THE SECRET LIFE OF PETS (2016)
Setelah mengisi slot film mereka dengan franchise "Despicable Me" termasuk spin-off malas berjudul "Minions", Illumination Entertainment akhirnya kembali merilis film original yang sesungguhnya not-so-original mengingat kemiripannya dengan "Toy Story". Ya, pada dasarnya "The Secret Life of Pets" serupa karya Pixar tersebut, hanya saja protagonis mainan diganti hewan peliharaan lucu. Materi trailer-nya menarik, mengetengahkan kegiatan para hewan tatkala pemiliknya meninggalkan mereka di rumah. This could be Illumination's best movie since "Despicable Me", unfortunately that's not the case especially when the fast-paced action antics took place all over again, dominating the whole movie like their previous efforts.
Pasca berkenalan dengan sang protagonis, anjing terrier bernama Max, kita diajak mengamati para hewan peliharaan bertingkah seperti manusia. Sequence menarik ini jadi melelahkan akibat telah dieksploitasi materi promosi, kesalahan sama yang dilakukan juga oleh Illumination lewat "Minions". Max amat menyayangi pemiliknya, Katie, dan merasa cemburu saat ia membawa pulang anjing bernama Duke. Persaingan Max dan Duke segera terjadi, mengingatkan pada perseteruan Woody dengan Buzz di awal perkenalan. Setelahnya, Max dan Duke terlibat petualangan, sempat tertangkap Animal Control, bertemu Snowball, kelinci pemimpin "The Flushed Pets" yang membenci manusia dan merencanakan revolusi.
Banyak hal dialami keduanya, sebanyak film ini memperkenalkan karakter baru beserta konflik masing-masing. Ada Gidget, anjing pomerania yang diam-diam menyukai Max, Tiberius, elang yang ingin berhenti menjadi karnivora, sampai anjing basset cacat bernama Pops. Belum lagi menghitung hewan-hewan peliharaan tetangga Max. Naskah karya Brian Lynch, Cinco Paul dan Ken Daurio berambisi sebanyak mungkin menelusuri isi hati hewan. Terlalu banyak malah, sehingga alurnya overstuffed, berujung kedangkalan eksplorasi akibat kemunculan yang sambil lalu. Praktis beberapa menit setelah diperkenalkan, setumpuk tokoh baru tersebut patut dipertanyakan signifikansinya bagi cerita.
Setelah sajian rutinitas hewan di awal, sejatinya "The Secret Life of Pets" tinggal mengembangkan itu. Sayang, sebagaimana film-film Illumination sebelum ini, sisa durasi dipakai menghadirkan petualangan berisi gelaran absurditas aksi tempo tinggi. Sesekali masih menyenangkan, tapi semakin lama, melihat Max dan teman-temannya terus berlari, terbang, melompat, semakin terasa repetitif. Beberapa balutan komedi sempat memancing tawa, tapi jelas bukan lelucon cerdas hasil pemanfaatan konsep mengenai the secret life of pets. Karnivora yang ingin berhenti makan daging, hewan pembenci manusia, dan lain sebagainya, berhenti di tataran konsep belaka, menjadikannya serupa dengan film lain bertema talking animals.
"The Secret Life of Pets" memang ibarat dua sisi koin pembuatnya. Bagai ada pertentangan antara idealisme menyusun kisah kompleks dewasa dengan menjaga status sebagai hiburan semua umur. Satu lagi contoh tatkala di sela-sela petualangan ringan kegemaran anak-anak, terselip konten cukup kelam seperti kematian surprisingly ini bukan film di mana tertimpa reruntuhan tak berdampak vital bagi karakter pula kekerasan. Di satu sisi bisa dipandang sebagai bentuk kegamangan menentukan tujuan, namun cukup menambah bobot penceritaan meski emotional payoff di akhir tak sekuat yang seharusnya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:mas rasyid, review tentang film barunya seth rogen yg sausage party dong. kok liat di tomat busuk sampe 83%
Wah belom ada yang kualitasnya bagus hehe
Posting Komentar