INVASION OF THE BODY SNATCHERS (1978)

Tidak ada komentar
Judul film ini sangat khas b-movie, yang jika diartikan ke Bahasa Indonesia menjadi "Invasi Para Pencuri Tubuh". Sebuah judul yang tentunya mengingatkan pada film-film cult classic macam Attack of the 50 Foot Woman, Plan 9 From Outer Space sampai The Blob. Film-film tersebut mungkin tidak mempunyai efek spesial yang bagus, cerita berbobot, ataupun akting kelas Oscar. Tapi justru disitulah kekuatan film-film dengan judul nyeleneh seperti itu. Ide cerita diluar nalar tapi cenderung bodoh dengan akting para pemain yang buruk sampai efek spesial yang murahan justru akan jadi sebuah tontonan yang menyenangkan, asal niatnya memang membuat "film bodoh" seperti yang saya sebutkan diatas. Begitu pula yang saya harapkan muncul dari Invasion of the Body Snatchers. Saya berharap adegan-adegan konyol, dialog-dialog corny sampai tampilan alien yang mungkin menggelikan namun juga bisa mengerikan atau menjijikkan. Tapi saya yang mengharapkan kebodohan yang jujur dari film ini justru mendapati bahwa Invasion of the Body Snatchers adalah film yang jauh lebih serius dan niat, tidak seperti judulnya.

Dari awal film dimulai kita sudah diperlihatkan bahwa para body snatchers ini sampai ke Bumi dan berbaur dengan tumbuhan yang ada. Kemudian dari bentuk tumbuhan itulah diam-diam mereka membuat duplikat dari manusia yang kemudian menggantikan kehidupan manusia tersebut. Semua dilakukan secara diam-diam dan rapih meskipun ada beberapa orang yang mencurigai terjadinya perubahan pada orang-orang di sekitar mereka. Salah satunya adalah Elizabeth (Brooke Adams) yang menyadari adanya perubahan pada pacarnya yang tiba-tiba menajdi berbeda, seolah tanpa emosi dan perasaan. Elizabeth memberitahukan hal ini pada rekan kerjanya, Matthew (Donald Sutherland) yang awalnya tidak terlalu mempercayai hal tersebut. Tapi setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, Matthew pun mempercayai Elizabeth. Mereka berdua dan beberapa orang di San Francisco yang tersisa mencoba mencari cara untuk memusnahkan para body snatchers sambil terus menghindari supaya tubuh mereka tidak diambil alih.
Meskipun judulnya terkesan murahan, tapi remake dari film berjudul sama rilisan tahun 1956 ini tidak menampilkan kisah horror+sci-fi yang bodoh dan murahan meski masih tetap menyenangkan. Semuanya digarap dengan sungguh-sungguh dan kalaupun ada yang terkesan bodoh ataupun menggelikan itu hanya karena faktor filmnya yang sudah tergolong jadul. Diluar dugaan daripada mengandalkan tampilan alien yang berusaha ditampilkan mengerikan, Invasion of the Body Snatchers lebih sering memainkan ketegangan dan keseramannya lewat suasana. Beberapa kali film ini mampu menghadirkan adegan yang menegangkan dimana yang menjadi salahs atu adegan favorit saya adalah saat para alien yang disebut the pod people mengepung rumah Matthew setelah awalnya berusaha mengambil alih tubuh para survivor diam-diam saat mereka sedang tidur. Saat itulah semuanya tampil maksimal, mulai dari suguhan suasana yang menegangkan saat pembuatan duplikat, adegan menjijikkan yang menampilkan tubuh duplikat yang awalnya masih belum sempurna atau saat Matthew mengahncurkan kepala duplikat dirinya, yang kemudian dilanjutkan dengan kemunculan para pod people yang punya suara bising nan menyeramkan. Belum lagi scoring yang dari awal hingga akhir selalu berhasil membangun suasana seram. Sebuah momen horror yang brilian.

Tapi film ini tidak selalu tampil menegangkan, karena ada beberapa adegan khususnya di bagian tengah yang terasa membosankan. Momen yang terlalu banyak dialog dan terasa dipanjang-panjangkan adalah momen yang tidak saya harapkan dari film berjudul Invasion of the Body Snatchers. Untungnya momen membosanakn tersebut tidak berlangsung lama. Kebanyakan dari film ini masih diisi oleh adegan-adegan yang menyenangkan meski tidak selalu berhasil mencapai puncak ketegangan. Tapi toh tiap kali kemunculan pod people dalam jumlah besar yang berteriak selalu tercipta sebuah momen yang menyeramkan. Selain adegan yang saya sebutkan di paragraf sebelumnya, satu lagi adegan favorit saya adalah ending-nya. Meski tidak terlalu nge-twist tapi penggarapannya yang bagus menjadikan akhir film tersebut terasa menegangkan dan akhirnya ditutup dengan cukup mengerikan dan brilian. Bicara soal ending sedari awal mungkin sudah ada yang bisa menebak bagaimana filmnya berakhir, tapi yang selalu jadi pertanyaan adalah "bagaimana filmya akan dibawa kearah sana?", dan untuk hal tersebut film ini sudah berhasil membuat penontonnya tegang sekaligus bertanya-tanya. 

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: