REVIEW - THE LOST CITY

2 komentar

Perhatikan posternya. Channing Tatum dan Sandra Bullock muncul dua kali, Daniel Radcliffe membawa lentera entah untuk apa, Da'Vine Joy Randolph melenggang santai dengan pakaian rapi di tengah api, begitu pula Brad Pitt yang seolah dipaksa masuk, sedangkan Oscar Nunez malah berpose bersama kambing. Mudah mencapnya buruk, tapi bagi saya, ini poster yang sadar betul sedang menjual tontonan seperti apa. 

Serupa posternya, The Lost City penuh kebodohan, secara sadar menjual kekonyolan, yang dimotori kehandalan duo Bullock-Tatum menangani komedi. Bullock memerankan Loretta Sage, penulis novel petualangan, yang berkat sentuhan romansa erotika, digandrungi wanita paruh baya. Apalagi karena di sampulnya, Dash, sosok jagoan dalam novel Loretta, diperankan oleh Alan (Channing Tatum), si model tampan berbadan kekar namun berotak tumpul.

Alan diam-diam menyukai Loretta. Ketika si novelis diculik oleh miliarder bernama Abigail (Daniel Radcliffe tampak bersenang-senang berakting over-the-top), yang percaya bahwa Loretta tahu cara menemukan harta di kota yang hilang sebagaimana tercantum di bukunya, Alan langsung menyambangi pulau milik Abigail guna menyelamatkan si pujaan hati. 

Berlawanan dengan karakter Dash, dia bukan jagoan aksi atau petualang ulung. Sehingga uluran bantuan dari Jack Trainer (Brad Pitt), mantan anggota Navy Seal yang kini menjadi instruktur kebugaran. Selain parodi untuk citra Pitt, Jack Trainer juga merupakan "kembaran" Jack T. Colton (Michael Douglas), protagonis Romancing the Stone (1984), yang jelas menginspirasi alur film ini. Walau sebatas extended cameo, Pitt mencuri perhatian saat memarodikan persona khasnya sambil tetap tampil badass di sekuen laga.

Screentime Pitt mungkin di bawah 10 menit. Sisanya adalah petualangan kental formula screwball comedy, di mana battle of sexes terjadi antara pria yang tak memenuhi segala kriteria khas jagoan maskulin, dan wanita yang lebih mendominasi. Baik Bullock maupun Tatum sama-sama tanpa cela dalam melakoni dinamika tersebut, selalu memancing tawa lewat talenta individual serta chemistry kuat layaknya pasangan yang sudah sering melucu bersama (ini kolaborasi perdana mereka).

Tatum adalah salah satu aktor paling multitalenta di muka bumi. Dia bisa berakting dramatik, piawai menangani humor, meyakinkan sebagai jagoan aksi, pula jago menari. Semua talenta itu dimanfaatkan sebaik mungkin di sini. Sedangkan Bullock akan membuat penonton sulit memercayai bahwa Juli nanti ia telah menginjak 58 tahun. Bukan cuma soal tampak muda. Terpenting, Bullock masih mempunyai energi yang diperlukan screwball comedy. 

Ada poin menarik terkait usia. Biasanya, film-film arus utama cenderung memasangkan aktor pria dengan wanita yang lebih muda. Akibatnya, karir pelakon wanita cenderung kalah awet dibanding pria. Contohnya, mari simak lagi Romancing the Stone, di situ Michael Douglas (40 tahun) tampil bersama Kathleen Turner (30 tahun). The Lost City sebaliknya. Si pria jauh lebih muda (Tatum 42 tahun, Bullock 58 tahun). 

Di departemen penyutradaraan, duet Aaron dan Adam Nee alias "the Nee brothers" menangani aksi tidak secara spesial, termasuk soal minimnya set piece besar khas suguhan petualangan, namun tetap solid. Bukan perkara besar, sebab lagi-lagi, kombinasi Bullock-Tatum punya daya hibur tinggi. 

Sewaktu wujud sesungguhnya dari "harta kota yang hilang" terungkap, The Lost City memunculkan romantisme manis tak terduga (setidaknya untuk ukuran film konyol seperti ini), yang sejalan dengan bentuk filmnya. Bahwa harta termahal serta petualangan terakbar adalah saat cinta turut berperan. 

2 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

tumben ga bikin prediksi academy award.

Anonim mengatakan...

cakep ini film...skor 8/10