REVIEW - THE TRAGEDY OF MACBETH

6 komentar

The Tragedy of Macbeth menandai kali pertama Joel Coen menyutradarai tanpa sang adik, Ethan Coen, yang sementara waktu mengambil jeda dari dunia film untuk fokus pada teater. Hasilnya bakal membuat penonton pangling. Seperti tertera di judul, ada tragedi, namun tanpa kejenakaan khas Coen Brothers. Seperti dunia mimpi yang aneh, misterius, pun tidak jarang mencekam.

Sebelumnya, adaptasi layar lebar bagi cerita Macbeth buatan William Shakespeare, hadir tahun 2015 lewat tangan Justin Kurzel. Apabila versi Kurzel didominasi warna jingga, membuat kita bak melihat neraka dari balik kabut pekat, maka The Tragedy of Macbeth sebaliknya, dibungkus visual hitam putih. 

Tapi garis besar ceritanya tetap sama. Macbeth (Denzel Washington) sang prajurit gagah berani, mendengar ramalan tiga penyihir (Kathryn Hunter dalam kombinasi olah rasa dan tubuh yang menghantui), bahwa kelak ia akanmenjadi raja Skotlandia. Mendengar ramalan tersebut, sang istri, Lady Macbeth (Frances McDormand), menyusun rencana membunuh Raja Duncan (Brendan Gleeson), agar suaminya segera naik tahta. 

Dari situlah Macbeth si jagoan heroik mulai berubah jadi tiran pengecut, yang tak segan menumpahkan darah siapa saja yang dirasa mengancam. Macbeth hidup dalam ketakutan, karena menurut ramalan si penyihir, alih-alih keturunannya, tahta kerajaan bakal diteruskan oleh putera Banquo (Bertie Carvel). 

Seperti telah disebut, naskah buatan Joel Coen masih mempertahankan pola penceritaan Macbeth, termasuk bahasa figuratif sarat metafora yang dipakai Shakespeare. Pembedanya terletak pada pilihan cast. Denzel tidak pernah salah dalam berakting, tapi ia bukan Macbeth. Karisma sang aktor cocok dengan sosok "Macbeth si prajurit", namun lain halnya saat ia mulai tenggelam di kegelapan. 

Denzel terlalu berwibawa sebagai Macbeth yang plin-plan, berulang kali ragu melancarkan aksi pembunuhan perdananya. Terlalu kokoh sebagai Macbeth yang mengaku dibuat takut oleh suara sekecil apa pun, sebagai Macbeth si "pencuri kerdil berjubah raksasa". Macbeth yang "gila" dan pongah bisa Denzel hidupkan, tapi tidak dengan Macbeth yang pengecut.  

Sedangkan McDormand kembali tampil tanpa cela, memerankan wanita yang perlahan menyadari telah menciptakan monster. Semakin besar kesadaran tersebut, semakin mata McDormand menampakkan teror. Teriakan McDormand kala Lady Macbeth menumpahkan ketakutan, pilu, serta penyesalan secara bersamaan, terdengar begitu menusuk. 

The Tragedy of Macbeth semacam percobaan. Sebuah eksperimen seorang Joel Coen, terutama pada departemen artistik. Melakukan pengambilan gambar di soundstage, muncul kesan artificia. Tentunya kesan itu sebuah kesengajaan. Joel berhasil melahirkan dunia dreamy yang menghipnotis, dibantu hasil tangkapan kamera Bruno Delbonnel dan pilihan rasio 1.37 :1 yang atensi serasa dicengkeram. Joel bukan membangun Skotlandia, melainkan dunia psikologis protagonisnya. 

Maka jangan heran jika latarnya terlihat minimalis. Kastil Macbeth megah tetapi kosong tanpa ornamen atau barang apa pun. Bahkan tidak jarang karakternya berdiri di tengah kehampaan, dalam lokasi yang sepenuhnya tercipta dari trik pencahayaan. Minimalisme ini mencerminkan kekosongan batin karakternya, walau ia sudah bermandikan kekuasaan dan kekuatan. 

(Apple TV+)

6 komentar :

Comment Page:
Lintang mengatakan...

Sama Macbeth (2015) yang dibintangi Michael Fassbender bagusan mana bang? Soalnya demen banget sama Macbeth-nya Michael Fassbender sih.

Unknown mengatakan...

Mas bisa rekomensasikan film horror Indo yang seram tidak? Sudah satu jam lebih di pagi tadi saya mencari referensi film di blog mas rasyid

Dan sampai siang ini udah nonton pengabdi setan dan sebelum iblis menjemput yang mempunyai rating yang lumayan

Tapi kok saya nggak takut, malah pengen ngakak, gini amat film horror Indo, ada recommended yg lebih seram melebihi dua film yg udah saya tonton tadi mas???

Masih mencari film horor Indo yang beneran seram

Rasyidharry mengatakan...

Pengabdi Setan & SIM emang bukan serem, tapi seru (apalagi SIM yang kiblatnya emang Evil Dead). Lagian ketakutan orang beda-beda

Personally horor lokal paling serem ya Keramat, tapi kalo yang digarap paling oke di semua lini, Pengabdi Setan punya Joko

Rasyidharry mengatakan...

Lebih demen versi 2015 sih. Interpretasi Kurzel & Fassbender soal Macbeth lebih pas. Tapi yang ini juga visual keren banget

Unknown mengatakan...

Pocong 2 mas

Unknown mengatakan...

Mas bisa ngereview film horor klasik gak? Soalnya lagi Demen nonton film2 klasik