REVIEW - TOGETHER TOGETHER

Tidak ada komentar

Cinta. Kemesraan. Apakah keduanya melulu soal hubungan romantis yang melibatkan pacaran/pernikahan dan/atau seks? Mengutip KBBI, salah satu arti kata "mesra" yaitu "sangat erat; karib; mendalam (tentang hubungan persahabatan dan sebagainya)". Ya, pendefinisian kemesraan lebih luas dari apa yang kerap banyak orang maksud, kala mengucapkan, "Mereka mesra sekali". 

Matt (Ed Helms) dan Anna (Patti Harrison) tampak mesra. Keduanya pun saling berkata, "Aku cinta kamu" tanpa niatan bercinta. Sebab dengan jarak usia sekitar 20 tahunan, sebagaimana disampaikan Anna, itu akan seperti film-film Woody Allen yang menyiratkan gelagat pedofilia. 

Lalu dari mana asal kedekatan mereka? Matt ingin mempunyai anak, namun tak merasa ingin menikah. Dia pernah menjalani hubungan selama delapan tahun, dengan wanita yang diharap bakal menjadi ibu dari anak-anaknya, sebelum akhirnya kandas. Mungkin Matt lelah, atau trauma akan tetek bengek percintaan yang melibatkan sakit hati. Akhirnya ia memilih surogasi, di mana Anna menjadi ibu pengganti. Sebelumnya Anna pernah melahirkan semasa SMA (bayinya diadopsi orang lain), dan sejak itu hubungannya dengan keluarga merenggang. 

Matt dan Anna sepakat untuk menjaga hubungan profesional sesuai kontrak. Tidak mudah, karena adanya perbedaan kepribadian. Biarpun tak ingin menjalani hubungan romantis, Matt punya tendensi meromantisasi. Dia ingin proses kehamilan ini bermakna, dan mengharapkan hal serupa dari Anna. Sebaliknya, Anna cenderung lebih sinis. Baginya, kehamilan ini hanya perjanjian bisnis, sehingga tak perlu meninggalkan kesan apa pun.

Tentu akhirnya mereka bisa mengatasi perbedaan, lalu saling mendekat dan mengisi satu sama lain, bukan? Benar, tapi tidak dalam formula "boy meets girl then both fall in love". Ketimbang rom-com, Together Together lebih tepat disebut friend-com. Nikole Beckwith selaku sutradara sekaligus penulis naskah, mengeksplorasi perihal koneksi tanpa terjebak keklisean.

Ditemani musik manis nan membuai garapan Alex Somers, kita melihat proses dua individu menjalin ikatan, yang bukan dilandasi persamaan, melainkan perbedaan. Menurut Beckwith, bila disikapi secara tepat, perbedaan tidaklah memecah, tapi justru menyatukan. Saling mengisi, saling melengkapi.

Prosesnya tidak instan. Together Together menekankan bahwa ikatan, yang kemudian diekspresikan melalui kemesraan, timbul setelah dua indvidu berbagi momen demi momen yang bentuknya beragam, mulai dari menunjukkan kepeduliaan, melakukan kegiatan berdua dengan satu tujuan, mencurahkan pemikiran, berdebat, atau sekadar menonton serial televisi bersama. 

Chemistry kedua pemain berperan besar menguatkan momen-momennya. Ed Helms ahlinya menghidupkan sosok pria canggung yang kaku, namun hatinya dipenuhi kebaikan. Sementara Patti Harrison dengan deadpan andalannya, merupakan figur likeable yang berusaha memahami arti di balik sebuah koneksi. Sajian character-driven macam ini memerlukan naskah "cair", dan Beckwith berhasil menyediakan itu. Penulisannya menggelitik, dinamis, biarpun di beberapa titik, pendekatan episodik yang dipakai merangkai perjalanan kedua karakternya, agak mengganggu aliran alur.

Selain terkait romansa, Together Together turut mendobrak paham-paham lain. Perihal gender dikupas, yang mempertanyakan, "Kenapa ibu tunggal kerap dicap buruk sedangkan ayah tunggal dipandang hebat?", begitu pula peran ibu pengganti yang bukan cuma "tempat penitipan janin". 

Available on CATCHPLAY+

Tidak ada komentar :

Comment Page: