REVIEW - AKU TAHU KAPAN KAMU MATI: DESA BUNUH DIRI
Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri menghadirkan evolusi bila dibanding film pertamanya yang rilis tepat sebelum industri film mati suri akibat pandemi. Latar SMA ditinggalkan, deretan bintang muda yang mengisi cast-nya pun digantikan oleh nama-nama senior. Pendewasaan terjadi, kualitas meningkat, sebelum pilihan konklusinya menghancurkan progres yang susah payah dicapai.
Siena (Natasha Wilona) kini telah berkuliah, namun masih dihantui oleh kemampuan melihat tanda kematian, yang turut mendatangkan mimpi buruk tiap malam. Bantuan konseling dari sang dosen, Naya (Acha Septriasa), belum memberi dampak berarti. Sampai kematian seorang pria dari Desa Remetuk akibat bunuh diri, membawa Siena beserta dua sahabatnya, Windy (Marsha Aruan) dan Rio (Giulio Parengkuan), menyelidiki kutukan yang menyelimuti kampung halaman Naya tersebut.
Penceritaannya rapi. Itu pujian terbesar yang patut disematkan kepada naskah buatan Lele Laila, yang biasanya sebatas berbentuk kompilasi jump scare. Setidaknya hingga pertengahan babak kedua, Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri bergerak rapi tanpa pilihan narasi yang patut dipertanyakan.
Sayangnya kerapian itu tidak berlanjut ke kedalaman. Misterinya berpusat pada tendensi warga Remetuk bunuh diri. Setiap peristiwa bunuh diri dibarengi kemunculan hantu orang-orangan sawah bermuka rusak (desain mengerikan yang menjauh dari pola klise hantu lokal). Tiada aturan jelas dalam terornya.
Naskahnya sempat menyinggung "dorongan untuk mati" para korban, termasuk lewat sempilan teori psikoanalisis mengenai gagasan thanatos (yang sesungguhnya tidak sebatas mengartikan itu sebagai "hasrat bunuh diri"). Masalahnya tidak semua korban menunjukkan tendensi bunuh diri sebelum disambangi si hantu. Beberapa serangan bak asal dipilih hanya untuk menambah kuantitas teror.
Tapi jika memandang daya hibur terornya, Desa Bunuh Diri masih memiliki cukup amunisi. Selain cipratan darah selaku ciri khasnya, Anggy Umbara yang menduduki posisi sutradara banyak melempar jump scare, yang meski luar biasa berisik (termasuk di beberapa false alarm), minimal masih memperhatikan timing, salah satunya sebuah penampakan tak terduga yang sayangnya sudah diungkap sebagai momen pamungkas dalam trailer.
Penampilan nama-nama senior yang mengambil alih tugas junior mereka di film pertama juga meninggalkan dampak positif. Acha Septriasa, Ratu Felisha, Pritt Timothy, sampai Jajang C. Noer tentu pernah memberi akting yang lebih kuat, namun kehadiran mereka berjasa menjaga kestabilan film.
Titik balik kualitas Desa Bunuh Diri ditandai oleh keputusan naskahnya memakai "penglihatan" yang didapat secara acak oleh protagonisnya. Sesuatu yang sudah sering kita temui di film horor, ketika flashback berkedok "vision" jadi cara malas guna menjelaskan jawaban segala misteri. Sejak itu filmnya tak tertolong lagi. Babak ketiganya penuh pendekatan "semau gue", yang entah didasari kemalasan memutar otak atau kebingungan menentukan arah. Konyol, membingungkan, kacau, bodoh.
30 komentar :
Comment Page:WTF, naskah buatan Lele Laila, dia lagi, oh my god help me....
berasa plagiat A24, ayo pasti tahu film apa
benar-benar film komedi absurd, keren untuk lele...
AKU TAHU KAPAN KAMU MATI: DESA BUNUH DIRI, kenapa saya tidak bisa melihat orang mau mati lagi...itu aja terus di ucapkan, sampai film selesai, tepok jidat
kasihan banget para bocil di prank untuk nonton AKU TAHU KAPAN KAMU MATI: DESA BUNUH DIRI film paling komedi sejagad raya, duh...
Anggy Umbara semakin gagal dalam arahannya
film di temani milo dinosaurus itu asyik
skip
acha makin manis aja
para pemeran nya karbitan apalagi lele laila naskah nya ampun deh...
JUDUL FILM, POSTER FILM, PLEASE LSF AGAR DI TARIK FILM INI & DI SENSOR BERAT
Oh my God ngeri banget gak sih tiap review di blog ini selalu ada pengangguran yang caper ngespam komen disini
Kepala bapak kau karbitan
film terbaik
nggak salah nih film gendeng blas
Lele Who Laila
Lele Laila penulis terbaik setara kelas piala OSCAR banget dah
gue udah nonton 3x, bagus ini film, komentar dong yang udah nonton...
akting pas pas an ala bocil yang baru injak kaki dengan cara underated di tampilkan dengan luar biasa oleh Acha Septriasa, Ratu Felisha, Pritt Timothy, dan Jajang C. Noer, nggak ada mereka juga, ini film tetap buluk nggak jelas
ini akting Windy (Marsha Aruan) jadi carut marut, nggak jelas mau di bawa kemana, teriak teriak crazy mirip minta permen loli pop nggak di beri oleh yayangnya, bagusnya ini bocil makan ketoprak sawahan
wtf, lucu sekali setan sawah~nya mirip naik odong odong ke cemplung sawah, bikin geerrrrr ketawa seluruh penonton di bioskop tiap kali datang minta cuan
Film Siksa Neraka bakal gimana ya ditangan anggi umbara? Liat trailernya aja udah gak yakin dengan campur tangan baginda dheeraj.
Naskahnya siksa neraka juga digarap sama Lele Laila lagi juga wkwk
Nonton film ini cuma karena ada ratu felisha sama acha, dan hasilnya emang masih kurang sih tapi minimal gak seambyar film pertama
naskah lele laila membuat kita bagai di siksa neraka dengan angga umbara sebagai cameo yang naked di tosblos sampai kita teriak minta ampun : ampun ampun please jangan siksa penonton, again, again and again....
tepok jidat sampai meretek se desa
Aria bisa-bisanya terlibat difilm yang naskahnya busuk kayak gini
185.802 penonton sudah masuk ke bioskop untuk nonton film komedi
film bagus, lumayan sambil ngemil siomay dimsum lihat akting tomat busukan
Buy 1 Get 5
semua penonton ketawa melihat adegan menghibur dalam film ini, thanks lele laila membuat cerita film terus sampai laptop hancur, worst job
Posting Komentar