REVIEW - SCOOB!
Tahukah anda kalau Scoob! merupakan animasi layar lebar
pertama yang mengadaptasi seri Scooby-Doo?
Sebelumnya memang ada 33 film animasi yang pernah dibuat, termasuk saat terjadi
crossover antara Scooby dengan Batman
(Scooby-Doo! & Batman: The Brave and
the Bold) dan WWE (Scooby-Doo!
WrestleMania Mystery dan Scooby-Doo!
and WWE: Curse of the Speed Demon), tapi semuanya berstatus direct-to-video.
Sudah sewajarnya kisah diawali
dengan pertemuan perdana Shaggy (Will Forte) dan Scooby-Doo (Frank Welker,
satu-satunya pengisi suara original serial
animasi Scooby-Doo, Where Are You!
yang kembali), tatkala keduanya masih bocah. Jawaban atas pertanyaan “Mana yang
lebih dulu ada? Scooby-Doo atau Scooby Snacks?” pun turut diberikan. Serial animasi Be Cool, Scooby-Doo! juga pernah menyentuh persoalan itu, walau
jawaban yang diberikan berbeda.
Selepas satu momen emosional— yang semestinya
mendapat payoff andai konklusinya
tidak mengalami simplifikasi— menyusul menit demi menit yang bakal membuat para
penggemar bernostalgia lewat kemunculan berbagai ciri khas serialnya. Efek
suara, signature humor yang
melibatkan aksi menyamar guna mengecoh para “hantu”, kalimat “And I would have gotten away with it too, if
it weren't for you meddling kids” yang diucapkan penjahat setelah
ditangkap, hingga yang terbaik, adalah reka ulang intro disertai lagu tema ikoniknya.
Paruh awal Scoob! berhasil mengembalikan kenangan masa kecil, sekaligus
menyulut antusiasme menantikan misteri macam apa yang bakal diselidiki Mystery
Inc. kali ini. Dikisahkan, Fred (Zac Efron), Daphne (Amanda Seyfried), dan
Velma (Gina Rodriguez), merasa telah tiba waktunya Mystery Inc. berkembang,
dengan mengusut kasus-kasus lebih besar demi mendapat lebih banyak uang. Simon
Cowell (diperankan Simon sendiri) siap menjadi investor, dengan satu syarat:
Shaggy dan Scooby tidak terlibat. Melalui komentar pedas khasnya, Simon merasa
keduanya tak berguna bagi tim.
Sakit hati, Shaggy dan Scooby yang
tengah meluapkan kekesalan sambil bermain boling malah diserang sekelompok
robot kecil milik Dick Dastardly (Jason Isaacs), yang entah kenapa, berusaha
menculik Scooby. Beruntung, mereka diselamatkan oleh pahlawan super idola
Shaggy sewaktu kecil, Blue Falcon (Mark Wahlberg), beserta robot anjingnya,
Dynomutt (Ken Jeong), dan Dee Dee Skyes (Kiersey Clemons) selaku pilot pesawat
kebanggaannya, Falcon Fury.
Para penggemar pasti sadar, kalau
tokoh-tokoh tersebut, walau termasuk properti Hanna-Barbera, bukan berasal dari
seri Scooby-Doo. Alasannya bisa
ditebak. Scoob! memang diniati
sebagai pembuka menuju Hanna-Barbera
cinematic universe. Sebenarnya, crossover
ala Avengers adalah prospek menarik,
mengingat keunikan masing-masing tokoh. Sayang, serupa deretan cinematic universe lain, upaya membangun
masa depan itu justru merusak masa kini.
Scoob! banting setir menjadi film pahlawan super berskala besar. Di luar
perihal cinematic universe, membawa
serial animasi berdurasi 20-30 menit berisi investigasi misteri ringan
diselingi kejar-kejaran dan penamakan “hantu”, ke medium film panjang 94 menit memang
perlu modifikasi. Tapi bukan berarti menjadi film pahlawan super penuh aksi
bombastis, dengan hanya sekelumit proses memecahkan misteri, yang bahkan
terkesan dirangkum paksa melalui barisan eksposisi verbal berbelit-belit.
Bahkan nantinya elemen fantasi
turut dimasukkan, membawa Scooby dan kawan-kawan melawan monster sungguhan
alih-alih manusia berkedok hantu. Bukankah itu berlawanan dengan esensi
serialnya? Lebih ironis lagi, mengingat lahirnya Scooby Doo, Where Are You! didasari niatan Hanna-Barbera membuat
kartun tanpa kekerasan demi memuaskan sekelompok orang tua, yang memprotes
gelombang tontonan bertema pahlawan super di pertengahan 1960an.
Mengkhianati pondasi? Mungkin saja,
tapi minimal, Scoob! tidak digarap
asal-asalan. Visualnya memanjakan mata lewat visual tajam berkontras tinggi,
yang turut membungkus klimaks yang tampil seru berkat pengarahan dinamis
sutradara Tony Cervone. Andai saja usahanya “membangun masa depan” dilakukan
secara lebih cermat.
Available on HBO MAX
2 komentar :
Comment Page:Ah, jadi ingat film Scooby-Doo on zombie island.
Disitu the gang ketemu monster sungguhan, dan adegan flashback dari manusia kucing adalah salah mimpi buruk di masa kecil saya.
Jadi meskipun mediumnya berubah dari serial ke Film, maka gak begitu berlawanan dengan "esensi-nya"
Terima kasih.
Dan juga ada crossover Scooby Doo and the gang dengan serial Supernatural, namun tidak menjadi sebuah film namun hanya episode spesial saja dari serial Supernatural kala itu.
Posting Komentar