FAST & FURIOUS PRESENT: HOBBS & SHAW (2019)
Rasyidharry
Agustus 01, 2019
Action
,
Chris Morgan
,
David Leitch
,
Drew Pearce
,
Dwayne Johnson
,
Idris Elba
,
Jason Statham
,
Lumayan
,
REVIEW
,
Vanessa Kirby
15 komentar
Kita tahu, sejak Fast Five, The Fast and the Furious nyaris
sepenuhnya meninggalkan akar balap mobilnya untuk mengambil rute blockbuster berskala besar seputar usaha
menyelamatkan dunia. Tapi apa yang mesti dilkukan agar Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw (atau disingkat “Hobbs & Shaw”) selaku spin-off agar tampil beda dibanding
seri utama? Jawabannya sederhana: tukar porsi antara stunt mobil gila dengan adu jotos. Bukan masalah, sebab publik
mengasosiasikan merk “The Fast and the
Furious” dengan dua hal, yakni tema keluarga dan setidaknya ada satu-dua set piece aksi over-the-top yang menyertakan mobil. Film ini punya keduanya.
Ditulis oleh Chris Morgan sang penulis
langganan bersama Drew Pearce (Iron Man
3, Hotel Artemis), plotnya serupa dengan judul-judul sebelumnya. Ada virus
berbahaya, teroris yang ingin menguasainya, dan para jagoan harus mencegahnya. Pemerintah
meminta bantuan Luke Hobbs (Dwayne Johnson) dan Deckard Shaw (Jason Statham),
tapi meski keduanya disebut sebagai “pelacak terbaik” misi kali ini takkan
semudah itu.
Pertama, karena mereka tidak akur,
selalu bertengkar, melontarkan hinaan, dan saling mengkhianati (khususnya
Shaw). Kedua, virus tersebut ada dalam tubuh Hattie (Vanessa Kirby), agen MI6
sekaligus adik Deckard (Ya Tuhan, ada berapa bersaudara sebenarnya di keluarga
Shaw?!), yang dituduh berkhianat. Ketiga, lawan mereka adalah “Black Superman”.
Begitulah Brixton (Idris Elba)
menyebut dirinya. Dia memang bak Superman. Berkat teknologi cyber-genetic yang ditanam dalam
tubuhnya, Brixton memiliki kekuatan fisik di atas manusia normal. Bahkan matanya
dipersenjatai teknologi untuk mengkalkulasi serangan musuh. Terdengar gila?
Tunggu sampai anda melihat motornya. Motor otomatis yang dapat bergerak sendiri
serta bisa berubah bentuk layaknya robot dari Transformers. Itulah yang saya ingin selalu temukan di seri The Fast and the Furious. Semakin menjauhi
realita, semakin baik.
Kelemahan justru hadir dari
humornya. Sebagai buddy movie, Hobbs & Shaw memang butuh banyak
celetukan menggelitik. Johnson dan Statham (plus beberapa cameo mengejutkan) berusaha keras tampil lucu, namun apa daya,
materinya memang kurang kuat. Kelakar komedik bukan saja soal membuat karakter
melemparkan ejekan absurd sesering mungkin (yang mana film ini lakukan).
Dibutuhkan pembangunan, kecermatan memilih kata, pula harus memperhatikan timing juga berapa lama momen itu
berlangsung (yang mana tidak film ini lakukan). Setidaknya beberapa tawa tetap
bisa diproduksi, salah satunya lewat sebuah humor referensial mengenai salah
satu film Jason Statham (tebak film apa).
Beruntung, humor bagi film ini
sifatnya sebatas pernak-pernik. Suguhan utamanya tetaplah aksi, dan elemen
tersebut tidak mengecewakan. Selain punya Dwayne Johnson dan Jason Statham
sebagai duet maut pemeran utama, David Leitch (John Wick, Atomic Blonde, Deadpool 2) pun duduk di kursi sutradara,
sehingga tidak mengejutkan saat Hobbs
& Shaw jadi yang terbaik dalam seri The
Fast and the Furious perihal koreografi laga.
Sekitar 75% aksinya berupa
perkelahian tangan kosong, termasuk epic
tag team penuh gerak lambat di bawah guyuran hujan selaku klimaks. Leitch
memastikan, penonton bisa melihat jelas peristiwa di layar. Siapa melawan
siapa, gerakan apa yang karakternya lakukan, hingga di mana pukulan dan
tendangan (atau senjata darurat apa pun) mendarat.
Perbedaan gaya bertarung Johnson
dan Statham juga berhasil Leitch tekankan. Jika Johnson cenderung kasar dan
berisik (kadang mengingatkan akan masa kejayaannya di atas ring sebagai The
Rock), maka Statham lebih taktis. Dan di antara kedua alpha male itu, ternyata Vanessa Kirby tak kalah bersinar. Selain
menjalin chemistry kuat nan berwarna
dengan Johnson-Statham, sang aktris menjadikan Hattie sosok femme fatale berbahaya yang bukan
sebatas pemanis di tengah parade testosteron.
Kaya akan adu jotos, bukan berarti Hobbs & Shaw tanpa stunt mobil gila. Seperti sudah trailer-nya ungkap, salah satu bagian
film ini bakal mengambil tempat di Samoa, yang merupakan kampung halaman Hobbs
(satu lagi benang merah ke tema keluarga). Di situlah kita bisa menyaksikan
aksi seru yang melanggar semua hukum fisika sekaligus pembuktian jika Leitch
pun mampu menangani spectacle over-the-top.
Walau sayang, kemunculannya di trailer mengurangi
daya kejut adegan itu.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
15 komentar :
Comment Page:Wkwk curiga bek kiri MU.. masi adiknya deckard jgš¤£š¤£
Semakin ke sini semakin tidak realistis tetapi semakin bagus. Nanti di film selanjutnya apa ? Lawan pasukan terminator dengan bantuan mobil terbang ?
Mohon maaf mas, keluarga Shaw yang ini tahan banting, nggak dikit-dikit ambruk š
Wajib in space š
Wah.. bahkan di Imdb blum masuk trivia tuh mas . Tapi sbg penggemar film2 Jason Statham (&film action secara keseluruhan) , saya lgsung konek dgn pekerjaan lama si Statham dulu di Italia .. haha
Asli keren sih filmnya ,kejar2an , pukul2an nya,hancur hancuran nya mantapp.. agak kecewa juga kenapa aggota keluarga Shaw yg terakhir ga muncul sama sekali ,,pedahal punya peran signifikan di 2 film FF sebelumnya ..minimal di end credit gitu.. kumpul semua sekeluarga ..
oiya , salah 1 scene aksi Hobbs di kampung halaman nya itu kenapa mengingatkan saya dgn scene Steve Rogers di Winter Soldier ya ... #BicepsForLife
Fans WWE pasti seneng karena ada Roman Reigns, ditambah John Cena main di Fast 9, yg jelas Spin Off ini menjadi film yg memuaskan dan membuat Fast 9 nanti akan menjadi lebih fresh dengan karakter baru tanpa adanya Hobbs & Shaw.
Paling nanti di FF10 balik lagi (asal duit & negosiasi damai lancar) buat (another) one last ride.
Wajib itu ngeh referensi The Italian Job kalo ngaku demen nonton felem š
Ya, sayang sih itu Owen nggak nongol barang cameo doang.
Oh jangan lupa Thor di Infinity War. Lagi ngetren pamer biceps š
Film terbaru quentin tarantino kapan masuk layarnya ya bang?
Tanggal 28 Agustus
Keren!!! Salah satu seri FF favorit ane!!!
Bukannya tanggal 30 ya?
Ceritanya kedodoran banget sih ini. Bikin susah enjoy aksinya. 2,5 bintang aja dari sy
Action nya asik tapi sayang kurang disokong sama cerita bukan dalam artian serius juga tapi bneran deh skedar nyelamatin virus yg udh ribuan kali
Jokes reference nya kece si trutama bagian reynolds bahas 'ending fenomenal game of thrones'beberapa penonton yg paham ketawa keras tapi banyak juga yg hening haha
joke yang lucu dan satu2 nya joke yang berhasil, pas Shaw nunjukin cooper nya dia bilang terakhir di gunakan di italia, HAHAHHAHA ITALIAN JOB, selebihnya actionnya ya lumayan , tapi joke yang lain garing banget sih terutama scene pilih pintu sampai scene selanjutanya
Posting Komentar