HANGOUT (2016)
Dalam ulasan untuk "Koala Kumal" beberapa bulan lalu (baca di sini) saya menyatakan urgensi agar Raditya Dika berani mengambil risiko, beranjak dari komedi romantis patah hati demi menghindari stagnasi. Karena itu saya antusias menyambut perilisan "Hangout" yang mengawinkan elemen komedi dengan thriller. Di luar dugaan eksperimen Dika bukan itu saja. Gaya humornya ikut bertransformasi, sehingga mudah memaafkan sederet kekurangan, memberi apresiasi lebih kepada film yang rasanya takkan mengalami kesulitan berarti menembus satu juta penonton ini (telah mengumpulkan 100.000 penonton di hari pertama).
Seperti telah diketahui bersama, jajaran cast film ini memerankan diri sendiri, atau mungkin lebih tepatnya versi alternatif. Karena kita tidak tahu apakah di dunia nyata Titi Kamal memang penggila kegiatan survival, Surya Saputra begitu memperhatikan penampilan, atau Dinda Kanya Dewi adalah sosok yang jorok, walau jelas Raditya Dika tidak terlilit hutang dan tinggal di kontrakan. Selain empat nama di atas, hadir pula Mathias Muchus, Prilly Latuconsina, Bayu Skak, Soleh Solihun dan Gading Marten. Sembilan selebritis tersebut mendapat undangan misterius ke sebuah pulau kosong tak berpenghuni yang tanpa diduga berujung kematian mereka satu per satu.
Kekuatan "Hangout" menyeruak melalui gelaran referensi pop culture (GGS, Dahsyat-Inbox, AADC?) atau ketika Dika bermain-main dengan ciri jenaka tiap karakter yang kadang terasa sebagai sindiran akan sosok-sosok public figure (Obsesi Surya pada penampilan, image berbeda Dinda di belakang kamera, Bayu yang tak pernah lepas dari kameranya). Bukan satir cerdas tapi jelas menggelitik, dan Dika pun nampak bersenang-senang mengolah itu. Ironisnya, sewaktu masing-masing tokoh mendapat kesempatan walau sejenak bersinar, karakter paling tidak menarik malah Dika sendiri. Dika tetaplah Dika dengan gaya deadpan yang bahkan di sini sempat pula ia olok-olok.
Kultur populer memang salah satu kelebihan Dika, sayangnya keberhasilan aspek tersebut urung tertular pada percobaan mengemas gaya komedi lain. Berulang kali ia lemparkan toilet joke, dick joke, dan segala lelucon jorok lainnya namun tak satupun tepat sasaran. Seolah lelah dianggap tak berkembang, Dika berusaha keras tampil beda, tapi semakin jorok humornya, semakin terperosok pula daya bunuh "Hangout". Bukan berarti seluruhnya gagal, sebab beberapa komedi hitam seputar kematian, khususnya adegan pembunuhan yang melibatkan perangkap tombak adalah kegilaan yang jenaka.
Eksperimen di ranah thriller memiliki persentase keberhasilan dan kegagalan setara. Tatkala ketegangan nihil tercipta, nyatanya Dika cukup piawai dan berani menciptakan akhir tragis, "kejam", nan berdarah bagi para tokohnya. Kejutan soal identitas sang pembunuh sudah bisa ditebak bahkan sejak kemunculan pertama pelakunya, tapi "predictable" bukan (satu-satunya) kelemahan twist tersebut, melainkan ketidakjelasan intensi. Apakah sindiran bagi minimnya komunikasi dan pertemanan? Atau sekedar presentasi komikal mengenai kekonyolan motivasi? Pilihan yang mana pun sama saja, sebab keduanya sama-sama tidak berhasil memberikan dampak.
Terkadang "Hangout" bakal membuat anda tertawa oleh kegilaan dan semangat bersenang-senangnya, namun di lain kesempatan memunculkan wajah masam kala mendapati tidak maksimalnya uji coba seorang Raditya Dika. Sesekali terasa pintar, di lain waktu kebodohan kerap mencuat. It's kinda divisive indeed. Tapi sekali lagi usaha Raditya Dika (sedikit) keluar dari zona nyaman ini sangat layak diapresiasi, dan bukan tak mungkin di masa depan nanti sang komedian akan menghasilkan karya unik pula luar biasa. He's capable of doing that.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
25 komentar :
Comment Page:Agak ragu setiap nonton karya raditya dika di bioskop (takut monoton gaya leluconnya itu lagi itu lagi), tapi setelah liat ratignya di sini lumayan worth it untuk ditonton. But wait, ini spoilernya gila nih jadi bikin males nonton di bioskop, karena cuma itu yang jadi magnet terbesar buat nonton. Haha kayaknya duitnya disimpan dulu aja ni buat filmnya Ernest.
