THE SQUID AND THE WHALE (2005)
Noah Baumbach memang bukanlah sutradara yang mengarahkan film-film dengan bujet besar atau mampu menghasilkan film dengan pendapatan ratusan juta dimana filmnya yang paling banyak mendapatkan uang adalah The Squid and the Whale ini yang berhasil mendapatkan lebih dari $11 juta. Meski begitu, karya-karyanya yang relatif mini itu selalu memuat ksiah-kisah sederhana namun unik dalam kehidupan sehari-hari. Baumbach selalu mampu menangkap suatu hal dalam hidup dari sisi yang cukup unik dan khas sehingga menghasilkan karya-karya yang sangat menarik.The Squid and the Whale sendiri adalah film rilisan tahun 2005 yang berhasil memberikan Noah Baumbach nominasi Oscar untuk Best Original Screenplay meskipun pada akhirnya harus kalah oleh duo Paul Haggis dan Bobby Moresco lewat Crash. Film ini dibintangi oleh Jeff Daniels. Laura Linney, Anna Paquin serta Jesse Eisenberg yang saat itu baru memulai awal karirnya di dunia film layar lebar. Filmnya sendiri berkisah tentang sebuah keluarga yang harus menghadapi permasalahan seputar perceraian. Tentu saja meskipun membahas ranah permasalahan yang cukup berat dan sedikit kelam namun Noah Baumbach tidak akan mengemasnya sebagai film keluarga yang depresif seperti American Beauty misalnya. Seperti film-filmnya yang lain, Baumbach tetap akan memberikan sedikit unsur komedi di dalamnya.
Walt (Jesse Eisenberg) dan adiknya, Frank (Owen Kline) sedang berada dalam situasi sulit dalam kehidupan mereka disaat suatu hari kedua orang tua mereka memberitahu bahwa keduanya akan berpisah. Untuk mengakali hak asuhnya, maka dibagilah jadwal hari kapan Walt dan Frank ikut dengan ibunya dan kapan dengan ayahnya. Tapi tentu saja seperti apapun kondisinya, perpisahan kedua orang tua selalu menghadirkan permasalahan pelik tidak hanya bagi keduanya tapi bagi anak-anak mereka juga. Walt dan Frank sendiri mulai menghadapi permasalahan mereka masing-masing akibat dari konflik keluarga yang menimpa tersebut. The Squid and the Whale mungkin hanya berdurasi 81 menit, tapi dengan waktu singkat tersebut kisahnya mampu mengeksplorasi cukup dalam aspek-aspek seputar perceraian serta dampaknya bagi anak-anak. Kita akan melihat bagaimana Walt dan Frank pada masa dimana keduanya tengah beranjak dewasa harus menghadapi sulitnya perceraian yang terjadi. Pada akhirnya mereka mau tidak mau dan secara sadar tidak sadar harus memilih antara ayah ataupun ibu. Mereka melakukan pelarian beserta coping terhadap apa yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka selaku role model. Walt yangdekat dengan sang ayah dan sering mendapat berbagai nasihat mulai bermain-main dengan rasa cinta meskipun harus membohongi dirinya sendiri. Sedangkan Frank terobsesi dengan masturbasi dimanapun ia berada dan mengkonsumsi minuman keras.
Keduanya nampak kehilangan pegangan dalam kehidupan mereka. Ada yang kelakuannya melebihi batas toleransi, ada juga yang seolah kehilangan jati diri dalam mengambil langkah-langkah. Kita pun diajak untuk menelusuri permasalahn yang membuat kedua orang tua mereka memutuskan bercerai, dan mungkin mudah bagi kita untuk menentukan pihak mana yang sebenarnya salah dan berpihak pada pihak yang lain. Sedari awal saya sendiri merasa begitu membenci hal-hal yang dilakukan oleh sang ibu dimana dia berselingkuh dengan banyak pria dan memilih untuk mengejar karirnya sebagai penulis yang akhir-akhir ini mulai meningkat bahkan melebihi sang suami yang dulunya merupakan penulis ternama. Namun perlahan saya mulai memikirkan ulang hal tersebut. Apakah sang ayah memang sepenuhnya korban? Atau memang perbuatannya lah yang menyebabkan sang istri berselingkuh? Sampai pada akhirnya saya menyadari sesuatu bahwa semua permasalahan ini bukanlah mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Mungkin mencari akar permasalahan adalah hal yang penting, tapi lebih penting lagi adalah bagaimana memahami antar anggota keluarga baik itu suami-istri maupun anak-orang tua. Ini adalah kisah tentang bagaimana kita harus berusaha mengontrol diri kita sekaligus memahami serta memaafkan orang yang kita sayangi.
Mungkin kisahnya terlihat seriusdan cukup depresif, tapi seperti yang sudah saya singgung diatas, Noah Baumbach mampu merangkumnya dengan sentuhan komedi. Bukan komedi konyol layaknya film-film Adam Sandler tentunya tapi mampu membuat saya tertawa dan tersenyum jauh melebihi saat saya melihat film-film Adam Sandler. Melihat bagaimana tingkah laku Frank dengan hal berbau masturbasi yang ia lakukan adalah momen-momen yang selalu membuat saya tertawa. The Squid and the Whale memang memuat kisah yang cukup kelam namun memberikan saya sudut pandang lain bahwa hal-hal seperti itu juga bisa "ditertawakan". Selain itu film ini juga dihiasi dengan dialog-dialog cerdas baik itu yang menyinggung buku-buku atau quote dari berbagai pengarang sampai bagaimana tiap karakternya saling bertukar kata-kata. Sederhana namun terasa begitu cerdas dan berisi. The Squid and the Whale adalah sebuah film yang mampu bertutur dengan begitu baik, menyulap sebuah kisah berat menjadi mampu menggelitik namun tetap mampu terasa begitu mendalam dan mempunyai kehangatan yang khas ala film-film dramedi berbujet mini dan pada akhirnya mampu ditutup dengan sebuah ending yang multi interpretasi namun bagi saya terasa menyentuh. Jadi apa maksud dari judulnya sendiri? Tidak ada penjelasan pasti, tapi interpretasi saya itu adalah gambaran bagaimana usaha para tokohnya untuk berusaha dalam menghadapi permasalahn yang menejerat mereka.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
3 komentar :
Comment Page:emang bener banget gan film ini sangat bagus,
oh iya omong omong film ini menceritakan kisah hidupnya si Noah Baumbach waktu kecil yak ?
Oya? Wah saya malah baru tau fakta itu hehe
maksud endingnya apa ya? film ini pas keluar di ganol blum ada subtitelnya loh di subscene. subtitlenya baru keluar kemarin maret 2017. kamu nonton dimana?
Posting Komentar