REVIEW - BARBARIAN

11 komentar

Film horor selalu membawa kita menuju wilayah gelap. Beberapa lebih gelap dari yang lain. Begitu gelap, tiada kisi-kisi bagi cahaya harapan untuk menyelinap masuk. Di Barbarian, hal paling mengerikan (sekaligus menyenangkan) adalah, kita tidak pernah tahu seberapa jauh filmnya bakal menarik kita menuju kegelapan, dan semakin sedikit kalian tahu tentangnya, semakin baik. 

Tess (Georgina Campbell) kaget saat rumah yang ia sewa melalui Airbnb ternyata juga disewa oleh orang lain, yakni seorang pria bernama Keith (Bill Skarsgård). Meski was-was, akibat derasnya guyuran hujan di malam hari, Tess terpaksa bermalam di sana. Apakah ini kebetulan, atau justru akal-akalan Keith?

Saya takkan mengungkapnya, dan akan menghentikan pembahas plot di sini. Sekali lagi, semakin sedikit kalian tahu, semakin baik. Pastinya, film ini jago memancing kecurigaan penontonnya, dan dari situ intensitas bisa dibangun. Tapi Campbell dan Skarsgård menghantarkan chemistry kuat, pelan-pelan mengubah ketegangan jadi obrolan hangat, sampai membuat saya berharap kelak keduanya disatukan dalam romcom. 

Selama 102 menit, naskah buatan sang sutradara, Zach Cregger, tampil dengan beberapa titik balik tak terduga. Setiap kali kita merasa telah sampai di tujuan, filmnya mengungkap bahwa masih ada rahasia lain yang belum terungkap, pula kegelapan lain yang belum disambangi. Kepiawaian juga ditampilkan Cregger dalam menyutradarai. Jump scare buatannya efektif, pacing solid serta keberhasilan memanfaatkan ruang gelap pun jadi kunci terciptanya ketegangan.

Barbarian makin spesial karena punya protagonis cerdik. Sambutlah Tess, karakter dalam film horor yang menolak begitu saja memasuki ruangan gelap (that "nope" scene is hilarious). Kala tindakannya terkesan nekat, itu didasari kepedulian atau keputusasaan dalam upaya bertahan hidup. Tapi dia pintar. Mungkin karena itu Barbarian selalu memunculkan kejutan. Agar dapat mengakali karakter pintar, ia harus lebih pintar, tampil dengan hal-hal aneh nan misterius yang ada di luar jangkauan si karakter. 

Begitu Barbarian mencapai titik balik, kisahnya pun berkembang. Bukan lagi hanya mengumbar kengerian, pula menyentil isu relevan mengenai gender, yang berujung pada pertanyaan, "Siapa barbarian sebenarnya?", sembari menegaskan pesan penting tentang "no means no". Barbarian begitu liar dan kaya, setelah filmnya berakhir saya menengok ke belakang, lalu terkejut saat menyadari sudah sejauh apa saya diajak berpetualang menyusuri kegelapan. 

(Disney+ Hotstar)

11 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

film yang bercerita tentang tata cara menyusu susu dengan baik dan benar

Anonim mengatakan...

film yang terbagi dalam 3 segmen/bagian/babak, yang antar babak/bagian ada benang merah bertautan, ingat film ini bukan cerita tentang monster atau iblis atau hantu atau setan atau makhluk jejadian, ini film tentang WONDER WOMAN KASIH IBU SEPANJANG MASA...

Anonim mengatakan...

sebaiknya jika menonton film barbarian ke toilet dulu kemudian posisi duduk yang nyaman fokus tenang sambil minum susu putih, bukan susu coklat atau rasa lainnya...ingat harus fokus sambil minum susu putih

Anonim mengatakan...

Epic banget scene terakhir yang pas lompat :') kasih ibu emang bener2 ya walopun dah ditabrak but still care.

Anonim mengatakan...

Tapi kok gue beda ya? Makin akhir filmnya, gue makin gak bisa menikmati filmnya. Karena setelah tau ada something di basement, plotnya predictable buat gue...

Ilham Qodri mengatakan...

Yang gue masih belum nangkep itu yang nyewain rumah itu siapa? Dan kenapa disewain?

Anonim mengatakan...

mama, mimi susu dong...

Anonim mengatakan...

yang nyewain rumah penginapan dalam film barbarian adalah korban predator frank yang diperkosa dan melahirkan putrinya yang juga diperkosa frank alias incest...korban predator berhasil kabur namun tidak dengan anaknya karena nggak mungkin di bawa kabur dari rumah penginapan karena kelainan genetik akibat incest...tujuan sewain agar anaknya hasil incest dapat bersosialisasi & tumbuh berkembang dengan penghuni penginapan

Anonim mengatakan...

Ini film ceritanya epic banget, tapi lebih suka PEARL ketimbang Barbarian.

Anonim mengatakan...

Perasaan b aja liat film ini. Ga kerasa takut samsek. Overrated ah

Bayu Habibis mengatakan...

Bener banget makin sedikit tau makin nikmat banget nonton ini, zero expectation banget sebelum nonton, dikira si ini, trus dikira gini, dikira gitu, beneran mempermainkan ekspektasi penonton banget 🤣🤣 buat yg nyari serem ya kurang sih, tapi kalau nyari horror yang brilliant ini patut banget ditonton tanpa spoiler pastinya, sensasi nonton ini tuh kayak abis nonton the cabin in the woods berasa fullfiled dan happy 😁