REVIEW - WISH

21 komentar

Dibanding beberapa rilisan terakhir Disney, Wish memang terasa generik. Tapi itu sebuah kesengajaan. Film garapan Chris Buck (Tarzan, Frozen) dan Fawn Veerasunthorn ini adalah upaya "kembali ke dasar", dalam rangka memperingati 100 tahun berdirinya Walt Disney. Sehingga di sini, formula cenderung dirayakan ketimbang didobrak. 

Ditambah beberapa penghormatan berbentuk easter eggs untuk judul-judul klasik Disney (mencarinya jadi keasyikan tersendiri), wajar jika kesan familiar begitu kental. Alurnya sendiri secara literal bicara tentang "when you wish upon a star", sebagaimana lagu legendaris yang setia mengiringi logo perusahaannya, yang sanggup menyentuh hati para penggemar bahkan sebelum film dimulai. 

Alkisah, di sebuah kerajaan bernama Rosas, Magnifico (Chris Pine) si penyihir sakti mengukuhkan kuasanya sebagai raja, didampingi sang istri, Amaya (Angelique Cabral). Selain membantu Magnifico mewujudkan impiannya menciptakan tempat damai yang bebas dihuni siapa saja, kekuatan itu membuatnya bisa mengabulkan segala permintaan rakyatnya. 

Sementara itu, gadis 17 tahun bernama Asha (Ariana DeBose) tengah mempersiapkan diri mengikuti wawancara sebagai calon murid Magnifico. Nyatanya momen itu justru menyadarkan Asha betapa sang raja tak sesempurna anggapan orang. Tatkala ia kebingungan mesti bagaimana memproses fakta mengejutkan tersebut, sebuah bintang ajaib pengabul permintaan jatuh ke sisinya. 

Sekali lagi, Wish tampil generik. Dia bahkan tak berusaha menutupi "wajah asli" Magnifico, dengan telah memposisikannya sebagai antagonis di berbagai materi promosi. Bukannya itu bakal membawa perbedaan. Andai informasi itu disembunyikan pun, Magnifico tetap bakal mudah dilupakan. Setidaknya pasca ia tergoda memakai sihir gelap, yang melucuti segala kompleksitas karakternya selaku pemimpin yang bersedia memakai segala cara demi menjaga kedamaian kerajaan. 

Kenapa di perayaan seabadnya Disney malah menyasar kesederhanaan?Bagi saya itu merupakan keputusan tepat. Mereka tak lagi perlu membuktikan apa pun, sehingga bentuk perayaan terbaik adalah dengan mengingatkan mengapa penonton berbagai generasi mencintai formula mereka. 

Wish berhasil menjalankan tugasnya. Formula klasik diolah secara solid, dengan beberapa modernisasi selaku cara menyesuaikan zaman, seperti menjadikan person of color sebagai protagonis, serta sentuhan elemen women's empowerment. Amaya jadi figur menarik, yang tampil bak antitesis dari stereotip "ratu kejam" dari judul-judul Disney. 

Buang ekspektasi menemukan suguhan groundbreaking, maka naskah buatan Jennifer Lee dan Allison Moore bakal membawa kita melewati petualangan ringan nan menghibur, dengan deretan humor yang cukup efektif, terutama lewat celotehan Valentino (Alan Tudyk) si kambing yang bisa bicara, juga tujuh sahabat Asha yang terinspirasi dari tujuh kurcaci dari Snow White and the Seven Dwarfs. 

Wish juga mempersembahkan suguhan audiovisual mumpuni. Walau takkan memperoleh status klasik, lagu-lagunya punya daya bunuh memadai untuk bisa disebut "catchy". Sedangkan pemakaian gaya animasi tradisional bak hasil sapuan cat air untuk menghidupkan latar tiap adegannya, menegaskan posisi departemen visual selaku kekuatan terbesar film ini. 

Cara Wish merangkai konklusi mungkin akan terkesan "curang" bagi penonton yang mengharapkan kompleksitas maupun logika. Tapi itu pun sejalan dengan tujuan dilahirkannya film ini. Berbekal segala keajaiban miliknya, Disney mampu merealisasikan kemustahilan. Keajaiban dapat tercipta selama kita tak kehilangan harapan, lalu memohonkannya pada bintang yang benderang.

21 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Disney, Marvel & Pixar sudah kehilangan magisnya semenjak terlalu banyak menyisipkan agenda-agenda di film mereka

Anonim mengatakan...

film pelangi lesbong itu menarik untuk disney

Anonim mengatakan...

film horror bocil

Anonim mengatakan...

SKIP

Anonim mengatakan...

film 3 dimensinya lebih pelangi bagus untuk perhomoan

Anonim mengatakan...

aje gi le ini movie anjayyyyyy

Anonim mengatakan...

bagus banget ini film, skor 5/10

Anonim mengatakan...

film khusus para bocil abg

Anonim mengatakan...

tunggu di disney plus plus plus aja

Anonim mengatakan...

brutal banget

Anonim mengatakan...

hidup memang selucu itu

Anonim mengatakan...

jelekkkkkk

Anonim mengatakan...

film homo kok di tonton

Anonim mengatakan...

SKIP DEH

Anonim mengatakan...

film pelangi...nggak dulu

Anonim mengatakan...

bagus menarik lucu musikal berasa jin banget deh

Anonim mengatakan...

film kagak jelas, jelas bagus film horror indonesia

Anonim mengatakan...

Nggak Cuan Gue Nonton

Anonim mengatakan...

ngantuk, tidur deh di bioskop

Anonim mengatakan...

edun, bagus banget...ada tarzan

Anonim mengatakan...

sederhana mudah di pahami jalan cerita nya....bersambung