WAHANA RUMAH HANTU (2018)
Rasyidharry
November 09, 2018
Adzwa Aurell
,
Anto Lupus
,
Comedy
,
horror
,
Indonesian Film
,
REVIEW
,
Sky Azhura
,
Trash
25 komentar
Urusan pekerjaan kemarin sungguh
melelahkan. Segelas es teh manis dan berbatang-batang rokok menemani istirahat
sore hari saya. Kemudian saya mendapati, alih-alih Jumat seperti film India
biasanya, Thugs of Hindostan telah
dirilis. “Capek begini nonton epic action
asyik kali ya”, begitu pikir saya. Berharap melepas penat, tiket pun siap
dibeli. Tapi sesaat sebelum tulisan “Pay
Now” dipencet, masuklah pesan itu. Pesan yang mengubah arah, memberi twist untuk kehidupan saya pada Kamis, 8
November 2018.
Pesan itu dikirim oleh admin Indonesian Film Critics (IDFC). Isinya
singkat saja, namun sanggup mengalahkan gelegar guntur yang meraung-raung di
langit mendung sore itu. “Oy, Rumah Hantu yaks”, demikian bunyinya. Sejenak
tertegun, saya berusaha menenangkan diri. “Saya sanggup bertahan menghadapi Arwah Tumbal Nyai, jadi kali ini pun pasti
akan baik-baik saja, ya kan? Ya kan?? Ya kaaaan????”. Oh boy, I’ve never been so wrong.
Selang beberapa jam, kembali saya
tertegun. Andai bisa, ingin rasanya menghubungi Rapi Amat, menyuruhnya sungkem
pada orang-orang di balik Wahana Rumah
Hantu. Bagaimana tidak? Film karya sutradara Anto Lupus ini berhasil
menggulingkan horor Go-Pay miliknya dari tahta film Indonesia terburuk 2018. Dan
rasanya posisi ini takkan berubah lagi. Film yang lebih jelek dari Wahana Rumah Hantu sebaiknya diungsikan
saja ke Planet Pluto. Oh, Pluto bukan planet? Berarti, judul-judul berkualitas
di bawah Wahana Rumah Hantu pun bukan
film.
Is this a movie though? Ditinjau dari makna literalnya,
yakni “moving picture”, ya, Wahana Rumah Hantu berisi gambar
bergerak. Bergerak menuju kehancuran. Biasanya saya membuat catatan mengenai
kelebihan dan/atau kekurangan film yang sedang ditonton, tapi kali ini, saya
menyerah. Terlalu banyak keburukan di tiap momennya, dalam segala aspek. Kalau tetap
mencatat, begitu film berakhir, saya akan menyelesaikan skripsi kedua saya.
Wahana Rumah Hantu mengisahkan kakak-beradik, Aurel (Adzwa Aurell) dan
Sky (Sky Azhura), yang sama-sama mampu melihat hantu, dan SEPERTINYA dahulu
berprofesi sebagai pengusir hantu. Kenapa “sepertinya”? Karena kita hanya
mendengar itu dari pernyataan singkat Aurel. Menariknya, begitulah cara film
ini—yang naskahnya juga ditulis sang sutradara—bergulir, yaitu melalui cerita
yang karakternya tuturkan secara verbal.
Di satu titik, filmnya
memperkenalkan subplot tentang arwah penasaran seorang siswi yang mati di
kelas. Tanpa aba-aba, mendadak kita melihat kehebohan kelas karena KATANYA
sebuah buku (atau lemari?) terbuka sendiri. Kenapa “katanya”? Lagi-lagi karena
karakternya mengatakan itu, dan peristiwa mistis yang dimaksud tak muncul di
layar. Seolah ada adegan yang hilang (hilang atau lupa di-shoot hayooo??). Pun sebesar apa pun perhatian dicurahkan, besar
kemungkinan anda bakal tetap tersesat dalam labirin membingungkan penuh cabang
dan jalan buntu, yang disebut “plot” oleh film ini. Lalu kisah si arwah
penasaran diakhiri menggunakan voice over.
Ya, VOICE OVER! Bayangkan andai sebelum klimaks di Wakanda, Avengers: Infinity War berakhir, tanpa
pertempuran, dan hanya terdengar Tony Stark berkata, “Kami bertempur
mati-matian. Satu tim di Titan, tim lain di Wakanda. Sayangnya Thanos berhasil
menjentikkan jarinya dan menghapus separuh kehidupan di alam semesta termasuk
beberapa jagoan, di antaranya Spider-Man, yang sebelum kematiannya, menangis di
dekapanku”. Saya yang bodoh ini cuma bisa plonga-plongo, membayangkan kondisi di balik layar yang kemungkinan
seperti ini:
Demikian awal kelahiran film ini,
yang meski berjudul Wahana Rumah Hantu,
tapi wahananya sendiri baru muncul di pertengahan, sembari melahirkan satu lagi
subplot nihil substansi mengenai kecurangan para karyawan yang ingin
mengakuisisi tempat tersebut, sebelum selipan reliji turut serta mengakhiri
konflik. Tidak perlu kaget, toh sejak awal filmnya sudah menegaskan bahwa
derajat setan ada di bawah manusia. Buktinya, setan di sini bisa disuruh
mengerjakan PR. Ghost slavery FTW!
Tapi, jika anda manusia bernyali
baja, silahkan langkahkan kaki menuju Wahana
Rumah Hantu. Setidaknya anda bisa menertawakan akting aneh yang acap kali
memancing pertanyaan, “Emosi apa yang aktornya ingin tampilkan?”, penampakan
hantu asal-asalan, twist soal
identitas karakter yang mundur jauh hingga ke era Kerajaan Majapahit (saya
serius), sampai kerumitan alur yang niscaya membuat David Lynch terkesima lalu
bersembah sujud. Percayalah, review
ini baru menggambarkan sekian persen keburukan Wahana Rumah Hantu. Film jelek, biaya murah, pemain dan kru nihil
pengalaman, semua bisa dimaafkan selama ada niat berkarya sebaik mungkin. But this? This is just an act of ingorance.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
25 komentar :
Comment Page:wkwkwkw zero star?
kalau bisa gak perlu star, mas.
kosong aja :D haha
doakan saya mas
wis beli tiketnya
Yang tabah ya mas Rasyid wk wk ujian banged bikin review nya (tapi jadi super nulisnya), apalagi pas depan layar.
Anjay udah 5 film masuk ke daftar trash bang rasyid.
Anggaplah satu film durasi 1,5 jam x 5 film = 7,5 jam bang rasyid mensia-siakan kesempatan hidup yang diberikan Tuhan :v
@Ilham kalo gak pake bintang ntar dikira lupa, atau dikira bagus banget sampai 5 bintang gak cukup
@Teguh Semoga felemnya barokah ya
@Okiyadi Untuk pertama kalinya ngerasa reviewnya belum sepenuhnya mewakili perasaan haha
@Muhammad Mending kalo 1,5 jam, lha ini 115 menit yang berasa 115 jam
Pengen gw kasi liat ni review ke sutradara sm produsernya.. krn dengan penuh kesadaran mereka sdh bikin org hilang waktu dan biaya buat nnton karya sampahnya
Wkwk
sungguh review yang kurang lengkap hahaha
saya mau solat taubat dulu abis nonton film ini
karena telah menyianyiakan waktu yang diberikan Tuhan
Dari posternya aja sudah tahu bakal seperti apa ini film. Bisa-bisanya buat film beginian, nanti ada Arwah Tumbal Sialan, trilogi paling ngawur
WTH... Kirain Bang Rasyid cuman omong kosong doang waktu bilang "mending nonton Wahana bla..bla... ketimbang Hanum dan Rangga!" Eh ternyata beneran!
Ini Bang Rasyid sampai rela nonton nih film dibayar kah? Tiket gratis kah? Atau punya uang berlebih?
Karena mana ada sih Bang, penduduk bumi yang mau nonton film beginian. Liat posternya saja masih mendingan poster Jodoh Wasiat Bapak.
Kok saya yang justru emosi ya! Hehehehe
Dari Posternya saja Film ini penuh kejutan.yaitu : Judulnya sampai ditulis 2x, Si anak yang nangis darah melotot seolah2 menegaskan film ini jelek bukan maen, nama2 jajaran castnya dipampang rapi dan ada cast yang namanya MEMPERKENALKAN CAHAYA ILMI (saya cari sosmednya ga ketemu), ada akun sosmed @dulungsquad yang siap anda blokir. Sekian.
Selamat menikmati karya KOMANDO PICTURES :)
Bang melihat trailer suzanna bernafas dalam kubur, gimana pendapat abang?
Nonton dimana dah -_-
@Chan Bah, kayaknya mereka juga nggak peduli filmnya mau dicaci kayak gimana
@Teguh Mandi wajib dulu, ikuti saran Kak Okto.
@Abdi Tuh, kayak udah ditulis di atas, perintah baginda admin IDFC. Ya dibayarin tiketnya sih. Tapi ternyata ada aja yang mau bayar hahaha
@Panca Bangsat hahaha baru nyadar judulnya ada 2. Sungguh teliti. Berarti harus nonton felemnya!
@jefry Looks promising. Paling nggak gabungan horor/komedi masih dipertahankan.
@Rahmad Bioskop dong :)
Paling seneng baca review film beginian haha. Sangat menghibur~~ Dari poster sampai trailernya aja udah ketahuan ini film ga jelas alurnya mau dibawa kemana. Trailernya aja kayak potongan sinetron azab. Dan sangat hebat dan baik hati sekali yg mau nonton film ini di bioskop (termasuk mas rasyid) hahaha
ah, akhirnya ada lagi review film jelek...bahagianya baca review nya bang... :D
Comic kongxkong masih juara bertahan?
Bentar lagi ada film nyai raffi ahmad part ayu ting ting tu mungkin jadi saingan terberat
@Zha bukan hebat, lebih ke arah keras kepala sih 😂
@Jerry Oh masih, lebih ngaco lagi itu. Trilogi Arwah Tumbal Nyai sih ketiganya kayaknya bakal jelek banget, tapi bukan spesies yang bakal dapet 0 (semoga)
Dilihat untuk dikata sampah , mending gausa sekalian ga sih
apa daya mas. sudah tugas
SARAN LABEL!
Bintang= ZERO
Label= CURSED ONE!
Mas Rasyid... kasian sangad kamu maz...
Wkwkwkwk.... kalau saya kutip dari berita saat launching film nya, disebutkan....
"....film ini membawa pesan moral yang bisa dijadikan pelajaran bagi pemirsanya di kehidupan nyata..."
Harusnya juga bikin list film dengan poster yang ngasal ada, kayak film ini
Rapi amat mas...
bener bener ngakak dari paragraf pertama mas rasyid cerita............ sebenernyaa dari posternya aja udah keliatan sih.... tapi seriusan, ga kebayang sengakak apa pas nonton krn baca reviewnya aja udh begini
bener bener ngakak dari paragraf pertama mas rasyid cerita............ sebenernyaa dari posternya aja udah keliatan sih.... tapi seriusan, ga kebayang sengakak apa pas nonton krn baca reviewnya aja udh begini
Posting Komentar