Spoliermu bang hendra kebangetan deh -_-
Mungkin Raditya Dika bikin film Hangout terinspirasi dari permainan Werewolf yang sering dia maenin di vlog-nya kali ya. Soalnya premisnya mirip gitu.
Menurut Bang Rasyid film Hangout bkalan jadi film pertamanya Raditya Dika yang tembus 2 juta penonton gak ?
Di-hidden aja Bang Rasyid komen spoiler alert-nya. Kasian yg blum pada nonton.
Itu yg diatas spoiler.
Kasih mamam granat ckck
Mohon untuk yang mau komentar or diskusi JANGAN SPOILER. Bisa pakai "Si X", "Si Pembunuh" atau apapun. Walau predictable tetap bisa mengurangi kepuasan penonton lain, kasihan. Thanks guys :)
Wah lebih rumit Werewolf haha
Tembus kok. Kalau konsisten & word to mouth bagus pasti ngelewatin Rudy Habibie
Adegan yg sebenarnya tragis tapi malah bikin ketawa itu sebenarnya kelebihan hangout
Yap komedi hitamnya asyik
Mungkin kalo Werewolf keseluruhan sulit ya bang diinterpretasikan ke dalem film. Tapi intinya sama2 hanya ada beberapa orang yang survive.
Di hari pertama aja penontonnya udah lebih dari 100 ribu penonton, ckckck.
Yg mau nnton film ini gak ush trlalu ngarepin twistnya. Just for fun aja. Yg suka nnton film dan brown di awal udh dkasih petunjuk syp killernya. Setuju bget soal radit jd yg pling lemah soal komedinya...Soleh sm Dinda yg pling konsisten ngocok perut!
Buat bang Rasyid dan Pembaca yang Budiman mohon dimaafkan komen spoiler saya sebelumnya. Saya lupa kalau Hangout baru tayang perdana dan blog ini salah satu rujukan penonton sebelum ke bioskop. Besok-besok akan lebih hati - hati deh. Yang ikhlas ya maafinnya. Tetap boleh jadi movfreaker kan Bang?
Admin blog ini orangnya pemurah, pemaaf dan berhati lembut, jadi dimaafkan :D
Abis nonton hangout.. Sumpah kecewa bgt.. Film terburuk.
Teknik absurd utk stand up mgkn menarik dan lucu, tp kalo jd film rasanya tipis gak ngefek sm skali. Contohnya dmn telinga soleh sdh berdarah2 terpanah lalu lari2, lalu tangan terpanah dan msh melucu. Aduww.. Garing bgt.
ya mungkin kembali ke selera gan
ada yg suka dengan absurb nya ko
dimana film lawak memang kadang perlu dihiperbola kan joke nya
Bulan desember 2015 radit dan ernest sama mngeluarkan filmny masing2 memang slalu lbih dulu radit dr peluncuran dan dri segi pendapat film di tahun ini desember 2016 mereka mluncurkan film ny masing2 dan mereka memakai bnyak sekali bintang papan atas indonesia dgn cerita yg beragam dan berwarna..kira2 desember 2017 mereka bakalan bikin film lg gk ya scra brsamaan..hehe..ato main film breng dgn dmn masing2 sbg kembar atao sma sma pemain utama..seru kali..wkwk
Saya masih suka Soleh Solihun disini...
masih tetap kocak dan ngebodol haha
http://www.lemonvie.net/2016/12/review-film-hangout-2016.html
Konsep ceritanya mirip And Then There Were None nya Agatha Christie
Iyaa,, baru nonton trailer sama baca sinopsisnya aja.. ceritanya mirip sama novel agatha christie.. ��
Jujur pas hangout ud trailer dan promo dmn2 bener3 excited bgt dan ga sabar. Pas ud keluar hari pertama ga pakai lama langsung ajak bokap dan adik ntn menggebu2. Pas ntn lumayan menghibur, tetapi jalan ceritanya makin akhir makin aneh dan maksa aplg reason dari si "pembunuh" membunuh. Eskpektasi saya yang setinggi langit langsung down sedown2nya. Mngkn selera saya bukan di film ini karena film2 Kak Radit sblm2nya selalu bikin saya terhibur, tp bukan kali ini :'(
Dan yang paling nyebelin, slesai nonton, bokap gw lgs ngomelin gw dengan kalimat, "lu buang2 wkt gw ya. katanya filmnya bagus, film apaan tuh kyk gitu!" ya oloh babe ��������
mirip banget sama novelnya agatha, agak kecewa setelah ntn dan baru inget mirip sama novelnya agatha christie:(
ajak babenya nonton "Cek Toko Sebelah" aja gan lebi menghibur dan lebih cocok buat keluarga hehe
menurut gue film ini terinspirasi dari buku Agatha Christie yang judulnya and then there were none aka 10 anak negro
Coba baca gan seru
Posting Komentar