SIDEWAYS (2004)
Film ini dapet tanggapan positif di Amrik sono. Para kritikus memuji-muji nih film. Metacritic memberi nilai 94%, Rotten Tomatoes 97%, Roger Ebert ngasih nilai 4/4. Film ini juga masuk nominasi film terbaik di Academy Awards dan Golden Globe. Dari segi pendapatan juga memuaskan. Dengan bujet cuma $16 juta, pemasukan diseluruh dunia mencapai diatas $100 juta! Tapi saya tidak buru-buru menaikkan ekspektasi terhadap film ini. Karena film ini mempunyai unsur komedi didalamnya. Dan saya sangat paham kalo selera komedi saya dengan orang Amrik sono seringkali berseberangan. Kayak contohnya di film Superbad ato World Greatest Dad dimana film itu dapet puja-puji. Tapi bagi saya meskipun bagus tuh film gak sekeren itu deh.
Jack (Thomas Haden Church) dan Miles (Paul Giamatti) adalah sahabat sejak bangku kuliah. Miles kini menjida guru sekaligus penulis novel, walopun novelnya belum ada yang berhasil diterbitkan. Sedangkan Jack adalah seorang aktor TV. Keduanya berkumpul bersama untuk melakukan pesta lajang bagi Jack selama seminggu karena dia akan segera menikah. Miles mengajak Jack berkeliling California, dimana disana terkenal dengan anggurnya. Miles sendiri adalah pecinta berat anggur. Sejak perceraiannya dengan sang istri yang membuatnya depresi, dia lebih dekat ke anggur daripada wanita. Rencana mereka si awalnya biasa aja, berkeliling mencicip anggur di berbagai tempat sambil bermain golf. Tapi Jack yang merasa ingin lebih liar lagi dalam merayakan "kebebasan terakhirnya" merasa gak mau ngelakuin itu.
Sampe keduanya bertemu Maya dan Stephanie. Miles udah lama kenal Maya. Tapi dia masih gak berani menyatakan cinta. Sedangkan Jack malah kesengsem sama Stephanie dan gak memberitahu kalo dia akan segera menikah. Maka dimulailah minggu yang "super" bagi keduanya.
Film ini berasa gabungan "The Hangover" dan "I Love You Man" dari segi tema. 2 orang cowok yang sangat dekat bersama untuk merayakan pesta lajang. Tapi keunggulan film ini adalah problem yang lebih membumi. Saya yakin diluar sana emang kejadian seperti ini jamak terjadi. Mulai dari cowok yang depresi ditinggal sang istri sehingga sulit dekat dengan wanita, sampe cowok yang kalo duah berurusan dengan nafsu lupa sama pernikahannya. Itu adalah hal yang jamak terjadi. Kelucuan di film ini juga terasa tidak dibuat-buat. Alamiah aja terjadinya. Tapi hal itu emang berpotensi emmbosankan buat orang yang berharap sebuah film konyol macam The Hangover. Kalo dari segi akting, Thomas Haden dan Paul Giamatti diluar dugaan saya ternyata mampu tampil apik. Sebelumnya saya meragukan keduanya. Paul sebagi pria paruh baya yang stres, ato Thomas sebagai cowok yang ingin menikmati kebebasan terakhirnya sebagai pria lajang.
OVERALL: Film yang sangat membumi dan menarik untuk diikuti. Walopun terasa sedikit Overrated pujian terhadap film ini.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar