TWIVORTIARE (2019)
Rasyidharry
Agustus 31, 2019
Alim Sudio
,
Anggika Bolsterli
,
Bagus
,
Benni Setiawan
,
Boris Bokir
,
Denny Sumargo
,
Ika Natassa
,
Indonesian Film
,
Raihaanun
,
REVIEW
,
Reza Rahadian
,
Romance
10 komentar
“Saat bayi kembar siam dipisahkan,
mereka akan mempunyai jantung, suhu tubuh, dan organ-organ lain sendiri-sendiri”,
begitu kira-kira penjelasan Beno (Reza Rahadian) kepada Alex (Raihaanun).
Begitu pula pasangan, atau dalam konteks film ini perceraian suami-istri. Twivortiare, selaku adaptasi novel
berjudul sama (plus sebagian kisah Divortiare)
karya Ika Natassa, mengupas bagaimana sepasang insan yang saling mencintai
berjuang mengatasi perbedaan-perbedaan individual tersebut.
Pastikan anda tak ketinggalan sedikit
pun adegan pembuka yang menata pondasi hubungan kedua tokoh utama. Merasa
pernikahan mereka telah kehilangan nyawa, Beno dan Alex memutuskan bercerai.
Dua tahun berselang, rupanya cinta itu belum padam. Ketika Beno pelan-pelan
berusaha merebut lagi hati si mantan istri, Alex kesulitan beranjak pergi walau
tengah berpacaran dengan Denny (Denny Sumargo).
Keduanya pun mengikat janji suci
untuk kali kedua, berjanji bakal bersikap lebih baik. Alex berjanji akan
melatih kesabaran, sementara Beno perlu meluangkan waktu di luar kesibukan
sebagai dokter bedah. Tapi tidak ada hubungan tanpa gesekan. Di sini menariknya
Twivortiare. Dipandu naskah buatan
Alim Sudio (Surga yang tak Dirindukan,
Ayat-Ayat Cinta 2) sutradara Benni Setiawan (Sepatu Dahlan, Toba Dreams, Insya Allah Sah), kisahnya bukan
menawarkan buaian romantika manis bahwa “semua akan baik-baik saja”. Karena
semua tidak akan (selalu) baik-baik saja.
Kita diajak melihat Beno dan Alex
bertengkar, berbaikan, bertengkar lagi, berbaikan lagi, begitu seterusnya. Tidak
secara asal, sebab segala pertengkaran itu dipicu alasan serupa. Biarpun
mencapai pertengahan kesan repetitif gagal dihindari, dari situ, naskahnya
berhasil menyuguhkan proses belajar secara bertahap guna saling mengenali,
memahami, agar dapat memperbaiki. Pertengkaran jelas berarti masalah, namun
bukan musibah, bukan pula bukti ketiadaan cinta.
Twivortiare merupakan cerita cinta berbasis karakter yang
mengedepankan pasangan itu sendiri ketimbang elemen-elemen lain. Alhasil,
kepiawaian duet penampil utama jadi faktor terpenting. Dan saya berani
menyatakan bahwa urusan chemistry, Reza-Raihaanun
merupakan kombinasi tanpa tanding. Tidak berlebihan menyebut mereka salah satu
pasangan terbaik yang pernah saya saksikan.
Bagaimana interaksi verbal dituturkan
begitu dinamis lewat penghantaran kaya variasi ditambah kejelian mengatur tempo
hingga bagaimana rasa dihidupkan di layar dalam otentitas luar biasa yang
dengan mudah “menulari” penonton, jadi beberapa bukti kehebatan Reza dan
Raihaanun mengagkat standar “on-screen
couple” ke tingkat lebih tinggi, yang tidak pernah saya bayangkan mampu
dicapai film negeri ini.
Sedangkan di jajaran pendukung,
Anggika Bolsterli dan Boris Bokir, masing-masing sebagai dua sahabat Alex, Wina
dan Ryan, berjasa mencairkan suasana lewat kejenakaan yang sesekali terselip di
antara intensitas konflik. Anggika seperti biasa bersenjatakan antusiasme
bertenaga, sementara Boris jeli melontarkan kelakar-kelakar singkat namun
segar.
Padukan akting Reza dan Raihaanun
dengan pengarahan Benni Setiawan yang kembali menemukan sensitivitas sejak Toba Dreams (2015)—sambil sesekali
dibarengi lagu manis Kembali ke Awal dari
Glenn Fredly—jadilah sajian emosional bahkan sejak menit-menit awal. Benni
enggan mencoba macam-macam. Memahami esensi kisah (berbasis karakter) sekaligus
kapasitas dua pemeran utamanya, Benni “cuma” berusaha membangun keintiman dua
sejoli. Daripada gambar cantik, kamera berfokus untuk sesempurna mungkin
menangkap permainan rasa Reza dan Raihaanun. Rasa yang begitu kuat sehingga memancing pertanyaan, “Inikah cinta?”.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
10 komentar :
Comment Page:Komentar ini aman dari serangan fans jokan
Jangan anggap remeh kekuatan pilaparez
Bagus banget filmnya, sedia tissue deh sblm ntn
Raihanuun keren gila acting ya, nyantai tp pas bgt
Dibanding mantan manten bagusan mana?
Fansnya ngamuk padahal reviewer & filmmakernya damai π
Masih sedikit lebih suka Mantan Manten, tapi 2 film ini fokus & bentuknya beda
Yaah om kuranh panjang nih reviewnya? π
Belom bisa move-on dari Adinia wirasti..pasangan Reza paling favorit
Belum nonton film ini, sedikit malas karena yang main Reza πππ hmm bosan, apakah ada dialog khas novel Ika yang bertaburan Indonesia vs Inggris difilm ini?
Posting Komentar