INSIDE LLEWYN DAVIS (2013)
Jadi apa yang dilakukan oleh Coen Brothers setelah membuat sebuah western berjudul True Grit? Apakah mereka kembali membuat sebuah film kriminal bernafaskan komedi penuh twist absurd yang selama ini menjadi ciri khas keduanya? Ternyata tidak. Joel dan Ethan Coen nampaknya masih belum ingin kembali ke zona nyaman mereka, karena film terbaru yang dibuat oleh duo sutradara sekaligus penulis naskah ini adalah sebuah dramedi berbalut iringan musik folk yang begitu kental. Tidak ada aksi kriminal yang berjalan salah penuh twist gila disini meski masih ada dialog-dialog cerdas, komedi hitam, serta alur yang terkadang sedikit nyeleneh. Tapi mungkin bisa dibilang Inside Llewyn Davis merupakan film dari Coen Brothers yang kisahnya paling terfokus, karena seperti judulnya film ini memang mengisahkan sebagian kecil kehiudpan dari seorang musisi folk bernama Llewyn Davis. Sekilas dari judulnya mungkin akan banyak orang mengira bahwa ini adalah film biopic, tapi sebenarnya Inside Llewyn Davis adalah murni fiktif, meski pengemasannya layak membuat film ini disebut sebagai fiction-biopic. Karakter Llewyn Davis beserta musiknya memang terinspirasi dari sosok musisi folk nyata bernama Dave Van Ronk. Bahkan judul dari film (dan album) serta cover album milik karakter Llewyn Davis juga mengambil dari sebuah album kompilasi milik sang musisi berjudul Inside Dave Van Ronk yang dirilis pada tahun 1989.
Ber-setting di New York tahun 1961, kita akan diperkenalkan pada Llewyn Davis (Oscar Isaac), seorang musisi folk yang menghabiskan waktunya manggung di cafe-cafe, termasuk Gaslight Cafe milik temannya, Pappi (Max Casella). Llewyn sesungguhnya merupakan musisi folk yang sangat berbakat. Dia punya suara yang indah, jago bermain gitar, serta pandai dalam membuat lagu-lagu folk yang syahdu. Bahkan dia sempat mencicipi kesuksesan saat ia membentuk duet bersama rekannya Mike (Chris Eldridge). Tapi semenjak Mike bunuh diri dengan melompat dari jembatan, karir Llewyn ikut hancur. Album solonya, Inside Llewyn Davis tidak laku di pasaran dan membuat Llewyn harus tinggal nomaden dengan menumpang tidur di sofa kenalan-kenalannya. Salah satu rumah yang paling sering ia tumpangi adalah rumah milik Jim (Justin Timberlake) dan pasangannya, Jean (Carey Mulligan). Disini kita akan melihat bagaimana kehidupan Llewyn yang sepertinya selalu diisi oleh kesialan dan hal-hal buruk lainnya.Kita akan melihat berbagai usaha Llewyn mulai dari memperbaiki karir musiknya, memperbaiki hubungan dengan Jean, sampai usahanya untuk mencari dan mengembalikan seekor kucing milik seorang teman yang tidak sengaja kabur saat Llewyn menginap dirumah temannya tersebut.
Seperti yang sudah saya singgung diawal, Inside Llewyn Davis masih tetap punya DNA dari film-film Coen Brothers termasuk alur yang berjalan dengan arah yang unik, hanya saja film ini terasa lebih sunyi, lebih kelam dan lebih syahdu. Mungkin film ini memang mengusung musik folk yang tidak terlalu digemari masyarakat umum, tapi bagi saya film ini jauh lebih mudah untuk diikuti bahkan dicintai dibanding film-film Coen Brothers lainnya. Saya sudah dibuat jatuh cinta sedari adegan pembukanya yang menampilkan Llewyn memainkan lagu Hang Me, Oh Hang Me dengan begitu indah lengkap dengan teknik sinematografi serta lighting yang membuat adegan tersebut tidak hanya terasa indah dan lovable tapi juga punya kesan "sakral". Pada akhirnya seiring dengan semakin jauh film ini melangkah menampilkan berbagai problema kehidupan Llewyn, semakin pula saya jatuh cinta pada film ini secara keseluruhan. Tidak hanya dari ceritanya, tidak hanya dari musiknya, tidak hanya dari sinematografinya, tidak pula hanya dari aktingnya melainkan keseluruhan film. Tidak seperti kebanyakan film-film Coen Brothers, alurnya terasa lebih sederhana dan mudah dicerna tanpa harus berpikir keras untuk mengaitkan poin demi poin dalam plotnya. Satu-satunya yang sedikit membingungkan mungkin hanya ending-nya yang ambigu, tapi diluar itu Inside Llewyn Davis berjalan sederhana tapi tidak terasa sederhana karena ini adalah sajian ballad movie yang begitu kelam nan syahdu
Ya, ini adalah film ballad, dan layaknya sebuah lagu ballad yang mempunyai lirik sedih serta melodi yang mengalun perlahan namun mencengkeram, Inside Llewyn Davis pun meninggalkan kesan yang kurang lebih sama. Kisahnya kelam bahkan cenderung kearah depresif melihat segala nasib buruk yang menimpa Llewyn bahkan hingga filmnya berakhir sekalipun. Seolah masih kurang, untuk membungkus kisah yang kelam itu, diberikanlah iringan musik-musik folk yang kental unsur baladanya serta sinematografi garapan Bruno Delbonnel yang memancarkan aura dingin, kelam dan berhasil menghantarkan atmosfer penuh kesunyian. Tapi jangan lupa kalau ini adaah film dari Coen Brothers yang berarti anda tidak akan begitu saja diberikan sebuah kisah yang "hanya" memiliki unsur kesedihan. Seperti biasa ada selipan komedi-komedi hitam khususnya yang berasal dari dialog-dialog yang ada. Komedinya sendiri berhasil dengan baik dan mampu membuat saya tertawa. Untuk porsi komedinya, diluar dugaan karakter Jean yang diperankan Carey Mulligan adalah yang paling sering membuat saya tertawa. lewat segala luapan kemarahan penuh umpatan yang ia tujukan pada Llewyn. Rentetan kata-kata kotor yang diberondongkan oleh Mullihan dengan tempo cepat terasa begitu lucu, khususnya saat ia menyebut Llewyn sebagai "adik idiot dari Raja Midas".
Pujian juga patut diberikan pada akting gemilang dari Oscar Isaac yang sanggup menampilkan sosok Llewyn yang dari luar sudah terlihat seperti orang dengan penuh kesulitan serta beban dalam hidupnya. Lihatlah tatapn matanya yang terasa penuh derita tanpa harus dibuat-buat. Pada akhirnya hal itu membuat momen saat Oscar bernyanyi benar-benar terasa seperti sebuah katarsis, curhatan penuh perasaan dari seseorang yang ingin meneriakkan dan berlari dari segala kesukaran hidup yang menghampiri. Lalu jika bicara soal bagian musikalnya, hanya satu kata yang tepat menggambarkan nomor musik dalam film ini, yaitu "indah". Musik folk bukanlah musik "pasar" dan jika salah satu tujuan film ini adalah untuk lebih memperkenalkan musik folk pada penonton maka itu berhasil untuk saya. Deretan lagu-lagu yang ada dalam film ini tidak hanya enak didengar, tapi juga sempurna membangun segala mood yang ada serta berhasil membuat saya mulai ingin mengenal lebih jauh lagu-lagu folk. Syahdu, indah, dan mencengkeram dengan perlahan tapi pasti. Tapi di samping kisah hidup Llewyn yang penuh nasib buruk, Inside Llewyn Davis juga merupakan satir terhadap dunia industri musik. Kita akan melihat bagaimana seorang musisi yang hidup sebagai seniman dengan idealismenya harus terlunta-lunta sampai melihat fakta bahwa untuk mendapatkan sebuah gig seseorang harus (literally) menjual dirinya.
Insde Llewyn Davis secara lebih luas juga mengeksplorasi sebuah pencarian jati diri dan intisari kehidupan. Llewyn adalah seorang yang tersesat dan sendiri. Semenjak kematian Mike dan menjadi artis solo ia bagaikan melangkah tanpa tujuan yang pasti. Dia sempat "hilang", sebelum akhirnya kembali "ditemukan" setelah mengetahui identitas dirinya, mengenali siapa dan bagaimana hidupnya yang pasti. Dari situlah saya meyakini bahwa sosok kucing yang ada dalam film ini merupakan metafora dari Llewyn itu sendiri karena adanya kesamaan dari tema yang dieksplorasi dalam diri Llewyn dengan hal-hal yang terjadi pada si kucing tersebut. Lalu bagaimana dengan ending-nya? Bagi saya pemaknaan ending-nya tidaklah pasti, tergantung seperti apa anda memaknai konklusi film ini. Jika anda merasa bahwa film ini ditutup dengan akhir yang kelam, maka bagian akhirnya cenderung bertutur tentang perputaran kembali hidup Llewyn yang masih akan menghadapi berbagai kesialan yang sama. Tapi jika anda memandangnya sebagai ending yang poitif, maka senyuman Llewyn di akhir berarti ia sudah bisa menemukan tujuan yang ia cari meskipun harus melewati berbagai macam kesulitan lagi. Inside Llewyn Davis merupakan salah satu karya terbaik dari Coen Brothers. Penuh makna dan keindahan serta memiliki berbagai aspek yang saling mengisi satu sama lain secara sempurna untuk menghasilkan sebuah tontonan yang segala sisinya mencerminkan kesunyian yang kelam, dingin tapi begitu indah.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar :
Comment Page:Sebelumnya Joel Coen membuatNo Country for Old Men yang sangat bagus. menengangkan tepatnya. Lalu saya menonton film ini dan terkejut dengan apa yang disajikan Joel (dan saudaranya), di luar ekspektasi, dan karena itu cukup membosankan, hehe
Posting Komentar