WAR HORSE (2011)
Seperti yang sudah sering dilakukan olehnya, tahun 2011 lalu seperti yang kita tahu Steven Spielberg langsung memberikan kita 2 film dalam jangka waktu yang amat berdekatan setelah sempat 3 tahun absen merilis film. Kedua filmnya bisa dibilang adalah hal baru dalam catatan karir Spielberg. Yang pertama adalah The Adventures of Tintin dimana film itu adalah untuk pertama kalinya Spielberg menyutradarai film animasi dan langsung sukses membawa pulang piala Golden Globe untuk film animasi terbaik. Sedangkan untuk film satunya adalah War Horse ini. Spielberg memang sudah terbiasa mengangkat film bertemakan perang, tapi baru kali ini dia mengangkat Perang Dunia I dalam filmnya. Spielberg juga terlihat cukup berhemat dalam membuat film ini dimana bujetnya "hanya" $66 juta, yang mana itu termasuk kecil untuk ukuran film seorang Spielberg. Jajaran pemainnya juga minim nama besar. Yang paling tenar mungkin Tom Hiddlestone yang angkat nama sebagai Loki. Lalu ada juga Emily Watson dan Benedict Cumberbacth. Bahkan Jeremy Irvine yang jadi aktor utama baru memulai debutnya lewat film ini.
Disebuah kota kecil bernama Devon yang terletak di Inggris, seorang petani tua bernama Ted Narracott (Peter Mullan) baru saja menghabiskan banyak uangnya untuk membeli seekor kuda. Padahal kuda tersebut sama sekali bukanlah kuda yang cocok dipakai membajak lahan. Hal itu tentunya membuat sang istri, Rose (Emily Watson) sangat marah. Berbeda dengan ibunya, Albert (Jeremy Irvine) justru sangat antusias dengan kuda baru tersebut dan mencoba melatihnya. Kuda yang diberi nama Joey itu ternyata seperti punya keajaiban, dimana dia pada akhirnya berhasil membajak lahan tersebut dan menyelamatkan Albert dan kedua orangtuanya dari kehilangan rumah dan lahan mereka karena tidak mampu membayar uang sewa. Tapi persahabatan Albert dan Joey yang mulai terjalin itu harus terpisah saat sang ayah menjual Joey kepada Kapten Nicholls (Tom Hiddlestone) untuk menjadi kuda perang. Albert dan Joey akhirnya dipisahkan oleh peperangan. Tapi ternyata keajaiban yang dimiliki oleh Joey banyak dirasakan oleh orang-orang yang bertemu dengannya selama perjalanannya di Perang Dunia I tersebut. Tapi apakah Albert dan Joey akan bertemu kembali?
Tentu saja Spielberg membuat War Horse sebagai sebuah film perang yang bersahabat untuk semua umur. Bagi yang sudah mengenal gaya Spielberg bercerita dalam filmnya pasti sudah tahu kalau film-filmnya tidak akan susah dicerna apapun temanya termasuk film ini. Paruh pertama film ini bisa dibilang sangat standar dan penuh dengan dramatisasi yang sering terasa berlebihan. Bagian pertama ini menceritakan bagaimana persahabatan antara Albert dan Joey dimulai. Banyak adegan klise dengan dramatisasi tinggi dan disertai iringan musik megah yang semakin membuat bagian awal ini terasa overdramatic. Saya sendiri tahu bagaimana megahnya musik yang digubah oleh John Williams ini. Tapi kesan dramatis yang berlebihan jadi terasa mengganggu. Sekali lagi bagi yang suda sering menonton film Spielberg pasti tahu maksud saya. Adegan klise seperti keberhasilan melakukan suatu hal yang mustahil, adegan haru, adegan bahagia, semuanya disajikan dengan terlalu dramatis dan diiringi musik yang megah itu. Jadinya adalah paruh pertama yang tidak mengecewakan tapi tidak spesial dan klise.
Paruh kedua atau bagian pertengahan yang mulai menyoroti perjalanan Joey selama beberapa tahun kehidupannya di medan perang adalah bagian terbaik film ini. bagian ini memperlihatkan bagaimana Joey bisa mempengaruhi hidup banyak orang mulai dari kapten prajurit kavaleri Inggris, dua bersaudara pasukan Jerman, seorang kakek dan cucu perempuannya, pengurus kuda milik prajurit Jerman, sampai 2 orang prajurit Inggirs dan Jerman. Meskipun masih terlihat dramatisasi disana sini, tapi momen-momen tersebut penyajiannya tidaklah berlebihan. Masih ringan tapi sedikit lebih gelap, penempatan musik yang pas, kisah yang cukup mengena, dan tentunya sinematografi luar biasa dari Janusz Kaminski. Adegan megah dengan gambar-gambar indah nan luar biasa menghiasi bagian ini khususnya pada adegan-adegan peperangan yang terlihat luar biasa. Dramatisasi memang masih ada tapi tidak berlebihan. Menyenangkan mengikuti perjalanan Joey masuk dalam kehidupan banyak orang. Meskipun tidak sampai menyentuh tapi masih sangat menyenangkan diikuti. Ada adegan yang memperlihatkan seorang prajurit Inggris dan Jerman berusaha membebaskan Joey yang terjebak kawat berduri. Lalu terjadilah obrolan ringan antara mereka seolah tidak sedang terjadi perang dan ditutup dengan jabat tangan. Mungkin terlihat berlebihan tapi bagi saya itu adegan yang hebat.
Sayangnya film ini ditutup dengan greget yang kurang dan mengalami penurunan setelah bagian tengah yang sangat menyenangkan tersebut. Terlalu standar dan datar. Untung masih ada sinematografi indah yang sukses menutup film ini dengan sebuah gambar luar biasa. War Horse bukanlah apa yang disebut sebagai film perang yang menyentuh ataupun realistis seperti Letters From Iwo Jima misalnya, tapi film ini jelas film yang menghibur mengenai persahabatan antara manusia dan hewan. Dibalut dengan sinematografi yang indah, cara bercerita dari sudut pandang berbagai orang yang menarik, sampai musik megah yang sebenarnya agak berlebihan, War Horse adalah suguhan keluarga yang tidak membosankan meskipun durasinya mencapai 146 menit. Mengenai kiprah film ini di Oscar tahun ini, mungkin pencapaian terbaik War Horse adalah dengan nominasi "Best Picture", "Best Original Score" dan "Best Cinematography" dimana untuk memenangkan salah satunya sepertinya tetaplah hal yang berat.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar :
Comment Page:Joey layak menang Oscar syod
Posting Komentar