ABOUT SCHMIDT (2002)
Dalam 2 hari saya secara berturut - turut nonton 2 film bikinan Alexander Payne. Setelah semalem nonton Sideways yang menurut saya emang bagus, lucu, & down to earth walopun rada overrated, paginya yang saya tonton adalah About Schmidt ini. Film ini sendiri membawa Nicholson menjadi nominasi Oscar untuk Best Actor tahun 2003 silam. Dan film ini memenangkan piala Golden Globe kategori Best Screenplay. Tanggapan para kritikus juga positif, pendapatannya juga berhasil. Walopun baik secara pendapatan ataupun review, Sideways dianggap lebih bagus dan lebih laku dibanding film ini.
Warren Schmidt (Jack Nicholson) baru saja pensiun dari pekerjaannya di kantro asuransi di Omaha. Ternyata kehidupan barunya pasca pensiun berasa membosankan & gak berguna baginya. Warren hidup berdua bersama sang istri yang udah menikah 42 tahun, Helen. Mereka punya seorang putri, Jeannie yang udah tinggal bersama tunangannya. Warren yang merasa bingung melakukan apa, secara gak sengaja melihat sebuah iklan di TV tentang donasi dana untuk anak di Afrika. Warren yang tergerak hatinya mengirimkan bantuan $22 per bulan. Diapun menjadi ayah asuh bagi seorang bocah Tanzania bernama Ndugu. Warren mulai menyurati si bocah dengan menceritakan ekhidupan pribadinya. Mulai dari kebosanannya akan tingkah laku sang istri, kejengahannya terhadap pegawai baru yang menggantikan posisinya dikantor, sampe ketidaksetujuannya terhadap calon suami putrinya.
Secara gak terduga sepulangnya dari mengeposkan tuh surat, Warren mendapati sang istri telah tergeletak tak bernyawa yang ternyata diakibatkan penggumpalan darah diotaknya. Maka dimulailah kehidupan Warren Schmidt yang lebih suram dan elbih sepi. Bagaimana dia menghadapi kehidupan barunya?
Film ini jelas jauh lebih baik daripada Sideways menurut saya. Dari scene pembuka aja saya udah tahu kalo ni film bakal menarik (Untuk pulang kerja & bangun Schmidt bener-bener detil melihat jamnya) Jalan cerita film ini emang sangat menyentuh. Kita dihadapkan dengan sosok orang tua 66 tahun yang kesepian menjalani hidup, gak tahu apa yang harus dia lakukan tiap hari. Gak ada lagi sosok orang yang bisa diajaknya berinteraksi setiap saat. Apalagi sang putri yang disibukkan dengan pernikahannya membuatnya kurang dekat dengan Schmidt. Siapa coba yang gak bersimpati dengan keadaannya. Dibalik drama menyentuh itu, diselingi juga adegan yang dapat memancing tawa. Performa Jack Nicholson juga sangat luarbiasa. Terlihat banget dari raut mukanya dia adalah seorang tua yang frustasi. Saya berhasil dibuat terus bersimpati dengan tokoh Warren Schmidt hingga akhir film. Apapun yang dia lakukan saya tetap mendukungnya (Mencium istri orang? Menghajar kawan akrab yang pernah selingku dengan sang istri 30 tahun lalu? Memaksa putrinya membatalkan pernikahan?) Sayang saat mulai melewati pertengahan menjelang akhir, gregetnya terlalu mengendor sehingga sempet gak mengena. Untungnya di akhir film hal itu kembali menguat. Dan diakhiri dengan sebuah ending yang sederhana tapi menyentuh.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar