THE COAST GUARD (2002)
Sudah cukup lama saya tidak menonton film dari salah satu sutradara favorit saya, Kim Ki-duk. Film terakhirnya yang saya tonton adalah Pieta yang merupakan film terbaru sang sutradara dan berhasil memenangkan penghargaan Golden Lion di Venice Film Festival. Sekitar enam bulan saya tidak menonton karyanya karena memang film-film dari sutradara yang satu ini sulit didapat. Kali ini saya berkesempatan menonton The Coast Guard, film kedelapan yang dibuat Ki-duk sepanjang karirnya. Film ini berkisah tentang kehidupan tentara yang bertugas menjaga perbatasan pantai yang memisahkan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Perbatasan tersebut memang seringkali dijadikan tempat para mata-mata dari Korea Utara untuk menyusup ke Korea Selatan. Untuk itulah para tentara yang berjaga disana diberi hak untuk menembak mati siapapun yang menyelinap di perbatasan pada malam hari tanpa ijin. Kemudian tentara yang berhasil menembak mata-mata tersebut akan diberi penghargaan dan hadiah berupa dibebas tugaskan selama seminggu dan boleh meninggalkan tugasnya dalam jangka waktu tersebut. Kang Sang-byeong (Jang Dong-gun) adalah salah seorang anggota disana dan cukup terobsesi dengan tugasnya tersebut.
Suatu hari ia terlibat konflik dengan beberapa penduduk sekitar dimana Kang mengancam akan menembak mereka jika mereka nekat menyusup meskipun bukan mata-mata. Tanpa diduga sepasang kekasih penduduk sipil nekat menyusup untuk berhubungan seks di pinggir pantai pada tengah malam. Melihat hal tersebut, Kang yang mengira mereka adalah mata-mata menembak sang pria. Tidak hanya itu ia melemparkan granat yang menghancurkan tubuh pria tersebut. Pada akhirnya setelah tahu yang ia bunuh bukanlah mata-mata melainkan hanya seorang warga sipil yang sempat ia ancam, Kang mulai diliputi rasa bersalah dan depresi yang mendalam. Apalagi setelah ia megetahui bahwa kekasih dari pria yang ia bunuh mulai mengalami gangguan jiwa dan menganggap para tentara yang bertugas disana adalah kekasihnya yang telah tewas. Mulai saat itulah Kang mulai tenggelam dalam mental breakdown yang makin lama semakin bertambah parah. The Coast Guard masihlah film yang mempunyai banyak ciri khas dari seorang Kim Ki-duk. Masih ada karakter minim kata-kata dan mengalami permasalahan yang depresif dalam kehidupannya. Masih ada juga atmosfer depresif dan aura kelam dalam konflik-konflik yang dihantarkan dalam filmnya. Tapi bagi saya ini bukanlah film Ki-duk yang gila.
Masih ada beberapa adegan yang masuk kategori cukup sadis tapi tidak dalam kadar "sakit" yang setinggi film-film tergila sang sutradara. Masih ada adegan seks dengan aura kelam tapi tidak disajikan terlalu vulgar. Tentunya juga masih ada adegan penyiksaan hewan yang cukup membuat ngilu. Untuk urusan tempo, film ini mengalir dengan tempo kadang cepat kadang lambat, tidak seperti film Ki-duk lainnya yang lebih sering mengalur lambat dan sepi. Fakta bahwa film ini diisi cukup banyak dialog dan mengandung beberapa adegan baku tembak membuat filmnya tidak terasa selambat dan sesepi film-film lainnya dari sang sutradara. Tapi yang paling penting adalah Kim Ki-duk kembali berhasil mengeksplorasi sisi kelam pada diri manusia dengan mendalam disini. Kita akan diperlihatkan bagaimana kondisi seseorang yang mengalami kejadian yang begitu traumatis dan mempengaruhi kejiwaan mereka. Bagaimana sebuah kejadian yang berlangsung mungkin hanya sekejap bisa begitu meninggalkan rasa trauma luar biasa pada seseorang dan mengubah hidup mereka seutuhnya. Kisah tentara penjaga perbatasan adalah sampulnya, sedangkan bab utamanya adalah trauma yang menimpa karakter utamanya. Namun selayaknya film-film Kim Ki-duk yang lain akan ada banyak sub-bab yang mengiringi film ini.
Disamping trauma yang menimpa kedua tokoh utamanya, orang-orang di sekitar mereka dalam hal ini tentara lain yang bertugas juga ikut terpengaruh dengan rasa takut yang mereka rasakan. Rasa takut tersebut pada akhirnya mampu menggiring seseorang pada tindakan yang tidak terduga pula. Rasa takut bertambah menjadi paranoid dan hal itu pula yang mempengaruhi sisi psikologis mereka. Pada akhirnya mulai tercipta ironi pada film ini dimana musuh yang harus dihadapi bukanlah spy dari Korea Utara ataupun sosok Kang yang mulai gila dan dianggap mengancam nyawa orang banyak tapi justru masing-masing dari diri tentara tersebut yang telah dikuasai oleh rasa takut. Bagaimana masing-masing dari mereka memanfaatkan keberadaan Kang yang dianggap sebagai musuh untuk mulai berbuat sesuatu sesuka mereka adalah termasuk salah satu dampak yang juga muncul. Kita akan melihat sosok-sosok yang merasa mereka memiliki power ataupun kekuasaan yang lebih pada akhirnya semakin berbuat semau mereka, memanfaat kondisi yang ada dan menindas mereka yang dibawah atau yang lebih lemah.
The Coast Guard penuh dengan momen-momen tragis yang begitu menyayat baik itu momen yang menunjukkan adegan yang menyakitkan untuk dilihat, sampai momen yang terasa menyayat karena memperlihatkan secara mendetail bagaimana kedua karakter yang ada semakin terganggu kejiwaannya dan melakukan berbagai hal yang membuat saya merasa tersayat. Adegan-adegan tersebut juga dikemas dengan scoring yang begitu mampu ikut menyayat perasaan dalam menemani tiap adegannya. Hingga akhir pun, The Coast Guard tetap mampu meninggalkan kesan tragis dengan ending-nya yang mampu merangkum tragedi yang dituturkan oleh filmnya dengan begitu sempurna hingga mampu membuat saya meneteskan air mata. Sekali lagi Kim Ki-duk berhasil menyajikan sebuah karya yang terasa tragis, gelap, menyakitkan untuk ditonton tapi penuh dengan perenungan. Saya selalu suka bagaimana sutradara yang satu ini selalu berhasil menangkap sisi gelap terdalam pada diri setiap manusia dalam berbagai kondisi yang menimpa mereka.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar