PAIN & GAIN (2013)

Tidak ada komentar
Dengan bujet hanya $26 juta, Pain & Gain menjadi film termurah kedua sepanjang karir Michael Bay dan hanya sedikit lebih mahal dari Bad Boys yang merupakan debut film Bay yang hanya berbujet $19 juta. Tentu saja hal ini cukup mengejutkan mengingat dalam beberapa tahun terakhir Bay selalu identik dengan Transformers yang memiliki bujet ratusan juta. Lebih mengejutkan lagi mengetahu fakta bahwa film ini nyaris tidak menampilkan ledakan dalam filmnya dan lebih berfokus pada sajian komedi hitam daripada adegan aksi yang memacu adrenaline. Film Michael Bay tanpa ledakan bombastis dan minim adegan aksi? Terdengar aneh namun begitulah faktanya. Pain & Gain sendiri sebenarnya merupakan sebuah proyek yang telah lama diimpikan Bay. Sejak beberapa tahun yang lalu ia memang seringkali mengungkapkan ingin menggarap proyek komedi hitam berbujet kecil. Kisahnya sendiri diangkat dari sebuah artikel yang dipublikasikan pada 1999 di Miami New Times dan ditulis oleh Pete Collins. Artikel itu sendiri berdasarkan kisah nyata tentang penculikan, perampokan serta pembunuhan yang dilakukan oleh para bodybuilder atau binaragawan. 

Daniel Lugo (Mark Wahlberg) adalah seorang instruktur di sebuah gym yang begitu terobsesi akan kebugaran tubuh dan American dreams. Suatu hari ia datang ke sebuah seminar yang diadakan oleh Johnny Wu (Ken Jeong). Melalui semianr tersebut, Daniel merasa harus melakukan sesuatu yang besar untuk membuat hidupnya lebih baik. Untuk itulah ia berniat melakukan penculikan dan pemerasan terhadap salah seorang kliennya, Victor Kershaw (Tonny Shalhoub). Namun untuk melakukan aksi ini, Daniel butuh bantuan. Untuk itulah ia mengajak rekannya sesama bodybuilder, Adrian (Anthony Mackie) yang baru saja didiagnosa menderita impotensi akibat penggunaan steroid yang berlebih dan seorang pegawai baru, Paul Doyle (Dwayne Johnson) yang merupakan mantan narapidana yang telah tobat dan ingin mengabdikan hidupnya kepada Yesus Kristus. Maka mereka bertiga pun melakukan aksinya. Namun pada dasarnya mereka tetaplah seorang binaraga dan bukannya penjahat profesional, jadi walaupun berbagai rencana sudah mereka persiapkan tetap saja kekacauan terjadi di lapangan.

Beginilah jadinya sebuah komedi hitam garapan Michael Bay. Cepat, brutal, bodoh namun menyenangkan. Masih mengejutkan bahwa Bay rela mengorbankan obsesinya terhadap ledakan di film ini. Saya mencatat total hanya ada satu adegan mobil meledak disini. Sisanya diganti dengan adegan kekerasan yang melibatkan sedikit darah dan banyak otot. Michael Bay membuktikan walaupun tanpa ledakan dan robot-robot yang saling bertarung, filmnya tetap bisa berjalan cepat tanpa hambatan. Pain & Gain melaju kencang sambil sesekali diiringi momen dark comedy dan kekerasan yang dikemas cukup brutal namun lebih kental rasa komedinya. Bukan, ini bukan komedi hitam yang cerdas ala Coen Brothers ataupun Quentin Tarantino, tapi tetap saja saya bohong kalau mengatakan tidak tersenyum melihat parade kebodohan tiga "penjahat" yang jadi tokoh utama film ini. Jelas ini sebuah kemajuan bagi seorang Michael Bay yang selama trilogi Transformers hanya menyajikan komedi bodoh nan jayus yang terasa begitu dipaksakan. Disini saya berhasil dibuat terhibur dengan segala kekacauan dari rencana yang berjalan berantakan hingga adegan-adegan seperti Dwayne Johnson memanggang potongan tangan manusia seperti sedang membuat barbeque atau ia memberikan jempol kaki miliknya pada seekor anjing.
Satirnya tentang para pencari American dreams mungkin akan tenggelam oleh segala aksi konyol dan adegan penuh kekerasan yang ditampilkan. Tapi toh ini memang filmnya Michael Bay, jadi jangan berharap ia akan mengutamakan pesan moral dibanding segala hiburan tanpa otak yang menyenangkan tersebut. Tapi sebenarnya segala satir ataupun pesannya sudah terpampang jelas dalam diri Daniel Lugo yang begitu buta memaknai mimpi-mimpi Amerika dan segala kalimat sakti tentang "doers" yang dilontarkan Johnny Wu. Cukup sampai disitu dan kita sudah bisa mentertawakan segala kebodohan (atau mungkin kepolosan) seorang Daniel Lugo. Belum lagi ditambah Paul Doyle yang membawa kita menyaksikan Dwayne Johnson dalam peran yang cukup berbeda dibanding yang sering kita lihat dalam film-filmnya yang lain. Ketiga karakter utamanya yang cukup unik memang punya banyak hal untuk ditertawakan oleh penontonnya. Jika saja Michael Bay memilih menyajikan Pain & Gain sebagai suguhan yang serius mungkin filmnya tidak akan semenarik ini dan karakter utamanya hanya sekedar para pria-pria berbadan kekar yang tidak terlihat menarik untuk ditonton dalam film.

Banyak orang boleh mencela Michael Bay dan segala obsesinya kepada ledakan dan adegan aksi tanpa otak. Tapi Pain & Gain membuktikan dua hal. Pertama Michael Bay bisa membuat sebuah hiburan yang menyenangkan tanpa ledakan dan bujet besar, dan kedua Michael Bay adalah sutradara yang tahu benar apa yang diinginkan oleh para pencari hiburan di bioskop. Cukup jual jiwamu pada Bay dan ia akan memberikan sebuah hiburan menyenangkan yang tidak peduli seberapapun bodohnya akan tetap memberikan hiburan menyenangkan pada penontonnya. Pain & Gain adalah sebuah tontonan yang sangat menyenangkan. Berjalan cepat, komedi hitam yang efektif, serta ketiga aktor utamanya yang interaksinya begitu menarik untuk diikuti. Kekacauan mungkin bukan hal yang menyenangkan, tapi dalam Pain & Gain, segala kekacauan tidak terduganya yang begitu konyol merupakan sebuah sajian hiburan gila dan enak dinikmati.

Tidak ada komentar :

Comment Page: