20 BEST FILMS OF 2017
Seperti
biasa daftar film terbaik versi blog ini baru sempat dipublikasikan pada akhir
Januari. Total sekitar 250 film baik dalam maupun luar negeri sempat saya
tonton sepanjang tahun 2017. Saya menciptakan
kriteria sendiri mengenai film yang berhak disertakan di daftar ini. Kriteria
tersebut antara lain:
1. Tayang di bioskop komersil,
non-komersil, atau festival di Indonesia pada tahun 2017, atau
2. Dirilis secara luas (wide release) atau terbatas (limited
release) di Amerika pada 2017, khusus bagi film yang tidak tayang di
Indonesia.
Poin-poin di
atas bertujuan memberi batasan jelas mengingat banyak film bagus tidak tayang
di sini dan harus diunduh lewat “lapak langganan. Sayangnya, karena kesibukan,
banyak judul terlewatkan. Nominasi Oscar seperti Loveless, Roman J.
Israel, Esq., hingga Icarus
belum sempat disantap. Begitu pula film-film critically acclaimed macam First They Killed My Father, Stronger, A
Taxi Driver, dan sebagainya. Beberapa judul yang dipastikan bakal tayang di Indonesia tahun ini seperti Lady Bird dan The
Post juga tidak diikutkan.
Saya pun masih berharap The Shape of Water ditayangkan, sebab menontonnya di layar kecil terbukti menurunkan kekuatannya secara drastis.
Sebenarnya
istilah “terbaik” tidak sepenuhnya bisa diaplikasikan. Daftar ini lebih mewakili
apa yang mengisi hati dan mengganggu pikiran saya, seperti apa ideologi saya,
dan lain-lain, yang nantinya akan menjawab pertanyaan “Seperti apa sih seorang
Rasyid Harry di tahun 2017?”. Berikut adalah 20 FILM TERBAIK 2017 versi
Movfreak.
20. BEAUTY AND THE BEAST
Karena di
masa penuh aura negatif seperti sekarang, sebuah “tale as old as time” yang mengedepankan romantisme dibalut
kemegahan visual seperti ini patut dirayakan. Festivity yang menyentuh hati. (Review)
19. 20TH CENTURY WOMEN
Karena di
luar kualitas memukau sepanjang durasi, film ini membuktikan betapa signifikan
peran ending guna mengatrol kualitas
serta keterikatan penonton dengan film. Beberapa poin kisah sedikit terlupakan,
tapi momen penutupnya menetap di memori. (Review)
18. CALL ME BY YOUR NAME
Karena
ketika banyak manusia bodoh mengalienasi LGBT, Luca Guadagnino mampu menekankan
betapa percintaan gay tiada memiliki perbedaan dengan para hetero. Cinta
pertama selalu indah dan patah hati itu menyakitkan.
17. A LETTER TO THE PRESIDENT
Karena di
tengah maraknya sinema feminisme, perwakilan Afghanistan untuk Oscar 2018 ini berani
menyelipkan adegan luar biasa tatkala tamparan patriarki dibalas oleh tamparan wanita mandiri
yang tak kenal takut. Saya pun bertepuk tangan. (Review)
16. BABY DRIVER
Karena
mengawinkan visual dengan musik dalam presisi sebegitu tepat jelas bukan
perkara mudah. Butuh visi kuat, kreativitas tinggi, kepekaan rasa, dan
kenekatan. Edgar Wright memiliki semua itu. (Review)
15. MOTHER!
Karena
sebuah keanehan dan kegilaan memang mengasyikkan untuk disimak. Ibarat proses
merangkai puzzle, Aronofsky telah memberi keping-kepingnya secara lengkap,
menyerahkan seutuhnya pada penonton. (Review)
14. MARJORIE PRIME
Karena obrolan hati ke hati selaku katarsis yang berhasil diolah menjadi studi karakter mendalam. Begitu dalam, sampai rahasia yang mereka pendam sedikit demi sedikit terungkap, memunculkan kejutan. (Review)
13. THEIR FINEST
Karena
kecintaan saya terhadap film akhirnya memudahkan untuk mencintai tontonan yang juga
dibuat selaku ekspresi cinta kepada film serta proses kreatif di baliknya. Momen
penutupnya sempurna menggambarkan bagaimana rasanya kala sinema menyihir saya. (Review)
12. WONDER
Karena film
ini mengajarkan hal terpenting yang semestinya dijunjung oleh tiap manusia,
yakni “kebaikan hati” tanpa perlu tetek bengek kompleks lain. Seluruh
departemen menjalankan tugas masing-masing dengan hati. (Review)
11. THE DISASTER ARTIST
Karena
penyutradaraan terbaik James Franco ini tak hanya efektif mengocok perut dengan
memanfaatkan keanehan tokoh utamanya, pula menawarkan sisi lain mengenai salah
satu film terburuk yang pernah dibuat. (Review)
10. I, TONYA
Karena Craig
Gillespie mampu mengangkat kisah hidup gila seorang wanita eksentrik dengan
penuh energi yang tepat mewakili sosok dan perjalanannya. Seluruh adegan
kompetisi seluncur esnya layak diberi tepuk tangan.
9. ARRIVAL
Karena aura
misterius yang sedemikian pekat konsisten mencengkeram, meski filmnya
didominasi kesunyian pun bertempo lambat. Bagai dihipnotis, kemudian
diguncang oleh twist mencengangkan
nan mengharukan di penghujung kisah. (Review)
8. MOLLY’S GAME
Karena sosok
paling tepat untuk menyutradarai naskah Aaron Sorkin adalah Aaron Sorkin
sendiri. Skenario kaya informasi dikemas bagai gempuran senjata mesin dengan
ketelitian tingkat tinggi sehingga tak pernah tampil buru-buru, pula tanpa
kehilangan hati.
7. THE BATTLESHIP ISLAND
Karena air
mata saya berulang kali mengalir tidak peduli yang tengah mengisi layar adalah
momen hangat ayah-anak maupun pertempuran epic.
Korea Selatan masih jagoan dalam menggabungkan hiburan bombastis dengan
drama kaya emosi. (Review)
6. A GHOST STORY
Karena
merangkum cerita berbasis gagasan alih-alih alur linier merupakan tugas rumit.
David Lowery mempresentasikan soal kehidupan, kematian, juga pergolakan isi
hati termasuk tentang kasih sayang. (Review)
5. STAR WARS: THE LAST JEDI
Karena Rian
Johnson adalah sutradara visioner yang berani mengambil resiko, terciptalah
kesempurnaan blockbuster yang
mencerminkan esensi awal film sebagai media penghubung imajinasi pembuatnya
dengan penonton. (Review)
4. COCO
Karena Pixar
dalam performa terbaiknya takbisa dihentikan. Konsep dewasa yang rumit bisa
diterjemahkan dalam tontonan semua umur yang bakal selalu dikenang atas
keberhasilannya mengalirkan air mata lewat petikan gitar seorang bocah di
hadapan sang nenek. (Review)
3. THREE BILLBOARDS OUTSIDE EBBING,
MISSOURI
Karena
bagaimana Martin McDonagh menyatukan beragam genre juga pokok bahasan ke dalam sajian di bawah 2 jam tanpa perlu
saling mendistraksi, bahkan saling melengkapi bagai kemustahilan yang
sukses diwujudkan.
2. SILENCE
Karena di
tengah fanatisme bagi (simbol) agama orang-orang negeri ini, Scorsese hadir
menyuarakan betapa kepercayaan dan hubungan manusia dengan Tuhan terjadi di
dalam batin, tak perlu ditonjolkan, dipamerkan, apalagi dipaksakan. (Review)
1. LA LA LAND
Karena tidak
pernah seumur hidup saya dibuat terpana dan meneteskan air mata sepanjang film
entah karena sedih, kagum, atau bahagia, sepanjang film. Karena epilognya
menyambar tiba-tiba mengobrak-abrik emosi. Karena Damien Chazelle laksana dewa
musikal yang mampu menkgreasi momen-momen rumit sebegitu indahnya. Karena hingga
lebih dari setahun berselang perasaan itu masih sama tatkala mengunjungi
filmnya lagi. Karena bagi pemimpi sensitif seperti saya, La La Land bukan hanya film nomor satu
sepanjang tahun, melainkan salah satu yang terbaik sepanjang masa. It's a movie heaven! (Review)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
24 komentar :
Comment Page:Baru nonton 14 film dri list diatas
Btw film film horror terbaik 2017 rasyid apa aja?
No the shape of water???
kapan review downsizing gan?
@Anonim Top 5: Mother!, IT, Get Out, Pengabdi Setan, Split
@Muhammad Mau sabar nunggu rilis di bioskop aja. Kemarin nonton screener kekuatannya menurun
@nick Downsizing tayang Jumat besok, kemarin nggak nonton midnight
Udah denger ttg film horror Hereditary ga? Yang katanya bikin penonton di Sundance ketakutan
Wow.. get out gak ada mas??
Bikin best 2017 film indonesia jg dong mas... hehe
@Anonim Trailer-nya gila. Udah pasti masuk sini kok, dibawa sama Feat Pictures
@Chan Get Out bagus, simply banyak yang lebih berkesan. Lah best 2017 film Indonesia udah ada dari lama, dari akhir Desember :)
Katanya Hereditary bakal jadi film horror terseram ya? Tayang di bioskopnya kemungkinan kapan?
@Anna Lihat dari trailer-nya emang banyak momen creepy. Di Amerika tayang 8 Juni. Nggak akan jauh-jauh dari itu. Paling cepet pertengahan Mei.
Molly's game sempet tayang disinikah? dan darkest hour masuk di list 2018 kah?
Molly's Game sebenernya udah lulus sensor, tapi entah kapan tayang. Film yang diimport PCM emang sering masuk gudang doang. Kalau Darkest Hour masuk 2018 :)
hereditary trailernya killer bgt.. smoga ga kecewa.. kayak the killing of a sacred deer :(
Waah, yg gw tggu2 akhirnya kluar juga :D
Btw lady bird kok ga masuk ya gan? Trus kok ga ada film indonesia nya ya, misal Marlina kok ga masup? :(
Di Amerika mother! Masuk nominasi film terburuk knapa ya?
@Febrian Sacred Deer bagus, asal nggak berharap itu horror generik.
@susan Udah dijelasin di awal tulisan soal Lady Bird. Nggak ada film lokal simply karena ada yang lebih bagus
@anonim Di razzie maksudnya? Itu mah award lucu-lucuan buat ngebantai film yang dibenci penonton umum. Dan di mata banyak penonton awam kan mother! jelek karena gak jelas
Ohhh kalau buat film yg dibenci masyarakat umum, tapi yg masuk nominasi bnyak film yg disukai masyarakst umum ?
Btw sekarang makin banyak studio film indie skrg. Dimulai dari zaman Open Road sama A24. Sekarang muncul macem STX, Neon, Amazon, Bleecker Street, Broadgreen, Netflix(?). Dan kebanyakan skrg studio baru ini berjaya di Oscar
@anonim ya nggak akan yang dicintai secara luas. Dari dulu gitu. Lihat aja the shinning masuk
@zulfikar A24 sih yang paling dominan. Bisa berjaya di oscar karena voter pun banyak yang baru, mostly anak muda yang cenderung pilih film indie.
Prediksi Oscars kapan ditulis nih bang?
udah lama gak nongol d review mu bro..
klau film film luar yang agak lama masuk ke indo, biasanya pas masuk k indo bakal banyak yang d cut kah scene scene nya?
@Taufik Jadwal tayang nggak pengaruh ke pemotongan adegan kok. Dan sekarang nggak selalu dipotong, ada yang pakai zoom, ada yang blur juga
molly's game kan baru keluar bulan ini d indo, jadi curiga aja bnyak yg d cut ntar haha. Walaupun d lapak langganan udah ada sih molly's game.
Oh tenang, nggak ada pengaruhnya kok udah ada di lapak pas masuk bioskop :)
Posting Komentar