2001: A SPACE ODYSSEY (1968)
Akhirnya saya berkesempatan menyaksikan film karya sutradara legendaris Stanley Kubrick ini. Film yang dirilis tahun 1968 ini diakui banyak pihak sebagai salah satu film terbaik yang pernah dibuat dan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi genre film science fiction hingga kini. "2001: A Space Odyssey" dibagi dalam 4 bagian cerita, yaitu "The Dawn of Man", "TMA-1", "Jupiter Mission" dan "Jupiter and Beyond the Infinite". Pada cerita pembuka yaitu "The Dawn of Man" kita sudah disuguhi sebuah opening yang unik kalau tidak bisa dibilang aneh. Diperlihatkan sekelompok kera yang mungkin adalah "versi awal" dari manusia yang berusaha bertahan hidup dari kekurangan makanan dan serangan leopard. Disuatu pagi mereka terbangun didepan sebuah kotak hitam setinggi 3 meter yang kemudian disebut "monolith". Interaksi dengan monolith itu ternyata berdampak pada pola pikir dan hidup kera tersebut.
Di cerita kedua "TMA-1" setting waktu meloncat jauh ke tahun 1999 dimana seorang ilmuwan dan astronot bernama Dr. Heywood R. Floyd (William Sylvester) sedang melakukan perjalanan ke bulan untuk meneliti misteri munculnya monolith yang tertanam disana. Layaknya para kera diawal film, Dr. Heywood dan awak lainnya melakukan interaksi dengan monolith dan menyentuhnya juga. Tepat disaat mereka akan berfoto didepan benda tersebut, terdengar suara yang memekakkan telinga mereka. Cerita ketiga dan keempat berpusat pada dua astronot yang sedang menuju Jupiter, yaitu David "Dave" Bowman (Keir Dullea) dan Frank Poole (Gary Lockwood). Bersama mereka ikut juga beberapa ilmuwan yang dalam perjalanan tersebut dibuat hibernasi. Selain itu, mereka juga bersama dengan program komputer super canggih bernama Hal 9000 (disuarakan Douglas Rain). Tapi ternyata kesempurnaan teknologi yang dimiliki Hal malah menciptakan masalah tersendiri.
Film ini berdurasi lumayan lama, 142 menit. Dan itu ditambah dengan gaya penceritaan yang lambat. Efek suasanan luar angkasa yang anti gravitas dan membuat gerakan pelan makin menambah pelan suasana, ditambah lagi dengan minimnya dialog, film ini berpotensi menjadi membosankan dan membuat mengantuk orang-orang yang tidak biasa menonton film macam ini. Tapi minimnya dialog berhasil ditutupi dengan scoring yang begitu megah dan nyaman didengar.
Tapi keunggulan utama film ini adalah visual efek yang luar biasa. Hal itu makin sempurna karena pada dasarnya visi seorang Stanley Kubrick mengenai gambaran luar angkasa dan masa depan sudah sangat bagus, unik dan kreatif. Perlu diingat film ini dirilis pada tahun 1968 yang mana pada saat itu bahkan manusia belum menginjakkan kakinya di bulan hingga setahun kedepan. Penggambaran pesawat luar angkasa beserta berbagai macam teknologi canggih didalamnya, efek-efek anti gravitasi super keren semua ditampilkan secara cerdas dan megah oleh Kubrick. Hal yang wajar saat akhirnya film ini diganjar Oscar untuk "Best Visual Effects" Sangat luar biasa daya imajinasi dan efek yang ditampilkan Kubrick di film ini. Disaat film ini sudah berusia 33 tahun, saya tetap terkagum-kagum, jauh lebih kagum dari mayoritas film sci-fi yang dirilis di era sekarang sekalipun.
Selain efek dan penggambaran masa depan yang luar biasa, satu lagi faktor yang membuat film ini begitu menarik walaupun berjalan lambat adalah bagaimana misteri yang ada disimpan dengan begitu rapi. Tiap sesi cerita selalu memberikan rasa penasaran baru bagi penonton yang mana misteri dan rasa penasaran tersebut tterus tersimpan hingga film berakhir, bahkan mungkin tidak akan terjawab. Kubrick memang membuat film ini dengan sedikit abstrak sehingga tidak semua orang bisa mengerti apa yang coba dia tampilkan. Tapi sejauh yang saya tangkap Kubrick mencoba menyinggung soal evolusi manusia beserta kemajuan teknologi yang pada akhirnya membuat manusia menjadi sering ketergantungan pada teknologi tersebut. Ending film ini juga multi tafsir. Saya sendiri belum sepenuhnya mengerti akan keseluruhan pesan dan makna yang ditampilkan disini.
Diantara berbagai amcam keunggulan dan kehebatannya, "2001: A Space Odyssey" punya sebuah kekurangan yang cukup terlihat yaitu di sektor akting. Tidak ada pemain yang menampilkan akting luar biasa. Walaupun tidak bisa dibilang buruk, untuk ukuran film sebesar dan sehebat ini, jajaran aktor yang ada bisa dibilang kurang berhasil menampilkan level akting yang sesuai. Jajaran pemain yang paling baik malah Douglas Rain yang di film ini "hanya" berperan sebagai penyumbang suara Hal. Suaranya yang datar sangat berhasil menghidupkan tokoh Hal yang misterius dan terasa memang hanya sebagai mesin atau komputer yang bicara. Ada adgan dimana Hal bersuara dengan intonasi datar padahal sebenarnya itu adalah monolog yang menunjukkan rasa takut. Pada bagian itulah suara Douglas Rain benar-benar menghidupkan suasana.
OVERALL: Sebuah film dengan imajinasi dan spesial efek yang luar biasa lengkap dengan cerita yang menarik walaupun karena tempo yang lambat mungkin akan membuat sebagian orang bosan.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar :
Comment Page:Huaaahh.. akhirnya saya juga nonton film ini!!
Benar-benar luar biasa, bahkan sudah dimulai dari adegan blank scene di awal film!! hahaha... benar-benar sebuah masterpiece seorang Stanley Kubrick..
Mengenai akting, kayaknya gag perlu akting yang bagus banget deh... karena memang saya rasa film ini tidak menonjolkan karakterisasi pemerannya.
Posting Komentar