THE ISLE (2000)

Tidak ada komentar
Film ini adalah film kelima yang dibuat oleh Kim Ki-duk sekaligus film pertamanya yang dirilis luas di pasar internasional. Saat diputar perdana di Venice Film Festival, film ini cukup mengundang kontroversi dan kehebohan karena banyak penonton yang saat itu muntah bahkan pingsan akibat beberapa adegan yang cukup disturbing. Kontroversi juga muncul berkaitan dengan adanya adegan penyiksaan terhadap hewan yang diakui oleh Ki-duk sendiri adalah asli. Segala kontroversi dan dampak yang muncul tersebut memang bisa dimaklumi karena adegan gore yang muncul dalam The Isle bukanlah sekedar gore yang mengandalkan darah atau kesadisan namun ditampilkan dengan realistis dan begitu terasa menyakitkan. Sebut saja dua adegan bunuh diri yang dilakukan dengan kail pancing yang terasa menyakitkan. Kemudian ada juga adegan penyiksaan terhadap beberapa hewan mulai dari membunuh kodok dengan brutal, mengiris sebagian tubuh ikan lalu melepaskannya lagi, sampai menenggelamkan burung hidup-hidup dalam sangkarnya.Tapi biar bagaimanapun film seorang Kim Ki-duk pasti selalu meninggalkan keindahan dan interpretasi mendalam, begitu juga The Isle.

Film ini berkisah tentang sebuah resrot pemancingan yang cukup unik dimana pengunjung akan diberikan sebuah cottage yang mengapung ditengah danau. Tempat pemancingan tersebut dikelola oleh seorang gadis bisu bernama Hee-jin (Suh Jung) yang setiap hari mengadakan alat transportasi berupa sebuah perahu di tempat tersebut. Hee-jin juga menyediakan berbagai kebutuhan bagi pengunjung seperti kopi sampai mengadakan para psk. Terkadang Hee-jin sendiri yang "melayani" pengunjungnya. Suatu hari datanglah seorang pengunjung bernama Hyun-Shik (Kim Yoosuk). Tapi Hyun-Shik bukan pengunjung biasa karena rupanya dia adalah buronan polisi akibat kasus pembunuhan yang pernah ia lakukan. Akibat pembunuhan tersebut pula hidup Hyun-Shik selalu berada dalam penyesalan dan rasa sakit. Secara perlahan justru mulailah terjalin hubungan asmara yang aneh antara Hyun-Shik dan Hee-Jin disana setelah melalui beberapa kejadian yang juga tidak kalah aneh dan menyakitkan.



Apakah adegan disturbing yang disebut memang benar-benar disturbing? Jawabannya adalah ya. Jika anda adalah penonton yang punya perut lemah sebaiknya hindari film ini atau setidaknya skip saja adegan-adegan tersebut, karena memang semuanya tampil begitu realistis dan terasa menyakitkan. Mungkin darah tidak terlalu banyak tumpah, tapi rasa sakit dan miris yang muncul begitu luar biasa. Diantara empat film Ki-duk yang pernah saya tonton, film inilah yang paling sulit untuk diikuti akibat banyaknya adegan disturbing. Tapi harus diakui adegan-adegan menyakitkan tersebut justru adalah esensi yang begitu kuat dari inti film ini. Masih berjalan lambat seperti filmnya yang lain, lewat The Isle Kim Ki-duk coba menyuguhkan sebuah kisah tentang orang-orang yang tersiksa. Dalam siksaan tersebut mereka tenggelam di lautan kesedihan yang penuh dengan rasa sakit. Hyun-Shik adalah karakter yang tersiksa oleh masa lalunya, dan karena itu ia begitu diselimuti rasa sakit dan sedih yang luar biasa.

Merujuk pada judulnya sendiri, Ki-duk nampaknya ingin menunjukkan bahwa individu tiap manusia itu adalah bagaikan sebuah pulau yang hidup sendri-sendiri secara terpisah-pisah, tapi hal itu tidak menutupi kemungkinan akan ada yang berlabuh disana. Hal itu jugalah yang terlihat dalam diri dua tokoh utamanya yang pada awalnya hidup sendirian di jalan masing-masing namun seiring dengan kesepian dan depresi yang melanda dan membuat mereka tersiksa, berlabuhlah mereka di "pulau" masing-masing. Hal itu jugalah yang akan mengantarkan kita pada sebuah ending yang menampilkan suatu adegan membingungkan yang selalu menjadi perdebatan. Bagi saya itu adalah sebuah simbol dimana Hyun-Shik telah memasuki kehidupan Hee-Jin. Bagian akhir tersebut tidak nampak seperti konklusi bagi saya melainkan seperti sebuah rangkuman sureal dari apa yang ditampilkan oleh film ini sedari awal. Itulah sebabnya Hyun-Shik digambarkan masuk kedalam vagina, karena sedari awal yang berhasil meyatukan mereka berdua adalah hubungan seksual.

Tidak hanya adegan disturbing-nya saja yang membuat The Isle sulit ditonton tapi juga alur lambat (khas Ki-duk) dan suasana yang muram dan penuh kesedihan dan rasa sakit yang terasa sepanjang film. Beberapa adegan seks muncul namun saya tidak merasakan gairah kesenangan didalamnya, yang ada hanyalah pelampiasan kesedihan pada masing-masing karakternya. Tidak hanya memperlihatkan karakter yang tersiksa, namun film ini juga berusaha membuat penontonnya juga merasakan bagaimana sakitnya mengalami ketersiksaaan tersebut. Bukan karya terbaik Kim Ki-duk tapi seperti biasa masih terasa unsur magis yang membuat saya mau tidak mau akan mencintai film ini, sesulit apapun filmnya ditonton. Kesunyian yang menyihir adalah apa yang selalu saya rasakan dalam film Ki-duk. Bicara soal kesunyian lagi-lagi ada karakter yang tidak bicara disini. Nampaknya sudah jadi ciri khas sang sutradara menampilkan karakter bisu ataupun yang sangat jarang berbicara. Karena film-film Kim Ki-duk tidak pernah bercerita dengan kata-kata namun dengan gambar-gambar sunyi yang begitu indah.

Tidak ada komentar :

Comment Page: