UPSTREAM COLOR (2013)
Shane Carruth mungkin nama yang asing di telinga penonton film blockbuster dan Upstream Color sendiri barulah film keduanya dalam karirnya selama satu dekade. Meskipun begitu dia sudah mendapatkan reputasi di kalangan pecinta film dimana film debutnya yang rilis pada 2004, Primer sudah mendapatkan status cult. Primer sendiri adalah sebuah debut yang luar biasa dengan menyajikan narasi rumit sekaligus alur cerita mengenai perjalanan waktu yang begitu cerdas. Saya teringat menonton film tersebut hingga dua sampai tiga kali untuk bisa mengerti keseluruhan ceritanya. Carruth sendiri baik di film tersebut maupun Upstream Color ini tidak hanya bertindak sebagai sutradara namun juga sebagai penulis naskah, aktor utama, komposer musik, sinematografer sekaligus editor. Berbeda dengan Primer, Upstream Color punya narasi yang bisa dibilang lebih abstrak sekaligus konten cerita yang lebih mendalam. Ya, ini bukan lagi "sekedar" kisah perjalanan waktu dan pertanyaan eksistensi seperti Primer. Upstream Color adalah sebuah perjalanan lebih jauh dalam mempertanyakan eksistensi dan kehidupan manusia. Narasi dibuka dengan memperlihatkan sosok Thief (Thiago Martins) yang menggunakan ulat untuk menciptakan sebuah minuman/obat yang sanggup digunakan untuk mengontrol pikiran orang lain.
Lalu ada sosok wanita bernama Kris (Amy Seimetz) yang nantinya akan berkonfrontasi dengan Thief. Thief menculik Kris dan memasukkan ulat miliknya kedalam tubuh Kris dan membuat Kris dapat berperilaku sesuai dengan apa yang Thief inginkan termasuk menguras semua tabungan miliknya. Pada akhirnya dengan bantuan seorang bernama Sampler (Andrew Sensenig), Kris dapat mengeluarkan ulat dalam tubuhnya yang sudah berkembang sedemikian besar dan mentransfernya kedalam tubuh seekor babi. Dalam kondisi hidup yang sedang tidak baik, Kris bertemu dengan Jeff (Shane Carruth) dimana mereka berdua pada akhirnya saling suka dan menjalin romansa. Namun satu hal yang tidak mereka sadari bahwa kehidupan mereka sekarang tidak berjalan seperti apa yang mereka pernah tahu sebelumnya. Kini hidup mereka "terikat" dengan berbagai macam kehidupan mulai dari makhluk mikroskopis, babi di peternakan, hingga tumbuhan-tumbuhan di alam sekitar mereka. Sulit menuliskan plot dari Upstream Color dengan berbagai hal abstrak dan metafora yang kental di dalamnya. Dalam pengalaman menonton yang pertama, saya tersesat cukup jauh dalam kebingungan mengenai bercerita tentang apakah film ini sesungguhnya. Sampai pada akhirnya saya menyadari bahwa salah satu kunci terbesar untuk menafsirkan film ini terdapat pada buku Walden karya Henry David Thoreau yang bukunya banyak muncul bahkan dibacakan dalam film ini.
Dalam Walden terdapat beberapa tema besar yang bisa digunakan untuk membantu memecahkan berbagai misteri dalam film ini. Berbagai tema tersebut antara lain adalah Self reliance, simplicity, need for spiritual awakening, man as part of a nature, nature and its reflection of human emotions, the state as unjust and corrupt dan solitude. Dalam tulisan ini, saya akan mencoba sedikit memberikan beberapa interpretasi Upstream Color dengan berbekal berbagai tema besar tersebut. SPOILER Yang pertama adalah keberadaan sosok Thief yang bagi saya adalah sebuah gambaran dari sosok pemerintah yang dalam Walden digambarkan sebagai sosok yang tidak adil, korup dan mengontrol orang-orang lemah dibawahnya. Hal tersebut terlihat dari bagaimana Thief mampu mengontrol Kris (dan banyak orang lain termasuk Jeff) dengan hipnotisnya untuk kemudian mengontrol dan mencuri semua uang milik mereka. Dia tidak adil, korup (baca: mencuri dari orang lemah) dan mengontrol mereka semua. Kemudian Kris datang pada sosok Sampler dimana ulat dalam tubuhnya dipindahkan kedalam tubuh seekor babi. Mulai dari situlah kehidupan Kris dan orang lain yang pernah dihipnotis oleh Thief termasuk Jeff terhubung dengan babi-babi yang hidup di peternakan milik Sampler. Kris dan Jeff saat itu sudah hidup sebagai bagian yang menyatu dengan alam. Apa yang terjadi pada babi tersebut turut mempengaruhi Kris dan Jeff. Saat "babi mereka" bertemu, Kris dan Jeff menjadi saling tertarik secara misterius. Saat babi milik Kris hamil. Kris juga merasakan hal yang sama, dan seterusnya.
Perputaran hidup tersebut terus terjadi hingga salah seekor babi mati dan membuat sebuah anggrek di tepi sungai bersemi dimana saat itu adalah saat dimana Kris dan Jeff mengalami spiritual awakening. Dari hal tersebut terlihat bahwa mulai dari kehidupan hingga emosi manusia dalam hal ini Kris dan Jeff tidak bisa terpisah dari alam itu sendiri. Alam pun pada akhirnya sanggup menyatukan manusia satu sama lain, mulai dari Kris dan Jeff hingga semua orang yang pernah dihipnotis oleh Thief seperti yang terlihat di akhir film. Upstream Color juga menggambarkan mengenai kesendirian dan perenungan serta kedekatan dengan alam dalam melempaui rasa putus asa dalam eksistensi kehidupan seorang manusia. Dalam hal ini Kris berusaha melewati segala permasalahan dalam hidupnya dalam kesendirian, bahkan disaat sudah bertemu dengan Jeff sekalipun. Hal ini juga berkaitan dengan self reliance dimana dalam Walden juga disebutkan bahwa seseorang tidak perlu harus mencari atau bergantun pada hubungan sosialnya dengan orang lain. Cukup dengan perenungan diri sendiri dan kedekatan dengan alam maka seseorang tersebut akan mampu memperbaiki dan menemukan jawaban atas masalah hidup yang ia alami. Pada akhirnya semua karakter dalam film ini termasuk Kris dan Jeff mulai menemukan spiritual awakening saat bunga bermekaran dan mereka mulai membaca berbagai narasi dalam buku Walden serta membagikan buku tersebut pada orang-orang lain dengan permasalahan serupa.
Pertanyaan lain adalah mengenai identitas sosok bernama Sampler. Awalnya saya mengira bahwa ia termasuk sosok yang tengah mempertanyakan eksistensi dan jati diri dan mulai menemukannya saatu mulai berfokus pada babi di peternakan. Pada awalnya ia bertemu dengan berbagai orang seolah sedang mencari jati diri mengenai eksistensinya. Namun semakin kesini saya mulai menyadari bahwa ia lebih dari itu. Dia memindahkan ulat kedalam tubuh babi, "bereksperimen" dengan menyaksikan behavior babi yang mempengaruhi hidup manusia untuk kemudian menciptakan musik yang terinspirasi dari hal tersebut. Tidak hanya itu, ia juga bisa menyaksikan apa yang terjadi pada orang-orang yang pernah disinggahi oleh ulat dalam tubuh babi tersebut. Apakah ia gambaran sosok penguasa/pemerintah lain yang tengah mencba menguji coba terhadap "rakyatnya". SPOILER END Namun saya sendiri masih belum terlalu yakin mengenai interpretasi mengenai siapa sebenarnya Sampler ini. Termasuk saya juga masih merasa banyak misteri-misteri yang belum mampu saya pecahkan bahkan mungkin tidak akan bisa dipecahkan oleh orang selain Shane Carruth sendiri. Masih banyak interpretasi lain dari saya mengenai Upstream Color dan terlalu banyak hingga tidak saya tuliskan disini.
Pada akhirnya mungkin tidak akan ada yang bisa menjawab semua misteri dalam Upstream Color selain Shane Carruth sendiri. Namun satu hal yang membuat saya menyukai film ini justru dari berbagai misteri yang ditebarkan oleh Carruth melalui narasi abstrak yang ia tampilkan. Dengan bermodalkan Walden saya mendapati sebuah perjalanan penuh puzzle yang begitu menyenangkan sekaligus menantang. Seperti Primer, pengalaman pertama menonton Upstream Color mungkin akan membuat kita terasa tersesat, namun setelah perlahan kita mulai menemukan interpretasi kita sendiri, perjalanan tersebut akan terasa menyenangkan terlepas dari apakah interpretasi kita sama dengan apa yang dimaksudkan Carruth atau tidak. Tapi bukankah itu menariknya sebuah film dimana tiap penonton bebas memberikan interpretasi dan pandangan mereka, yang penting ada suatu hal yang bisa didapatkan oleh penonton. Diluar hal tersebut,Upstream Colori juga lebih mumpuni secara teknis dibandingkan Primer. Sebagai sinematografer sekaligus komposer musik, Carruth membuat film ini didukung oleh sinematografi indah dan pemakaian scoring musik yang minimalis namun ditempatkan secara efektif pada momen yang tepat pula. Sebuah sajian dari Shane Carruth yang memang layak mendapat penantian hingga nyaris satu dekade.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
3 komentar :
Comment Page:Jujur, saya sangat bingung untuk kedua kalinya setelah nonton primer. terlalu banyak simbol yang disuguhi di film ini, sehingga saya sendiri sibuk menerka2 apa yang terjadi pada suatu adegan dan hubungannya dengan adegan lain.
Dan saya setuju, yang mengerti maksud dan pesan yang disampaikan dalam film ini hanya Shane Carruth sendiri.
Saya tersesat.
Kalau Primer itu sebenernya kuncinya teliti & ngulangin nonton terus-terusan, naah kalau Upstream Color itu emang lebih surealis sih, harus nyari-nyari sumber literatur yang jadi inspirasi Carruth :)
Overrated sih kl nurut sya. Dia egois nyiptain film cuma utk dirinya sndiri. Sya ga anggap dia jenius, mlainkan hnya trlalu ambisius utk trliat jenius. Sya sdh tonton Primer jg. Sama aja. Dlm kedua filmnya byk scene dieditnya jd sdmikian ga nyambungnya. Byk kok film jenius laen yg sulit dimengerti tp pd akhirnya pnonton bs mmahami, sprti 2001 oddisey ato Under The Skin. Tp tidak film2 Carruth ini, ga mmberikan kesan apa2 sprti angin lalu.
Posting Komentar