada anak perempuannya, sebuah keluarga yang mencari figur ibu, kisah cinta dua karakter utamanya, sampai dilema seorang penjahat yang beralih sisi kepada kebaikan. Tapi sayangnya berbagai kisah yang cukup banyak tersebut menjadi tidak ada satupun yang berhasil akibat cara penceritaannya yang begitu berantakan dan tidak terfokus. Saya tidak pernah menjadi fans berat Minion, tapi saya akui kemunculan mereka memang menghibur dan menarik ditonton. Hal itu masih berlaku di film ini, tapi porsinya yang terlalu banyak malah membuat kelucuan yang hadir makin lama makin menurun dan makin merusak jalan cerita. Plot-nya seolah tidak memiliki tujuan dan tidak ada hasrat untuk menciptakan kisah yang menarik dari penulis naskahnya. Yang diperhatikan adalah bagaimana cara memunculkan Minion sebanyak dan sekonyol mungkin. Bagi saya itu adalah hal yang patut disayangkan, karena Despicable Me 2 punya potensi yang jauh lebih banyak, seperti ketiga sosok gadis kecil yang di film pertamanya tidak kalah menggemaskan khususnya Agnes. Di film ini porsi mereka jauh lebih sedikit dan tidak berperan besar.
Bagi anak kecil Despicable Me 2 akan menjadi tontonan yang sangat menyenangkan, terbukti beberapa bocah yang duduk di sebelah saya selalu tertawa hampir di setiap adegan. Bagi penonton yang ingin menyaksikan para Minion sebanyak mungkin, film ini juga pasti akan memuaskan. Tapi bagi saya Despicable Me 2 tidak ubahnya sebuah rangkaian cerita yang gagal disatukan dengan baik untuk menjadi satu kesatuan yang harmonis. Jika saya hanya ingin menonton Minion, mungkin lebih baik saya memainkan game-nya atau mengkoleksi merchandise mereka. Tapi saya mengharapkan lebih dari itu. Tetapi bagi anda yang masih belum merasa puas dengan kemunculan para Minion berbahagialah karena tahun depan akan dirilis spin-off dari Despicable Me yang berjudul Minions. Ya, dari judulnya bisa ditebak bahwa film tersebut akan berfokus pada para Minion tanpa terbatasi hal apapun. Mungkin hal itu akan jauh lebih baik daripada mengorbankan cerita yang seharusnya tidak berfokus pada mereka hanya seperti film ini yang berakhir mengecewakan.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar