RISE OF THE GUARDIANS (2012)

Tidak ada komentar
Jack Frost, Santa Claus, Easter Bunny, Sandman hingga Tooth Fairy adalah sosok-sosok mitologi yang sudah begitu melegenda, bahkan hingga saat ini tetap ada orang-orang yang percaya bahwa tokoh-tokoh tersebut memang benar adanya dan bukan sekedar dongeng belaka. Namun dalam film produksi Dreamworks ini, tokoh-tokoh tersebut bukan hanya nyata tetapi juga tergabung menjadi satu sebagai Guardians yang mempunyai tugas menjaga dan memberikan harapan bagi semua anak-anak di seluruh dunia. Begitulah konsep dari film garapan sutradara Peter Ramsey ini. Diangkat dari buku The Guardians of Childhood, film ini memberikan twist bagi keberadaan makhluk-makhluk mitologi termasuk pada karakterisasi fisik serta kepirbadian mereka. Pernahkah terbayang Santa Klaus yang memiliki tato besar di lengannya? Atau Easter Bunny yang ternyata begitu urakan dan berbicara dengan aksen Australia? Semua hal twisty mengenai karakter mitologi tersebut akan kalian temui di Rise of the Guardians. Dengan berebagai karakter mitologi tersebut, film ini akan membawa kita untuk berfokus pada karakter Jack Frost.

Dicerikana Jack Frost tiba-tiba terbangun tanpa ingat apapun mengenai dirinya. Yang ia tahu hanyalah dia bernama Jack Frost dan punya kemampuan untuk mengendalikan salju serta es. Namun alangkah terkejutnya ia karena sosoknya tidak dapat dilihat bahkan disentuh oleh manusia-manusia. Tanpa tahu tujuan hidupnya, Jack Frost hanya bersenang-senang bersama anak-anak yang tidak bisa melihat sosoknya sampai 300 tahun kemudian. Pada saat yang sama di kutub utara Nicholas St. North (Santa Klaus) dikejutkan oleh kemunculan bayangan hitam yang ia duga sebagai Pitch Black (Boogeyman) yang ternyata telah bangkit kembali. Untuk itulah Santa kembali mengumpulkan para Guardians lainnya, yaitu E. Aster Bunnymund (Easter Bunny), Toothiana (Tooth Fairy) dan Sandy (Sandman). Namun mereka mengetahui bahwa kekuatan Pitch Black kini sudah semakin bertambah dan sulit untuk mengalahkannya jika hanya menggabungkan kekuatan mereka berempat. Untuk itulah Man in the Moon menunjuk satu orang lagi Guardian, yang secara mengejutkan jatuh kepada Jack Frost. Bersama, mereka berlima berusaha menggagalkan usaha Pitch Black untuk mengisi kehidupan anak-anak dengan mimpi buruk dan rasa takut.

Jujur saja saya tidak pernah berharap banyak dari animasi produksi DreamWorks yang memang kebanyakan hanya berfokus pada visual bagus serta komedi slapstick garing tanpa memberikan perhatian mendalam pada kandungan ceritanya. Memang ada film-film seperti KungFu Panda, How to Train Your Dragon sampai Shrek (hanya film pertama dan keduanya yang bagus) namun tetap saja bagi saya kemungkinan mendapat film bagus dari rumah produksi ini masihlah 50:50. Karena itu meskipun film ini diisi suaranya oleh berbagai nama besar semisal Chris Pine, Alec Bladwin, Hugh Jackman hingga Jude Law, berbujet sampai $145 juta dan mendapat nominasi Golden Globe, saya tetap tidak terlalu berekspektasi tinggi. Tapi toh ternyata Rise of the Guardians adalah film DreamWorks yang diatas rata-rata. Suasananya sedikit lebih gelap daripada kebanyakan film animasi DreamWorks lainnya. Ada tema mengenai kesepian, orang-orang yang dilupakan, bahkan ada momen yang memperlihatkan kematian dengan cukup menyentuh. Meski masih ada beberapa adegan humor ringan, tapi kandungan slapstick dan kekonyolannya tidak sekental film-film DreamWorks lain semisal Madagascar. Hal ini membuat Rise of the Guardians lebih mudah dinikmati oleh penonton dewasa yang kadang memang tidak terlalu menyukai humor konyol ala DreamWorks.
Namun hal itu bukan berarti film ini lupa untuk menjadi lucu. Karena tetap ada berbagai momen komedi, hanya saaja momen tersebut tidak hanya asal dilemparkan pada penonton tapi punya timing yang tepat sehingga efektif untuk memancing tawa. Kebanyakan momen tersebut datang dari karakter Sandy yang disini memang tidak bisa berbicara dan bagaimana ia berusaha untuk berkomunikasi dengan karakter lainnya selalu bisa membuat saya tertawa. Sandy sendiri menjadi contoh bagaimana karakter-karakter dalam Rise of the Guardians diciptakan dengan begitu unik serta mempunyai karakterisasi yang khas satu dengan yang lain. Memang pada akhirnya kita akan lebih berfokus pada sosok Jack Frost, tapi itu tidak membuat kita melupakan karakter lainnya. Pada akhirnya karakter yang likeable membuat saya peduli pada mereka dan mampu menciptakan momen-momen yang menyentuh. Karena saya peduli dengan karakternya, film ini juga menjadi sanggup menghadirkan momen-momen yang menegangkan. Adegan-adegan yang menghadirkan pertarungan antara Guardians dengan Pitch Black mampu dieksekusi tidak hanya dengan visualisasi memukau tapi juga sanggup membawa suasana yang menegangkan. 

Saya begitu menyukai film ini dan sebenarnya ingin memberikan nilai yang lebih tinggi lagi, namun ada sebuah kekurangan fatal yang juga terdapat pada momen yang cukup vital dan menghalangi saya untuk menambah penilaian terhadap film ini. Kekurangan tersebut terdapat pada klimaks dan ending filmnya yang terasa begitu terburu-buru diakhiri. Tentu saja setelah momen menarik sepanjang filmnya saya berharap pada sebuah akhir yang juga fantastis, namun pada akhirnya film ini diakhiri dengan terburu-buru dan sangat biasa. Tentu saja ini adalah film animasi hiburan dan saya tidak mungkin mengharapkan sebuah twist mengejutkan pada endingnya, tapi tetap saja setelah perjalanan menyenangkan sepanjang filmnya, mengakhiri perjalanan tersebut dengan biasa menjadi sesuatu yang begitu hambar. Tapi untungnya secara keseluruhan film ini sudah terlanjur memikat saya dengan cerita yang mendalam sekaligus fun serta diisi oleh karakter-karakter unik dan memorable. Saya berharap DreamWorks akan membuat sekuelnya dan semoga saja akan diisi oleh lebih banyak lagi karakter mitologi yang diberi twist unik.

Tidak ada komentar :

Comment Page: