SOURCE CODE (2011)

Tidak ada komentar
Melihat trailer "Source Code" awalnya saya tidak terlalu tertarik. Walaupun ada Jake Gyllenhaal, saya merasa "Source Code" hanya akan menjadi sebuah film action bercampur thriller biasa. Tapi begitu Rotten Tomaotes memberi nilai awal 90%, saya menjadi penasaran. Apalagi setelah tahu sutradara film ini adalah Duncan Jones yang sukses memberikan pengalaman menyaksikan film sci-fi yang sederhana tapi sangat mengesankan lewat "Moon" 2 tahun lalu. Setelah membaca premise yang ada saya mulai sadar kalau film ini ternyata memang bukan sekedar action tapi lebih kearah sci-fi juga.

Colter Stevens (Jake Gyllenhaal) terbangun dalam kondisi kebingungan dan kaget dalam sebuah kereta. Dia tidak ingat bagaimana dia bisa berada disana dan akan menuju kemana kereta itu. Terlebih lagi didepannya ada seorang wanita bernama Christina (Michelle Monaghan) yang tidak dikenalnya tapi sang wanita terlihat seperti orang yang mengenal dirinya. Yang makin aneh, Christina bukan mengenali dirinya sebagai Colter Stevens tapi sebagai serorang guru bernama Sean Fentress. Ditengah kebingungan yang luar biasa, tiba-tiba saja kereta tersebut meledak dan menewaskan semua penumpang termasuk Colter dan Christina.Colter semakin kaget saat mendapati dirinya belum mati dan kembali terbangun ditempat lain yang berupa ruangan sempit dimana terdapat layar didepannya yang menyambungkan dia dengan Kapten Colleen Goodwin (Vera Farmiga).
Dari situ diketahui bahwa Colter sebenarnya adalah seorang Kapten angkatan udara sekaligus pilot helikopter yang bertugas di Afganistan sebelum ini. Tapi dia tidak ingat bagaimana dia bisa tiba-tiba berpindah dari tempatnya bertugas itu menjadi ditempat misterius yang mirip pesawat luar angkasa. Fakta satu persatu mulai diketahui bahwa Colter sedang berada dalam program bernama Source Code yang dikembangkan oleh Dr. Rutledge (Jeffrey Wright) dimana orang yang berada didalamnya bisa berpindah tempat dan waktu kedalam tubuh seseorang yang sudah mati tapi hanya dalam jangka waktu 8 menit sebelum kematian orang tersebut. Dan saat ini Colter sedang dikirim kedalam tubuh Sean Fentress untuk mengungkap siapa pelaku pengeboman kereta yang menewaskan semua penumpang termasuk Sean dan Christina dan mencari dimana bom tersebut berada. Tapi ternyata masih banyak fakta mengejutkan lain di belakang misi ini.

Sekali lagi Duncan Jones membuat sebuah film science fiction yang menarik dan penuh misteri yang membuat penonton penasaran dari awal hingga akhir. Kelebihan seorang Duncan Jones adalah mampu mengemas film yang menarik dengan begitu padat tanpa harus menyisakan plot hold yang besar. Sama seperti "Moon", "Source Code" juga hanya berdurasi 93 menit dan langsung to the point dari awal film mulai. Film ini berpotensi membosankan karena terdapat beberapa pengulangan adegan. Tapi sudut pandang yang berbeda dan cara penceritaan yang menarik membuat tidak ada sedikitpun rasa bosan. Yang ada hanya perasaan film ini berakhir dengan begitu cepat.

Saya sempat mengira film ini akan menjadi "Inception"-nya 2011, yang ternyata hal itu salah.Salah dalam artian "Source Code" bukanlah fim rumit yang harus ditonton lebih dari sekali dan direnungi untuk bisa secara keseluruhan menangkap maksud yang ada. Bahkan apabila kita mengesampingkan beberapa hukum pemrograman yang menjadi bumbu science di film ini, "Source Code" adalah sci-fi yang sederhana namun dikemas dengan bumbu action dan misteri yang sangat pas sehingga begitu menarik. Hal itu membuat tiap kali adegan diulang yang ada bukan penonton menjadi bosan tapi malah mendapat hiburan baru dengan menyaksikan bagaimana Colter Stevens berperilaku dalam kondisi yang sama berkali-kali.

Hubungan yang terjalin antara Colter Stevens dan Christina juga tidak terlihat dipaksakan. Sangat wajar seorang Colter Stevens menjadi memiliki perasaan lebih terhadap Christina disaat dia harus berulang kali terbangun didepan gadis itu dan berulang kali juga menyaksikan sang gadis tewas didepan matanya. Perasaaan kasihan yang berkembang menjadi cinta adalah wajar dan itu bisa dihidupkan dengan chemistry yang lumayan antara Jake Gyllenhaal dan Michelle Monaghan. Yang agak mengganggu bagi saya adalah endingnya. Sayang sekali sebuah film yang memiliki berbagai twist menarik sepanjang cerita diakhiri dengan ending yang sangat biasa walaupun masih ada sedikit kejutan, tapi film ini tetap diakhiri dengan sangat biasa dan bagaikan Duncan Jones mencoba bermain-main dengan hal mainstream yang sayangnya mengurangi kesempurnaan film ini.

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: