MACHETE KILLS (2013)
Apa yang membuat Machete terasa menyenangkan? Jawabannya adalah berkat segala aspek over-the-top yang ada mulai dari gore sampai tingkat keseksian yang dijual dengan begitu murahan. Tapi sisi murahan yang ditampilkan oleh Robert Rodriguez tiga tahun lalu tersebut terasa sebagai sebuah bentuk kejujuran yang apa adanya. Pada akhirnya Machete memang menjadi sebuah hiburan bodoh yang menyenangkan namun semuanya tetap dirangkum dengan rapih meski dari luarnya terlihat begitu asal-asalan. Maka disaat film tersebut ditutup dengan "janji" bahwa Machete akan kembali lagi dalam dua sekuel berjudul Machete Kills dan Machete Kills Again saya pun dengan senang hati menantikan kembalinya Danny Trejo sebagai sosok super(anti)hero yang brutal tersebut. Masih sama seperti film pertamanya, Machete Kills menampilkan banyak bintang besar, bahkan jauh lebih banyak. Beberapa nama baru yang muncul antara lain Mel Gibson, Sofia Vergara, Amber Heard, Demian Bichir, Charlie Sheen, Vanessa Hudgens, Antonio Banderas hingga Lady Gaga. Bisa dilihat betapa ambisiusnya Robert Rodriguez untuk menghadirkan kegilaan yang jauh lebih besar di film ini.
Dilatar belakangi sakit hati dan hasrat membalas kematian kekasihnya, Sartana Rivera (Jessica Alba) Machete pun memilih menerima tawaran Presiden Rathcock (Charlie Sheen) untuk mengemban misi bagi Amerika Serikat. Misinya adalah menyusup ke Meksiko untuk menghentikan aksi seorang penjahat gila bernama Marcos Mendez (Demian Bichir) yang mengancam akan meluncurkan misil ke Washington. Dengan bantuan undercover agent bernama Blanca Vasquez (Amber Heard) Machete pun menyusup ke Meksiko untuk menyelamatkan dunia dari ancaman Marcos Mendez. Namun misi ini tidak semudah itu karena ada banyak pihak yang "mengganggu" aksinya mulai dari Madame Desdemona (Sofia Vergara) pemilik rumah bordil yang merasa Machete menculik puterinya, Cereza (Vanessa Hudgens) hingga seorang pembunuh misterius bernama El Chameleon yang memiliki banyak wajah mulai dari Cuba Gooding Jr. Antonio Banderas, hingga Lady Gaga. Ya, ini adalah misi yang rumit bagi Machete, bahkan begitu rumitnya saya yang menonton pun memilih untuk tidak lagi memikirkan segala cerita, identitas karakter hingga twist berlapis yang entah berusaha cerdas atau bodoh yang bertebaran disana sini.
Jika film pertamanya adalah tontonan bodoh yang sama sekali tidak berusaha pintar, maka Machete Kills merupakan tontonan yang berusaha terlalu keras untuk menjadi bodoh sampai harus mengolok-olok dirinya sendiri. Robert Rodriguez terasa berlebihan dalam usahanya membuat film ini bodoh, diluar nalar dan over-the-top. Memang kunci utama dari film kelas B macam ini adalah kebodohan dan aksi diluar nalarnya, tapi apa yang disajikan disini terasa terlalu berantakan. Kebrutalannya masih luar biasa bahkan jauh lebih tinggi dari film pertamanya, tapi kali ini tidak lagi terasa spesial mengingat saya sudah pernah melihat itu semua di film pertamanya. Menambah dosis memang efektif tapi jika terlalu banyak rasanya jadi membosankan dan monoton. Tapi lagi-lagi yang paling mengganggu adalah usaha film ini untuk menjadi bodoh seperti menambahkan beberapa efek CGI yang disengaja semurah mungkin sehingga nampak seperti film-film Asylum atau Syfy Chanel. Usaha untuk terlihat bodoh juga terlihat dalam pengembangan plotnya. Jelas logika harus dikesampingkan, tapi jalan ceritanya seolah disengaja untuk dibuat tidak masuk akal dan bodoh. Apalagi itu masih ditambah dengan berbagai twist yang terlalu banyak, jauh dari kata cerdas dan malah terasa membingungkan.
Begitu banyaknya subplot yang tidak penting dan hanya dimasukkan untuk menyelipkan bintangnya yang berjubel itu juga terasa mengganggu. Pada akhirnya dari sekian banyak nama besar banyaj pula yang kemunculannya hanya sekilas dan terasa tidak penting. Ambil contoh Lady Gaga. Saya jelas tidak mengharapkan kualitas akting hebat darinya tapi sisi eksentriknya yang berlebih itulah yang saya harapkan banyak dieksploitasi, namun pada kenyataannya ia hanya tampil seadanya. Bahkandia jauh lebih nyentrik dan gila di video klip atau aksi panggungnya daripada disini. Hal yang sama berlaku juga untuk Charlie Sheen, Antonio Banderas hingga Vanessa Hudgens yang terasa buang-buang potensi disini. Paling tidak Mel Gibson dan Demian Bichir cukup bisa menjadi hiburan meski nama terakhir juga nampak mengolok-olok reputasinya sebagai peraih nominasi Oscar disini. Danny Trejo sendiri masih cukup memuaskan sebagai Machete lengkap dengan segala one-line cheesy semisal Machete don't tweet atau Machete don't text.
Bohong jika saya mengatakan sama sekali tidak bisa menikmati Machete Kills. Meski terlalu banyak tapi momen gore-nya cukup menghibur mata, begitu pula dengan beberapa komedi yang meski tidak semua berhasil tapi ada beberapa yang berhasil memancing tawa seperti adegan seks 3D antara Danny Trejo dan Amber Heard. Tapi tetap saja pada akhirnya sekuel ini menjadi sekuel tidak perlu yang terlalu berupaya keras menjadi bodoh. Untuk apa usaha seperti itu? Toh pada dasarnya Machete memang sudah merupakan tontonan bodoh bukan? Keliaran Robert Rodriguez yang tidak terkontrol disini justru membuat filmnya menjadi terasa makin kacau balau dan tidak senikmat film pertamanya. Bahkan trailer Machete Kills...in Space yang muncul sebagai pembuka terasa jauh lebih menghibur. Tapi sudahlah, berkat trailer tersebut saya akhirnya tetap dibuat menunggu untuk film ketiganya nanti dimana Machete beraksi di luar angkasa. Akan lebih bagus lagi jika aksinya membunuh robot Justin Bieber yang muncul di trailer benar-benar diwujudkan di filmnya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar