20 FEET FROM STARDOM (2013)
Saya tertarik untuk menonton dokumenter yang satu ini bukan karena nama-nama yang terlibat di dalamnya atau karena tertarik pada topik yang diangkat. Saya merasa harus menonton film ini karena 20 Feet From Stardom berhasil meraih penghargaan Best Documentary Feature pada ajang Oscar beberapa waktu yang lalu mengalahkan The Act of Killing yang bagi saya sudah sangat bagus sekaligus kontroversial tersebut. Saya sendiri termasuk yang memprediksi film karya Joshua Oppenheier tersebut akan membawa pulang piala Oscar. Maka dari itu pada saat 20 Feet from Stardom berhasil menang saya cukup terkejut meski sebenarnya bukan sebuah kejutan besar mengingat film ini juga berhasil memenangkan beberapa penghargaan lainnya sebelum Oscar, tapi tetap saja saya penasaran film sehebat apakah yang sanggup mengalahkan The Act of Killing disaat film-film dokumenter unggulan lainnya seperti Blackfish dan Stories We Tell secara mengejutkan gagal menjadi nominator. Saya sendiri pada awalnya tidak terlalu tahu banyak tentang cerita dalam 20 Feet from Stardom kecuali bahwa dokumenter ini akan bicara tentang hal-hal berbau musik dan penyanyi kulit hitam dimana hal itu saya dapatkan dari poster filmnya. Pada kenyataannya film yang disutradarai oleh Morgan Neville ini memang berbicara tentang musik dan penyanyi, lebih tepatnya background singer, sebuah posisi yang selama ini selalu dipandang sebelah mata dan mulai terpinggirkan oleh kemajuan teknologi dalam recording.
Film ini akan banyak menampilkan para background singer mulai dari Darlene Love, Judith Hill, Merry Clayton, Lisa Fischer dan masih banyak lagi. Mungkin dari beberapa nama tersebut hanya Darlene Love dan Judith Hill yang paling dikenal. Darlene Love karena dia tampil dalam empat film Lethal Weapon sebagai Trish Murtaugh dan Judith Hill dikenal karena dia berhasil mencuri perhatian saat (hampir) berpartisipasi dalam konser This is It-nya Michael Jackson dan mengikuti ajang pencarian bakat The Voice. Memang secara keseluruhan para penyanyi latar ini selalu berada dibalik bayang-bayang para lead singer dan kebanyakan dari mereka gagal meraih kesuksesan sebagai bintang meski mempunyai bakat menyanyi dan suara yang luar biasa. Film ini akan membawa kita pada penelusuran terhadap karir mereka mulai saat masa keemasan para penyanyi latar pada era 60-an hingga 80-an, usaha mereka untuk mencapai mimpi mereka menjadi bintang besar sesungguhnya dan bukan hanya sebagai penyanyi latar sampai pada akhirnya saat mereka mengalami masa sulit disaat karir mereka mulai jatuh karena banyak hal mulai daru usaha solo yang tidak laku sampai semakin majunya teknologi rekaman yang tidak lagi membutuhkan adanya penyanyi latar untuk menciptakan harmonisasi vokal dalam sebuah lagu. 20 Feet from Stardom akan mengupas seluk beluk dari karir berbagai penyanyi latar tersebut.
Sebagai sebuah dokumenter yang berfokus pada kehidupan musisi tentu saja film ini diisi oleh begitu banyak musik-musik yang bagus. Berhubung para penyanyi latar ini sudah bekerja dengan begitu banyak musisi besar, maka lagu-lagu yang ditampilkan juga variatif mulai dari rock 'n roll sampai pop. Bicara soal para musisi besar, film ini membuat saya cukup kaget saat mengetahui para penyanyi latar ini sudah bekerja dengan begitu banyak musisi legendaris dalam begitu banyak lagu yang juga legendaris. Deretan musisi tersebut sebut saja Sting, Mick Jagger, Ray Charles, David Bowie, sampai raja pop Michael Jackson dan masih banyak lagi. Siapa yang menduga bahwa isian background vocal dari begitu banyak lagu bagus itu berasal dari orang-orang yang "itu-itu saja". Bahkan mereka juga mengisi efek suara dalam film Avatar-nya James Cameron. Tentu saja hal tersebut menimbulkan kekaguman saya akan kehebatan para penyanyi latar tersebut. Saya tahu lagu-lagu yang diputar tapi sama sekali tidak tahu bahwa mereka juga turut memberikan sumbangsih yang tidak kecil dalam lagu-lagu tersebut. Film ini memang banyak bicara tentang mereka yang selalu berada dibalik bayang-bayang, tidak dikenal tapi sesungguhnya punya bakat yang sama sekali tidak kalah dari para bintang-bintang besar yang jauh lebih terkenal.
