THE FOREIGNER (2017)

16 komentar
Sesekali waktu Jackie Chan menjamah sisi serius miliknya. Pun mengingat usianya telah menginjak 63 tahun, tak jarang kadar aksi diturunkan, setidaknya dengan stunt lebih "ramah". The Foreigner selaku adaptasi novel The Chinaman karya Stephen Leather termasuk salah satunya, di mana ia berperan sebagai pemilik restoran Cina di London yang berusaha mencari pembunuh sang puteri. Ketimbang gebrakan aksi tanpa henti, sutradara Martin Campbell (Casino Royale, Green Lantern) bersama penulis naskah David Marconi menekankan pada drama pergolakan batin akibat duka di awal lalu berlanjut ke thriller balas dendam berbumbu intrik politik kental konspirasi.

Terdapat semburat melankoli puitis dalam paruh pembuka ketika Quan (Jackie Chan), serupa ayah pada umumnya, bersiap melepas puterinya, Fan (Katie Leung) menuju pendewasaan: memiliki kekasih, lulus sekolah, tinggal di tempat berbeda. Tapi siapa sangka dia mesti melepas sang puteri selamanya tatkala ledakan bom sebagai bentuk aksi terorisme beraroma politis terjadi. Merasa aparat kurang cepat bertindak, Quan nekat bergerak sendiri mencari nama si pelaku. Segala hal dia tempuh, termasuk melancarkan ancaman bagi Liam Hennessy (Pierce Brosnan), wakil menteri Irlandia Utara. 
Tentu revenge flick kerap menyimpan ambiguitas moral sebagaimana tindak balas dendam itu sendiri. Tapi aksi Quan berada di tingkat berbeda di mana demi menumpas pelaku terorisme, ia turut melakukan hal serupa pada Liam. Naskah Marconi sayangnya kurang tertarik mengupasnya. Selepas babak pengenalan masalah, selain dari kehampaan mata Jackie Chan yang kuat menyampaikan duka bercampur amarah, tiada kesempatan dipakai menyusuri isi hati Quan. Filmnya justru lebih tertarik menampilkan kompleksitas lain berupa konspirasi politik pelik dalam tubuh IRA (Irish Republican Army).

Sesungguhnya bukan kekeliruan, terlebih Brosnan punya kapasitas lebih dari cukup sebagai mantan IRA radikal yang terjebak dilema politis, kala niat menjembatani perdamaian dengan Inggris justru dianggap wujud kelemahan bahkan pengkhianatan oleh rekan-rekannya. Belum lagi urusan pribadi rumah tangganya. Namun cara The Foreigner menangani intrik rumit itu begitu dangkal. Menganut prinsip "more twist equals better", keruwetan justru filmnya ciptakan sendiri sewaktu penerapan unsur "trust no one" dibawakan terlampau berlebihan. Seluruh pihak digambarkan "bermuka dua" dalam proses "asal hubung" antar titik-titik alur.
Untungnya, meski secara kuantitas tak seberapa, deretan aksi yang melibatkan Jackie Chan menghajar lawan menggunakan kemampuan bela diri tangan kosong atau perabot di sekitar sampai pemakaian perangkap dari barang seadanya masih sanggup menghembuskan nyawa sepanjang durasi. Batasan fisik Chan di usia tuanya justru selaras dengan tokoh Quan si veteran Perang Vietnam yang masih menyimpan sisa kehebatan masa lalu. Sentuhan yang menjadikan karakternya one man army menarik, sebab meski perkasa, ia tetap manusia biasa, kerap kepayahan karena usia, juga punya sensitivitas emosi. 

Jackie Chan, Pierce Brosnan, dan Martin Campbell. Tiga nama ini merupakan kunci penyelamat The Foreigner. Andai bukan Chan, suguhan aksinya pastilah medioker, demikian pula aspek political thriller yang terangkat berkat karisma Brosnan. Sementara pengalaman Campbell merangkai aksi mampu memberi cukup gaya serta dinamika di tiap baku hantam. Tidak mengejutkan, toh dia sempat berperan besar dua kali mengembalikan kejayaan James Bond melalui GoldenEye (1995) dan Casino Royale (2006). Tanpa ketiganya bisa saja film ini setara dengan jajaran action-thriller di rak-rak straight-to-DVD.

16 komentar :

Comment Page:
Dana Saidana mengatakan...

Dapet tempat duduk Bang.
Saya kemarin mau nonton di Emporium Pluit penuhnya minta ampun, bangkunya keisi sampai baris depan :-D
Di Premiere aja yang relatif mahal sampai tayang 2 studio.
Di Gading XXI sekarang malah tayang 3 studio :-D

Sebegitu antusiaskah orang buat nonton film ini ya Bang.

Badminton Battlezone mengatakan...

Pertama ane kira film ini bakal seperti film takennya liam neeson. Tp ternyata lebih dari itu, action-love-affair-politic dicampur jadi satu. This is not one man show movie.

Adegan paling bikin sedihhh itu pas jacky chan meluk jasad anaknya yang bang 😭😭😭. Itu bener2 mengena dihati. Teroris tsb bener2 salah sasaran,they wake the dragon :)

Unknown mengatakan...

bang gimana nih harapannya buat blade runner 2049? liat di rotten udh tinggi ajh scorenya...

Rasyidharry mengatakan...

Well, Jackie Chan sih. Di Indonesia, nama dia sama Tom Cruise udah jaminan :)

Rasyidharry mengatakan...

Yes, you don't mess with Jackie fuckin Chan! haha

Rasyidharry mengatakan...

Yang jelas jangan berharap dapat full-blown sci-fi action. Perlu persiapan, Villeneuve pasti filmnya lambat, dan durasi pun 163 menit

Kasamago mengatakan...

Menyebut nama Jackie Chan saja sdg jd daya tarik suatu film.. jarang2 om Jack Mabar am Brosnan..

Rasyidharry mengatakan...

Yap, kolaborasi pertama mereka, makanya menarik :)

Budi mengatakan...

Bang Rasyid, kira-kira film yg paling penasaran menurut bang Rasyid di Venice Film Festival kemarin yg mn??

Rasyidharry mengatakan...

Ada beberapa. The Shape of Water (film begitu bisa menang Golden Lion), The Third Murder (Koreeda bikin thriller), Three Billboards Outside Ebbing, Missouri, sam Downsizing.

Budi mengatakan...

Fuck..... The shape of water I will be loving it doesn't matter how the film will be shave..

Lagian udah bosen kalo the winner in the big three suka berbau politis.

Rasyidharry mengatakan...

Semua selalu ada alasan politis kok, even this one. Namanya juga award/film festival :)

agoesinema mengatakan...

Ini nonton dimana bang? Koq di cinemaxx blm ada ya?

Rasyidharry mengatakan...

@agoesinema Film khusus XXI ini

agoesinema mengatakan...

Waduh di kota gw gak ada XXI... terpaksa nunggu donlotan hehehe

Anonim mengatakan...

3/10 Jelek menurut gw. Orang asing (Jackie) melakukan teror ke wakil menteri. Dan yg jadi penengah malah militer inggris yg seolah punya kuasa atas pejabat irlandia?? Hahaha dagelan. Pierce brosnan cuma dapat porsi kecil yg impact langsung ke cerita. Pierce seolah penjahat utama. Sedangkat penjahat sebenarnya (Mccormick, dan istrinya pierce) kurang di explore di film ini. Jackie bisa balik ke inggris setelah bunuh orang di irlandia?? Hahaha dagelan lagi. Satu-satunya nilai plus film ini cuma ingin liat jackie chan aja yg bikin hype.