AMERICAN HORROR STORY: FREAK SHOW
Bagi saya Freak Show adalah sebuah musim yang paling banyak mengalami naik turun sepanjang empat musim American Horror Story (AHS). Dimulai dengan membawa sebuah premis yang amat menarik, musim keempat ini beberapa kali memenuhi ekspektasi saya sebagai sebuah sajian horror gila, tapi jauh lebih sering terasa mengecewakan. Disinilah "kemalasan" para penulis naskah serial ini yang sejatinya sudah cukup terasa dalam musim-musim sebelumnya mencapai puncak. Dengan mengatas namakan untuk memberi kesan shocking dan sinting, Freak Show benar-benar tidak memeprhatikan pengembangan karakter maupun alur. Alur dalam AHS memang sering berantakan karena ambisi memasukkan sub-plot sebanyak mungkin yang akhirnya sering kurang ter-develop atau mendapatkan konklusi memuaskan. Murder House sebagai musim pembuka memang punya banyak sub-plot, tapi semuanya kembali berujung pada fokus utama sehingga membuatnya tertata rapih. Asylum seolah jadi pertanda peningkatan ambisi serial ini. Tapi dengan penggarapan maksimal musim itu jadi yang terbaik meski banyak konklusi terburu-buru.
Kedua musim pertama itu punya banyak karakter menarik dengan kegilaan unibelievable. Musim ketiga, Coven adalah momen disaat serial ini mengabaikan pengembangan karakter, mulai banyak kehilangan fokus dan lebih ingin menampilkan kegilaan. Tapi semuanya terasa menyenangkan berkat pengemasan layaknya film horror kelas B yang bodoh tapi menyenangkan. Sayangnya Freak Show menjadi titik nadir serial ini. Tentu saja banyak twist edan dan momen shocking yang berhasil, tapi hanya itu. Freak Show tidak pernah berhasil menawarkan cerita yang ataupun karakter yang menarik. Beberapa aspek cerita maupun tokoh sempat mencuri perhatian diawal sebelum mendadak "dibuang" atau diubah. Menciptakan kesan terburu-buru serta inkonsistensi. Twisty sempat jadi villain menarik sebelum akhirnya dibunuh dengan cepat. Pada awalnya Dandy yang menggantikan sang badut pembunuh itu berhasil mencuri perhatian lewat emosi meledak-ledak dan tingkahnya yang kekanak-kanakan. Tapi saat sosoknya dirubah menjadi lebih "gentleman" Dandy jadi terasa membosankan. Hal serupa terjadi hampir di semua aspek.
Bahkan sebagai serial yang menyandang kata "horror" pada judulnya, AHS musim keempat ini lebih sering gagal menyajikan momen seram. Kurangnya kreatifitas merupakan salah satu faktor paling besar dalam kegagalan tersebut. Jenis horror dalam Freak Show ada 3, yaitu horror psikologis, body horror dan kematian. Jenis pertama jelas gagal total, walau pada epsiode-episode awal sempat cukup terasa. Yang kedua pun tidak bisa berbuat banyak. Mungkin cukup shocking tapi jelas tidak mengerikan. Sedangkan yang ketiga cukup sering berhasil, tapi overused. Ada beberapa kematian mengejutkan, dimana yang paling membuat shock adalah kematian Ma Petite dan Maggie. Bahkan kematian Maggie adalah salah satu kematian yang paling sukses membuat saya tertegun. Tapi diluar itu, kematian (baca: pembunuhan) jadi begitu monoton, entah lewat caranya tersaji maupun alasannya. Pembunuhan yang hadir tidak sebrutal tiga musim sebelumnya. Hanya tusuk sana tusuk sini, bahkan tidak jarang menggunakan pistol (gun in horror sucks!). Bahkan pembantaian pada finale begitu mengecewakan saat Dandy hanya bersenjatakan pistol. I miss the old and unprofessional Dandy. I miss the old Dandy who always screamed "I hate you! I hate you! I hate you!"
Pembunuhan juga menjadi cara favorit para penulis untuk mengakhiri suatu konflik. Seolah bingung bagaimana cara membuat konklusi, hampir semuanya diakhiri dengan sebuah kematian. Selama ini, AHS selalu punya fokus utama untuk "kembali" disaat suatu subplot usai. Masalahnya, Freak Show tidak punya fokus utama yang mendetail selain kehidupan para freak. Tentu saja itu terlalu luas untuk menjadi pembatas fokus supaya serial ini tidak keluar batas. Berbagai kekurangan tersebut seharusnya bisa ditebus oleh finale-nya, tapi Curtain Call adalah akhir yang flat, predictable, dan anti-klimaks. Tentu masih ada momen menghibur seperti Amazon Eve's last fight, tapi kebanyakan mengecewakan. Kembalinya Edward Mordrake yang kali ini membawa serta Twisty tidak lagi keren, tapi menggelikan. Momen terakhirnya punya potensi jadi adegan menyentuh yang memberikan "pengampunan" sekaligus perpisahan sepadan bagi Jessica Lange yang musim depan tidak lagi menjadi pengisi cast serial ini. Tapi lagi-lagi pembangunan konflik serta konklusi terburu-buru, adegan itu tidak berhasil terasa maksimal. Masih merupakan momen memuaskan, tapi tidak luar biasa.
Freak Show seolah digarap seperti orang melempar dart secara asal tapi sebanyak mungkin, berharap ada satu atau dua yang berhasil tepat sasaran. Lebih banyak yang tidak, dan itu membuatnya menjadi kacau, tapi sedikit hal yang mengenai sasaran setidaknya membuat musim keempat ini tidak menjadi sebuah serial yang buruk. Sebagai fans, saya masih bisa terhibur, meski segala kekurangannya tidak lagi termaafkan kali ini. Berbeda dengan Coven yang meski banyak kekurangan dan kekacauan, tapi bisa saya maafkan karena pengemasannya yang super fun. Saya sungguh berharap sebuah rumor yang menyatakan musim kelima bakal menawarkan suatu hal baru menjadi kenyataan. Karena jika sisi ignorance pra kreatornya terhadap kualitas terus bertahan, tinggal menunggu watu saja bagi serial ini untuk ditinggal para penggemar (sudah mulai terjadi sejak awal musim keempat) bahkan bukan tidak mungkin cancellation terjadi. Tanpa adanya perubahan dan variasi, Freak Show bisa jadi saat terakhir saya menyebut suatu musim American Horror Story sebagai tontonan yang setidaknya menghibur. Sementara seperti ini urutan musim AHS dari yang terbaik sampai terburuk: Asylum > Coven = Murder House > Freak Show.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:Bikin artikel kok plagiat, hasil copy kemudian diterjemahkan pakai google translate . Sampah blogger macam anda itu
Coba kasih tunjuk coy plagiat mana?
Posting Komentar