KESEMPATAN KEDU(D)A (2018)

1 komentar
Saya bisa membayangkan bagaimana banyak orang memandang sebelah (bahkan menutup) mata Kesempatan Kedu(d)a begitu tahu filmnya diproduksi RA Pictures, bahkan menampilkan Raffi Ahmad sebagai salah satu pemeran utama. Bisa dipahami melihat rekam jejak rumah produksi satu ini. Tapi saya memberinya kesempatan, sebab kursi penytutradaraan ditempati Awi Suryadi (Danur Universe) yang kembali menggarap komedi setelah sekian lama. Awi pun menulis naskahnya bersama duet Agasyah Karim-Khalid Kashogi (Madame X, Badoet, Reuni Z), yang memiliki filmografi lumayan baik. Dan terlihat, meski masih dibarengi setumpuk kelemahan, Kesempatan Kedu(d)a merupakan produk terbaik RA Pictures sejauh ini.

Dua kawan lama, Abi (Raffi Ahmad) dan Ken (Zizan Razak) bereuni di pengadilan agama, ketika keduanya bercerai di saat bersamaan. Walau awalnya bersedih, mereka sadar, status duda memberi kesempatan kedua untuk menggapai mimpi yang tertunda akibat tentangan para mantan istri. Abi ingin membuka cafe, sedangkan Ken coba merintis ulang karirnya sebagai aktor. Tapi kesuksesan tak semudah membalikkan telapak tangan. Cafe Abi sepi pengunjung, dan Ken selalu gagal mendapat peran kecuali di audisi obat pencahar, yang ia tolak mentah-mentah. 

Suatu hari, Syafa (Cut Meyriska), puteri produser ternama (Diky Chandra), datang ke cafe bersama temannya, Dianti (Marsha Aruan), si penggemar drama Korea. Keduanya datang dalam kondisi memiliki masalah, dan masalah itu memberi Ken ide untuk menyelesaikan masalahnya dan Abi.

Di sini masalahnya. Rencana licik Ken tidak simpatik, yang mana bukan masalah besar, andai secara bertahap (bukan tiba-tiba di akhir), ia mampu membuktikan kelayakannya untuk menutupi kesalahan tersebut. Sayangnya tidak, ketika sepanjang waktu, ia hanya bertingkah bodoh, kebingungan menangani situasi yang diciptakan sendiri, sehingga romansa yang dipaksa hadir antara dia dan Syafa berlangsung kurang meyakinkan. Kelebihan Ken adalah keberhasilannya memancing tawa Syafa. Namun meski punya ayah yang memintanya terjun ke dunia hiburan alih-alih bersekolah serta mantan menyebalkan (Bastian Steel), hidup Syafa tak seberapa merana sampai menjadikan tawa suatu hal langka yang hanya bisa diberikan Ken. Apalagi, dibanding tipu daya Ken, gelak tawa beberapa hari jelas tidak sebanding.

Romansa mereka tidak bekerja, tetapi sebagai komedi, cukuplah memberi hiburan. Razak masih kurang mumpuni menyokong beban film selaku pemeran utama, walau sang aktor asal Malaysia bisa diandalkan dalam memancing tawa, khususnya dibandingkan kecanggungan penghantaran humor Raffi. Khusus bagi Raffi, jika perannya diberikan pada aktor dengan sensibilitas tinggi dalam melakoni momen dramatis, niscaya Kesempatan Kedu(d)a bakal jauh lebih baik.

Mengapa khusus Raffi? Karena kisah Abi, tanpa diganggu kebodohan-kebodohan Ken, dapat membuat film ini lebih manis, lebih menyentuh, mengenai usaha seorang pria mengumpulkan lagi keping-keping hatinya yang berantakan demi sang buah hati, sampai di kemudian hari, menemukan cinta yang baru (sewaktu Ken mencintai Syafa, Abi pelan-pelan kepincut pada Dianti). Saya suka ketika naskahnya membuat hubungan Abi dan puterinya terjadi 2 arah, di mana mereka ingin dan coba saling membahagiakan. Sementara keberhasilan Marsha Aruan memainkan peran love interest yang manis dan kadang jenaka, menambah keasyikan menyaksikan sisi romansanya. 

Awi jelas menunjukkan sisi lainnya sebagai sutradara komedi-romantis bertalenta yang banyak pihak mungkin lupa setelah ia banyak berkutat di horor beberapa tahun belakangan. Comedic timing-nya solid, pun Awi mampu memberi momen romantis menjelang akhir lewat reka ulang sebuah momen manis drama Korea, Oh My Venus (2015). Momen itu terasa manis karena Awi tak berusaha keras membuatnya romantis sekaligus dramatis, memilih tetap menyuntikkan humor. Andai saja Kesempatan Kedu(d)a lebih mengutamakan kisah kekeluargaan dengan bumbu percintaan ketimbang buddy comedy.....

1 komentar :

Comment Page:
mega's story mengatakan...

Min, mau review film dancing in the rain nggak? Soalnya buat pertimbangan mau nonton filmnya atau nggak. Terima kasih