Film ini juga membahas tentang mimpi mereka para penyanyi latar untuk menjadi superstar yang kebanyakan berujung pada kegagalan. Kenapa? Disatu sisi mereka jelas punya kualitas yang luar biasa, tapi kenapa mereka gagal menjadi bintang? Tentu saja semua itu karena faktor industri. Sudah bukan rahasia lagi kalau keberhasilan dalam industri termasuk industri musik tidak serta merta ditentukan oleh kualitas, karena bebragai faktor lain termasuk faktor X juga menjadi penentu kesuksesan seseorang dalam sebuah industri. Tapi sayangnya untuk hal yang satu ini 20 Feet from Stardom terlihat terlalu "takut" untuk menelusuri faktanya secara lebih mendalam dan menghadirkan sesuatu yang lebih berani dengan menyajikan opini dari berbagai pihak. Film ini terasa terlalu berat sebelah dengan memuja mereka para penyanyi latar dan mengasihani mereka atas kegagalan dalam industri musik dan serta merta menyalahkan para produser dan para pembesar industri lainnya sebagai biang utama kegagaalah para penyanyi latar ini dalam mencapai cita-cita mereka. Film ini terlalu banyak menyoroti kehebatan mereka tanpa terlalu banyak mengeksploitasi sisi gelapnya. Berulang kali film ini memperlihatkan para penyanyi yang ada menunjukkan bakat mereka dan membuat saya yang pada awalnya terkagum-kagum menjadi berujar "Iya, saya sudah tahu bakat mereka luar biasa, ayo beranjak ke hal lain yang lebih mendalam". Tapi sayangnya hal itu tidak pernah terjadi.
Kita memang diperlihatkan masa sulit mereka disaat ada yang sampai bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi itu hanya sekedar masa sulit bukan sisi gelap yang sesungguhnya. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada para penyanyi ini saat mencapai puncak kejayaan. Mungkin saya mereka sendiri yang menghancurkan mimpi tersebut bukan? Setidaknya hal tersebut tersirat dari beberapa fakta seperti saat salah seorang penyanyi berpose di majalah Playboy, sampai affair tersirat dengan Mick Jagger. Semua itu tersirat tapi tidak pernah dipaparkan secara lebih mendalam. Film ini pada akhirnya hanya seperti curahan hati yang sangat subjektif dari para penyanyi latar itu untuk meratapi kegagalan mereka menjadi bintang, menyalahkan para produser dan keadaan industri dibanding penelusuran mendalam tentang diri mereka. Bahkan Morgan Neville seperti seorang penggemar berat mereka yang hanya ingin memperlihatkan bakat luar biasa idolanya, memberikan kado "penghibur" pada sang idola lewat film yang membela mereka dan bukannya mengeksplorasi secara lebih jauh tentang sosok-sosok dalam film ini. Saya juga merasa film ini sedikit terlalu banyak dalam menampilkan pihak yang disorot. Pada akhirnya kedalaman emosi yang coba dibangun tidaklah terlalu terasa. Film ini berhasil membuat saya kagum dengan bakat mereka dan menikmati keindahan suara tiap-tiap penyanyi tapi tidak pernah berhasil membuat saya tersentuh akan perjalanan karir dan kehidupan mereka. Pada akhirnya saya hanya merasa "ya, suara penyanyi ini bagus" atau "ya, mereka hebat bisa bekerja dengan para bintang besar" tapi hanya itu. Terlalu berat sebelah untuk sebuah dokumenter. Ini adalah sbeuah film tentang penyanyi latar dan bagi saya 20 Feet from Stardomi lebih cocok jadi film yang seperti itu, dibalik bayang-bayang dokumenter yang jauh lebih powerful dan bukannya menjadi pemenang.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar