REVIEW - SWEET & SOUR

6 komentar

Belum menonton versi Jepangnya, yaitu Initiation Love (2015) yang merupakan adaptasi novel berjudul sama karya Kurumi Inui, saya pun sempat mengira Sweet & Sour sebuah komedi romantis biasa. Mungkin bakal mengharukan bagi penonton dengan pengalaman serupa karakternya, namun hanya sampai di situ. Rupanya, film garapan sutradara Lee Gye-byeok (dahulu merupakan astrada Park Chan-wook di Oldboy) ini menawarkan lebih. 

First act-nya tampil bak perwujudan fantasi banyak pria, ketika Jang-hyuk (Lee Woo-je) mesti diopname akibat hepatitis. Suster bernama Jung Da-eun (Chae Soo-bin) bertugas merawatnya. Suster ini bukan cuma baik, pula menunjukkan tanda-tanda ketertarikan pada Jang-hyuk. Selalu menebar senyum, mengecup manis botol infus si pasien, bahkan tertidur pulas di samping ranjangnya. Terlibat romansa dengan suster cantik saat dirawat di rumah sakit. Rasanya hampir semua pria pernah mengimajinasikan hal itu.

Awalnya Jang-hyuk tidak percaya. Begitu pula teman-temannya. Sebab Jang-hyuk bukan tipe yang masuk kategori "menarik" bagi sebagian orang. Dia bukan pria tampan idola wanita, pun tubuh tambunnya membuat kepercayaan diri Jang-hyuk kerap ciut. Tapi seiring waktu, hubungan keduanya justru makin erat, hingga akhirnya resmi berpacaran selepas Jang-hyuk keluar dari rumah sakit. Woo-je dan Soo-bin melahirkan percintaan manis nan menggemaskan lewat chemistry mereka, dan saya pun berharap romantisme ini takkan pernah pupus.

Jang-hyuk adalah kekasih dengan segudang perhatian. Hal-hal seperti membuatkan makanan dan mengganti lampu di rumah Da-eun yang padam, bersedia dilakukan. Dia pun berjanji akan menguruskan badan, agar mereka bisa memakai kaos couple. Di sinilah terjadi titik balik. 

Alurnya melompat dan kini Jang-hyuk (Jang Ki-yong) tampak berhasil mewujudkan janji tersebut. Berat badannya menurun drastis, sementara karirnya melonjak. Dia ditugaskan bekerja sebagai karyawan kontrak sebuah perusahaan besar di Seoul. Muncul tantangan besar, karena berarti, Jang-hyuk harus setiap hari bolak-balik Incheon-Seoul (berjarak sekitar 27 km). Berangkat di pagi buta, melewati kemacetan luar biasa, lalu pulang larut malam selepas menjalani lembur demi lembur tak berujung. 

Dikuasai kelelahan ditambah kuantitas (dan kualitas) pertemuan yang menurun, romantisme Jang-hyuk dan Da-eun perlahan luntur. Apalagi di kantor barunya, Jang-hyuk bertemu Han Bo-yeong (Krystal Jung), sesama karyawan kontrak. Walau saling benci di awal, karena terus berinteraksi sebagai partner di berbagai proyek, benih cinta mulai tumbuh. Kesetiaan Jang-hyuk diuji. Seperti judulnya, inilah fase tatkala percintaan manis (sweet) berubah menjadi asam (sour) kala dihadapkan pada realita dunia nyata. 

Pastinya kesalahan ada pada Jang-hyuk, namun naskah yang ditulis sang sutradara bersama Sung Da-som, menjadikannya tidak sesederhana itu. Alasan kedekatan Jang-hyuk dan Bo-yeong dapat dimengerti. Keduanya sama-sama karyawan kontrak yang bak tidak dianggap oleh para karyawan tetap, sementara tuntutan pekerjaan memaksa mereka terus bersama. Penonton dibuat memahami tanpa harus membenarkan.

Apalagi chemistry Ki-yong dan Krystal nyaris menandingi kombinasi Woo-je dan Soo-bin di paruh pertama. Krystal menyempurnakan transformasinya, dari idol ke aktris layar kaca, dan sekarang menjadi aktris layar lebar bertalenta, setelah tahun lalu melakoni debut di More Than Family. Krystal dengan segala "keantikannya" adalah faktor utama keberhasilan bumbu komedi Sweet & Sour. 

Babak keduanya agak repetitif, namun setidaknya bukan tanpa alasan. Sebab di sinilah rutinitas melelahkan protagonisnya dipaparkan, walau harus diakui, presentasinya lebih panjang dari kebutuhan narasi. Beruntung ada poin lain yang coba disampaikan. Selain ujian terhadap cinta, serta sulitnya membagi sama rata antara pekerjaan dengan kehidupan personal, Sweet & Sour juga sebuah drama dunia kerja, yang tak ketinggalan membahas eksploitasi tenaga kerja, khususnya yang berstatus karyawan kontrak. Tidak seberapa mendalam, tapi cukup menambah variasi serta kompleksitas penceritaan. 

Saya yakin obrolan mengenai film ini bakal didominasi oleh satu elemen: twist. Twist mengejutkan dengan presentasi mengagumkan. Rapi, cerdik, tidak terkesan mencurangi penonton. Berbagai "tanda" sejatinya telah disebar, bahkan sejak menit-menit pertama lewat suatu petunjuk visual. Twist tersebut mengubah keseluruhan wajah filmnya, dari tontonan yang berpotensi dianggap problematik, menjadi empowering. Dari kisah seputar ujian kesetiaan, menjadi gambaran menyentuh tentang bagaimana hal-hal kecil bisa memperkuat atau menghancurkan suatu hubungan. Bagaimana kebaikan berlandaskan kasih sayang tulus merupakan kunci. 


Available on NETFLIX

6 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Saya udah nonton Initiation Love
Twistnya memang wow

Kalau Sweet & Sour masih pake twist yang sama
Berarti udah ga terlalu spesial lagi ya?

Anonim mengatakan...

Wow twistnya gak disangka sih daebak. Udah mulai curiga yang tentang cincin itu tapi berusaha posthink aja ya beneran kali cuman "cincin kelulusan" eh taunya wkwkw.

Filmnya ringan bgt menurutku sih bang gak kerasa tau2 udah mau abis aja. Bener makin kesini akting krystal makin bagus makin natural kataku sih.

Ada rencana buat bikin review film korea "Waiting for Rain" gak bang? Dari trailernya sih cukup menjanjikan

Wakanda Forever mengatakan...

Twist nya memang bikin aku ngakak, ngetawain kebodohan diri sendiri. Walaupun sdh pernah diadaptasi kedalam film lain (buatan jepang) kok aku tetep pengin nonton yg ini ya. Kurang tertarik dengan film buatan Jepang dibanding buatan Korea.

Anonim mengatakan...

Apa jalan cerita nya mirip dengan initation love atau dirubah rubah saja sedikit? Karna baru aja liat di tiktok serasa jiplak aja jalan cerita nya...

Difa mengatakan...

Nonton Sweet and Sour ini awalnya 'movie blind' alias cuma liat nama 'Krystal Jung' langsung nonton. Eh pas nonton sampe abis terus diakhirnya ada plot twist, kaget dong tapi kok rasanya familiar...

Eh ternyata gue sebelumnya pernah nonton Initiation Love dong wkwk

Arum W mengatakan...

Aku lebih dulu nonton versi Jepang-nya (rilis 2015, baru nonton 2018). Karena karakter ceweknya diperankan Maeda Atsuko. Perbedaan yg mencolok terletak di latar waktu, tapi inti cerita tetap sama. Jujur waktu tau plot twist-nya, aku terkejut campur ngakak. Jadi setelah nonton Sweet & Sour nggak terlalu kaget.

Tapi perbedaan lain yg kutangkap selama cerita berlangsung, adalah dominasi laki² di Initiation Love. Sedangkan di Sweet & Sour, karakter ceweknya ikut menyuarakan isi hatinya ketika hubungan cintanya berada di ujung tanduk.