HANNA (2011)
Kisah tentang seorang gadis yang dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin yang bertujuan melakukan balas dendam kembali diangkat. Biasanya film macam itu selain menjual adegan aksi tentunya menjual kecantikan dan sisi sensualitas bintang utamanya yang dipadukan dengan kesadisan yang akan menciptakan kenikmatan tersendiri khususnya bagi penonton pria. Tapi bagaimana kalau tokoh utamanya bukanlah gadis seksi macam Angelina Jolie tetapi gadis remaja yang baru berusia 17 tahun macam Saoirse Ronan? Well, tentunya teknik pendekatan yang dilakukan haruslah berbeda. Saya berharap tokoh yang dia peranhkan akan memiliki karakterisasi yang mirip dengan Hit Girl-nya Chloe Moretz walaupun tidak berharap sampai sesadis itu tapi paling tidak menyaksikan sesosok gadis yang dari luar begitu polos tapi sebenarnya merupakan mesin pembunuh mematikan adalah hal yang mengasyikkan dalam film.
Hanna (Saoirse Ronan) adalah gadis berusia 15 tahun yang dari luarnya tampak polos dan biasa saja. Tapi dibalik itu semua dia memiliki kemampuan fisik dan teknik menggunakan berbagai macam senjata yang luar biasa. Hal itu adalah hasil tempaan ayahnya, Erik (Eric Bana) yang selama ini selalu melatih Hanna dan membawanya untuk menghabiskan hidupnya di pedalaman hutan yang terpencil. Ternyata segala hal itu dilakukan untuk menjadikan Hanna sebagai mesin pembunuh sempurna guna menghabisi nyawa Marissa Wiegler (Cate Blanchett) yang merupakan seorang anggota CIA yang juga terlibat dalam kematian ibunya yang membuat sang ayah dituduh sebagai pembunuhnya. Maka dimulailah petualangan Hanna untuk pertama kalinya keluar dari persembunyian untuk memburu Marissa. Tapi sehebat apapun Hanna masihlah anak kecil yang polos dan belum mengenal dunia yang luas.
Sutradara Joe Wright yang biasanya menangani film drama macam "Pride & Prejudice" dan "Atonement" mencoba membuat film ini lain daripada film mengenai gadis pembunuh yang sudah umum dibuat. Pemilihan Saoirse Ronan sebagai pemeran utama adalah langkah yang dipilih untuk membuat sang gadis selain menjual adegan aksi juga menjual akting yang bagus dan bukan lagi mengandalkan sensualitas. Tentunya Joe Wright juga memasukkan porsi drama yang lumayan besar disini yang (maunya & harusnya) menyoroti tentang kepolosan seorang Hanna yang belum pernah mengetahui seperti apa itu dunia luar dan dikala dia menjalani misinya untuk membunuh dia mulai belajar mengenai segala hal baik kemodernan dunia sampai hubungan sosial khususnya pertemanan antar sesama manusia.
Tapi apa daya, segala hal itu seiring berjalannya film terasa tidak jelas dan kurang maksimal dieksekusi. Malahan disaat sisi tersebut masih belum mantap digali, kita malah disuguhi sebuah twist yang maunya dimunculkan untuk menambah konflik batin Hanna tapi malah terasa numpang lewat dan memenuhi film tanpa kesan yang berarti. Sebenarnya film ini sudah dibuka dengan baik dengan menampilkan gambar-gambar yang lumayan cantik di setting hutan dan salju. Sebuah hal yang unik untuk film ber-genre action dan lebih mengarah ke film Eropa atau mungkin "The American" yang tahun lalu meninggalkan sebuah keunikan yang kurang lebih sama dengan paruh awal film ini.
Menjelang pertengahan sebenarnya film ini masih menarik dan membuat penasaran. Segala misteri yang disuguhkan menarik dan drama yang ada juga menarik saat mulai memasuki film khususnya bagian saat Hanna mulai mengenal dunia luar. Sampai pertengahan, "Hanna" masih menjadi salah satu film terbaik tahun ini. Tapi disaat misteri mulai terbongkar dan malah dimasuki berbagai kejutan yang maunya membuat film lebih dramatis tapi malah gagal, "Hanna" terjerumus menajdi semakin mengecewakan. Klimaks yang ada juga kurang seru dan menggigit hingga akhirnya kita akan dibawa kepada ending yang amat sangat mengecewakan dan menggelikan buat saya.
Kekurangan lain ada pada karakter Hanna sendiri. Saoirse Ronan memainkan porsi dramanya dengan baik. Tapi disaat action? Maaf saja, Saoirse Ronan sama sekali tidak terlihat seprti gadis yang sudah belasan tahun dilatih sebagai pembunuh bayaran. Yang saya tangkap bukannya sosok Hanna yang kuat dan jago berkelahi tapi penjahat yang jadi musuhnya saja yang lemah. Sangat terlihat Ronan tidak total dalam mendalami peran Hanna sebagai pembunuh. Dia total mendalami Hanna sebagai gadis polos yang menyadari luasnya dunia tapi sangat kurang sebagai Hanna yang dibekali teknik membunuh tingkat tinggi.
OVERALL: Andaikan porsi dramanya lebih dituntaskan dan total, "Hanna" akan menjadi film action yang stylish sekaligus lebih menarik. Untungnya paruh awal dan sedikit bagian tengahnya menarik sebelum menurun di bagian akhir dan ditutup dengan mengcewakan.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar :
Comment Page:Barusan aja ane nonton ni film. Malahan ane kagak mudeng sama endingnya.ha3.Emang bener sih,adegan Ronan pas action,trutama pas adegan pukul kurang nendang,tp tetep aja dia emang enak dilihat...jadi termaafkan :)
Posting Komentar