REVIEW - HELLO GHOST

15 komentar

Hello Ghost (2010) berhasil menyuguhkan tontonan penguras air mata. Tapi di antara kehangatan drama keluarganya, terdapat romansa yang dijejalkan secara paksa. Bagaimana bisa si gadis jatuh hati saat di salah satu interaksi panjang mereka, si pria bertingkah seperti orang dewasa kekanak-kanakan yang memalak permen keponakannya, kemudian bertindak tanduk bak penguntit? 

Masih banyak lubang penceritaan lain di karya Kim Young-tak tersebut (bahkan di luar elemen percintaan), yang dalam versi Indonesia dipermak oleh naskah buatan Alim Sudio. Di sini Alim bukan sebatas mengadaptasi, tapi juga memperbaiki. 

Gagasan dasarnya masih sama. Kresna (Onadio Leonardo) berkali-kali coba bunuh diri karena tak kuat lagi menahan penderitaan, namun semua usahanya berujung kegagalan. Lalu terjadilah pertemuan antara Kresna dengan empat hantu yang meminta bantuannya menuntaskan keinginan terakhir mereka. Ada Kuatno (Indro Warkop) si hantu genit, Bima (Tora Sudiro) si hantu perokok, Lita (Hesti Purwadinata) si hantu wanita yang selalu menangis, dan Chika (Ciara Nadine Brosnan) si hantu bocah. 

Sama seperti film orisinalnya, secara "kebetulan" tiap permintaan pun berujung mendekatkan Kresna dengan Suster Linda (Enzy Storia) yang sempat merawatnya. Bedanya, kali ini keduanya telah bertemu sebelum di rumah sakit, karena Linda adalah orang yang menolong Kresna di upaya bunuh diri terakhirnya. Impresi pertama Linda pada Kresna bukan orang aneh (karena bertingkah di bawah pengaruh para hantu). 

Berbekal pondasi yang lebih kokoh itulah romansa Hello Ghost mengalir alami. Tumbuhnya simpati Linda, yang kemudian berkembang jadi cinta, dapat dengan mudah dipercaya. Onadio memang tak punya sensitivitas sekuat Cha Tae-hyun dalam hal membangun karakter likeable, tapi Enzy memuluskan jalannya sisi percintaan film ini. Percintaan dua sejoli yang saling jatuh hati murni karena interaksi rasa, bukan campur tangan absurd para hantu. 

Selain urusan asmara, naskahnya turut mengolah misi yang Kresna emban untuk membantu keempat hantu jadi lebih padat. Tidak ada lagi subplot yang mendistraksi narasi utama (termasuk iklan layanan masyarakat tentang rokok) maupun sempilan adegan-adegan nihil substansi, alhasil perhatian kita tertuju sepenuhnya pada hubungan Kresna dan para hantu. 

Tapi bagi penonton yang sudah familiar dengan materi asalnya, apakah Hello Ghost tetap efektif memancing haru? Nyatanya iya. Bahkan bisa jadi rasa haru itu menguat karena kita sudah tahu makna yang dibawa oleh tiap peristiwa. Misal tatkala Bima membawa Kresna ke pantai. Penonton film aslinya paham bahwa itu bukan tamasya biasa. 

Twist yang membuat Hello Ghost senantiasa dikenang pun tidak kehilangan dampak emosi. Di jajaran cast, Tora dan Hesti paling berjasa di sini, tapi akting mereka takkan tersampaikan ke penonton tanpa pengarahan sang sutradara, Indra Gunawan, yang mampu menangkap dramatisasi khas Korea Selatan. Musik mengharu biru dikerahkan, namun sorotan utamanya tetaplah manusia-manusia yang mewakili indahnya wajah sebuah keluarga.  

15 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Masih heran kenapa mesti onad??
Bnyk banget yg lebih kuat secara range aktingnya

Anonim mengatakan...

Dari kemarin mau nonton, masih ragu, nunggu review mas Rasyid, matur suwun... moga bertahan layarnya..

Anonim mengatakan...

Mgkn karena di sini org2 dg karakter unik dan lagi hype (terutama selebgram) memang gampang dapat akses ke perfilman. 11-12 lah sama Anya Geraldine, Livy Renata, atau member2 JKT48 yg di grupnya menonjol

Anonim mengatakan...

apapun menu film genre drama horror tersaji di layar bioskop, minumannya tetap teh botol sosro

Anonim mengatakan...

Coba kalp lead actornya diganti ringgo agus rahman pasti oke, onad masih kurang luwes

Zhee TheInnocentBoy mengatakan...

Hampir satu studio nangis 🤣😭

Anonim mengatakan...

ivan gunawan cocok jadi kresna pasti lebih rame dan seru bombastis plus

Anonim mengatakan...

Ikut ini gak bang:
https://dkj.or.id/komite/film/sayembara-menulis-kritik-film-dkj-2023/

Eh, atau jangan-jangan Abang salah satu jurinya.
😌

Anonim mengatakan...

eyang indro emang top abis

Anonim mengatakan...

setuju banget.. vibenya bisa sekelas cha tae hyun

Anonim mengatakan...

masih bertahan di layar bioskop

vian mengatakan...

filmnya menyentuh dan menghibur (meski ga ada adegan yang bener2 bikin ketawa). Hanya saja, penyakit klasik film Indonesia masih terjadi di sini: seringkali tidak mengkreditkan nama beberapa pemain di credits awal (parahnya lagi, cuma disebutkan dalam scrolling ending credits doang). Egy Fedly dan Yurike Prastika (terutama Egy) padahal punya peran yang lumayan besar di film ini, tapi seolah2 mereka cuma figuran atau special appearance doang.

Anonim mengatakan...

Basi ah diulang2 mulu, ga lucu lagi. Garing humor lu

Anonim mengatakan...

Lumayan 352.513 penonton sudah makan keroket di bioskop nonton film remake hello ghost versi indonesia

Anonim mengatakan...

Film Hello Ghost Remake Terbaik Made In Indonesia