2 GUNS (2013)
Rasyidharry
September 25, 2013
Action
,
Batlasar Kormakur
,
Bill Paxton
,
Comedy
,
Crime
,
Denzel Washington
,
Edward James Olmos
,
Lumayan
,
Mark Wahlberg
,
REVIEW
Tidak ada komentar
Setelah menuytradarai sebuah action-thriller berkualitas standar berjudul Contagion tahun lalu, sutradara asal Islandia Baltasar Kormakur kembali berusaha membuat sebuah sajian action menghibur berjudul 2 Guns. Kembali dibintangi Mark Wahlberg yang kali ini berduet dengan Denzel Washington, 2 Guns adalah sebuah adaptasi dari novel grafis berjudul sama. Kali ini Baltasar Kormakur tidaklah menyajikan sebuah film aksi yang eksplosif dan serius tapi merupakan sebuah action berbalut komedi yang mengetengahkan tema buddy cop sebagai sajian utamanya. Tentu saja yang paling menjadi daya tarik di film ini adalah melihat bagaimana kolaborasi antara Wahlberg dan Washington. Mark Wahlberg telah bermain di beberapa action-komedi termasuk yang paling baru dalam Pain & Gain milik Michael Bay. Sedangkan Denzel Washington adalah aktor yang identik dengan peran-peran serius, maka menarik dilihat bagaimana kolaborasi keduanya berjalan disini.
Bobby (Denzel Washington) dan Stigman (Mark Wahlberg) adalah pasangan yang bekerja sama melakukan berbagai kejahatan termasuk transaksi narkoba. Suatu hari setelah gagal bertransaksi dengan seorang drug lord bernama Papi Greco (Edward James Olmos) keduanya ditangkap di perbatasan Amerika dan Meksiko. Dari situlah perlahan kita tahu bahwa sesungguhnya mereka berdua adalah agen yang tengah menjalani misi penyamaran. Bobby merupakan agen DEA sedangkan Stigman adalah anggota angkatan laut Amerika. Mereka mempunyai misi masing-masing untuk mendekati Papi Greco namun sama-sama tidak tahu bahwa sebenarnya satu dan yang lain merupakan agen yang tengah menyamar. Untuk menjebak Papi Greco, Bobby dan Stigman berencana merampok bank tempat Papi menyimpan uangnya dengan tujuan menangkap sang drug lord atas tuduhan pencucian uang. Namun apa yang mereka dapatkan justru sebuah kejutan mengenai konspirasi-konspirasi lebih besar yang terjadi di sekitar mereka dan membuat keduanya dalam posisi tersudut. Kini Bobby dan Stigman harus bekerja sama melawan berbagai pihak mulai dari Papi Greco, Angkatan laut, hingga agen CIA korup yang kejam, Earl (Bill Paxton).
Sekali lagi saya merasa bahwa tidak menyaksikan trailer maupun mencari tahu lebih dalam tentang sinopsis dari suatu film sebelum menontonnya adalah keputusan yang tepat, karena akan ada beberapa kejutan yang cukup menarik dalam 2 Guns yang ternyata telah diungkap dalam trailer dan beberapa materi promosinya. Dengan ketidak tahuan tersebut saya pun dibuat cukup terhibur dengan beberapa kejutan mengenai identitas sesungguhnya dari Bobby dan Stigman yang sama-sama merupakan agen undercover. Diluar kejutan tersebut sebenarnya tidak ada hal baru dalam cerita film ini. Kisahnya sederhana tentang orang-orang yang terlibat dalam situasi terjepit dan berusaha membersihkan nama baik mereka. Tapi yang menjadi daya tarik utama dari 2 Guns memang bukanlah cerita dan bukan pula rentetan adegan aksi eksplosif pemacu adrenaline, melainkan kombinasi sempurna dari Mark Wahlberg dan Denzel Washington. Wahlberg sebagai Stigman yang selalu mengoceh dan menggoda wanita adalah karakter yang mampu memancing tawa. Kombinasinya dengan Bobby milik Denzel selalu berhasil menciptakan interaksi menarik lewat rentetan dialog kocak yang seringkali punya konten tidak penting namun selalu berhasil memancing tawa.
2 Guns adalah sebuah contoh bagaimana potensi utama buddy cop yang terletak pada karakterisasi dua pemeran utamanya yang saling mengisi digarap dengan baik. Kombinasi sempurna tersebut berhasil membuat keduanya menjadi karakter yang mudah disukai penonton. Saya tidak terlalu terkejut dengan Mark Wahlberg yang memang sudah mempunyai gayanya tersendiri untuk mengemban peran komedi, namun aksi Denzel Washington disini lebih mengejutkan saya. Dia memang aktor hebat, namun sebagai Bobby dia dituntut bisa menonjolkan sisi komedi disaat ia harus menjadi seorang kriminal penuh gaya yang banyak omong. Denzel pun mampu memberikan dua sisi pada karakter Bobby, yakni Bobby sang kriminal bergigi emas yang selalu tersenyum lebar dan Bobby si anggota DEA yang tengah dilanda dilema dan terpojokkan. Pembawaan menarik mereka berdua yang dipadukan dengan naskah penuh dialog kocak yang bagaikan versi "lembut" dari dialog ala Tarantino sanggup menghasilkan rangkaian tawa demi tawa yang menyenangkan. Belum lagi beberapa sentuhan komedi hitam yang tidak kalah lucu makin membuat 2 Guns menjadi sebuah buddy cop movie yang sangat menghibur tanpa perlu mengumbar terlalu banyak ledakan.
Klimaks film inipun tergarap dengan begitu baik dan boleh dikatakan sebagai klimaks yang gila disaat empat kubu yang terlibat konflik sepanjang film saling bertarung satu sama lain. Akan ada cukup banyak plot hole tapi semua itu terlupakan berkat keseruan dan kegilaan tanpa henti yang memuncak pada klimaks tersebut. Andai saja sosok Bill Paxton lebih dimaksimalkan lagi saya rasa tensi filmnya akan jauh lebih menarik, karena disini Paxton selalu berhasil mencuri perhatian lewat karakternya yang intimidatif dan kejam. Melihat hasil karya Baltasar Kormakur sebelumnya yakni Contraband, saya sesungguhnya tidak terlalu tertarik dan berekspektasi tinggi terhadap film ini karena mengira 2 Guns hanyalah sebuah buddy cop standar yang mengandalkan adegan aksi tanpa henti sebagai sajian utamanya. Tapi ternyata 2 Guns tidaklah seserius dan semembosankan itu bahkan sebaliknya merupakan tontonan penuh kesenangan dimana mulai dari sang sutradara hingga kedua aktor utamanya terlihat sedang bersenang-senang dalam memberikan kesenangan kepada penontonnya. Melihat 2 Guns pun saya tersadar bahwa tidak ada satupun instansi yang terbebas dari korupsi, dimanapun instansi tersebut berada.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar