REVIEW - CEK TOKO SEBELAH 2

26 komentar

Setahun pasca kegagalan bereksperimen dalam Teka-Teki Tika, Ernest Prakasa kembali ke zona nyaman dengan menggarap sekuel bagi karya tersuksesnya, yang memberinya status "sutradara jutaan penonton", sekaligus membuat Desember diidentikkan sebagai "slotnya Ernest". 

Apakah itu langkah mundur? Tentu bukan, walau saya masih berharap kelak Ernest mau menantang dirinya lagi. Cek Toko Sebelah 2 ibarat proses kepulangan selepas perjalanan terjal di perantauan. Di "rumahnya" ini Ernest kembali mengunjungi hal terdekat dalam hidupnya: keluarga. 

Kepulangan kerap mendatangkan retrospeksi, dan bagaimana Cek Toko Sebelah 2 dibuka bak mencerminkan itu. Kita diajak melihat pertemuan perdana Erwin (Ernest Prakasa) dan Natalie (Laura Basuki) di Bali. Diawali ban mobil yang bocor di tengah malam, berlanjut ke obrolan di warung mie, keduanya pun jatuh cinta. Sebuah situasi klise berbalut humor yang juga familiar, namun semua terasa begitu manis. 

Ernest jagonya mengaduk-aduk emosi penonton lewat pemandangan dramatis, tapi romantisme intim macam ini tidak saya duga mampu ia bangun. Sekali lagi, situasinya memang familiar. Tapi seperti banyak anak rantau yang pulang ke rumah, Ernest menunjukkan pendewasaan. 

Alkisah Erwin dan Natalie memutuskan menikah, namun Agnes (Maya Hasan), ibu Natalie, kerap mempersulit keadaan. Salah satunya adalah melarang Erwin bekerja di Singapura bila ingin mempersunting puteri tunggalnya. Dilema juga menimpa adik Erwin, Yohan (Dion Wiyoko), sewaktu sang ayah, Koh Afuk (Chew Kinwah), terus meminta cucu. Yohan sebenarnya ingin mempunyai anak, namun tidak dengan istrinya, Ayu (Adinia Wirasti). 

Di luar soal pendewasaan yang saya singgung di atas, Cek Toko Sebelah 2 sejatinya masih menyimpan plus dan minus serupa pendahulunya. Misal terkait humor. Beberapa sanggup memancing tawa lepas, namun tidak sedikit yang meleset jauh dari sasaran. Wajar. Tidak semua comic relief punya talenta sekuat Asri Welas, yang bisa menyulap materi medioker sekalipun jadi momen komedik kelas wahid. 

Serupa film pertama pula, Cek Toko Sebelah 2 lebih bersinar di presentasi dramanya. Alurnya bercabang cukup banyak, pun ada kalanya naskah buatan Ernest dan Meira Anastasia kerepotan memberi porsi seimbang, tapi mereka sanggup mempertemukan semuanya secara mulus di babak akhir. Naskahnya juga piawai merangkai kalimat. Seringkali dampak emosi sebuah momen berlibat ganda berkat pilihan katanya. Sarat perenungan, indah, tanpa perlu sok puitis. 

Tentu kalimat-kalimat tersebut dapat terasa maksimal karena penampilan kuat jajaran pemain. Petuah Chew Kinwah yang masih piawai menyentuh hati (terutama petuahnya di pantai), Dion Wiyoko yang meledak-ledak, hingga Adinia Wirasti dengan permainan dinamika rasanya. Ernest masih jadi penampil terlemah, tapi aktingnya mengalami peningkatan dibanding film pertama. Salah satunya karena ia mendapatkan tandem seorang "chemistry maker". 

Laura Basuki menggantikan Gisella Anastasia sebagai Natalie dalam salah satu recasting terbaik dalam perfilman Indonesia. Bukan merendahkan Giselle, tapi Laura jelas punya kapasitas olah emosi yang superior. Setiap kemunculannya membawa magnet, setiap senyumnya memancarkan cinta, setiap tangisnya mengandung bawang. 

Memasuki pertengahan durasi, saya sempat pesimis menanti bagaimana Cek Toko Sebelah 2 menangani konflik tentang keraguan Ayu memiliki anak. Saya khawatir filmnya bakal mengambil jalur aman. Kekhawatiran itu rupanya keliru. Naskahnya melempar statement tajam nan relevan. Ernest kembali ke zona nyaman, dengan menjadikan keluarga sebagai sebuah zona nyaman pula bagi individu-individu di dalamnya.

26 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Amanin pertamax, paling mingdep baru nonton. Makasih ripiw nyaaa mas.

Anonim mengatakan...

Sempat ragu pas mau nonton soalnya gak ngikutin seriesnya, ternyata masih relate

aan mengatakan...

nonton yg pertama yg berkesan malah adegan yg pada main kartu...smoga yg kedua ini juga...šŸ˜šŸ˜

Anonim mengatakan...

Yohan bukannya kakaknya erwin?

Abgar mengatakan...

Iyaa ya perasaaan erwin tuh adeknya, makanya dia udah nikah dluan

Anonim mengatakan...

film biasa aja...nggak bagus bagus banget...

Anonim mengatakan...

Settingnya setelah film yang pertama tapi sebelum seriesnya

Cinema Paradiso mengatakan...

Ketoprak pedas hahaha

Anonim mengatakan...

katanya anti nonton film pelakor sampai boikot segala,namun,,,kok nonton juga ya...ha ha ha ha ha ha

hilpans mengatakan...

Laura Basuki dan Adinia Wirasti cantikkkkk bgt di film ini

Anonim mengatakan...

ogah ah nonton film yang pelakor...ih

Anonim mengatakan...

gue anti pelakor gue nggak suka film ini...jelek banget cuma andalkan air mata bombay air mata buaya aja ini film

Anonim mengatakan...

cie cie yang anti pelakor, kok nonton film pelakor ini sih...suka ya

Anonim mengatakan...

air mata diam sampai 3 kali menetes sepanjang film ini, kok sia sia khan kualitas akting laura basuki ya, ampun deh

Anonim mengatakan...

mana nih komentar yang katanya anti pelakor film pelakor, kok nggak ada suaranya

Anonim mengatakan...

lebih baik nonton film tumbal kanjeng iblis daripada nonton film cek toko sebelah 2, ancur...

Anonim mengatakan...

film gagal cuma kejar hari liburan panjang aja

Anonim mengatakan...

ini film mau di bawa kemana ya

Anonim mengatakan...

ini film cek toko sebelah 2 lebih baik jadi film horror aja menceritakan kisah kelam istrinya yohan, adegan cuma 2 menitan aja bagus tuh dengan efek kelam ibunya istrinya yohan salahkan istrinya yohan ketika masa kecil...nah itu keren dan berasa thriller horror

Anonim mengatakan...

yaqin nih mau nonton film pelakor...

Anonim mengatakan...

Pada ngomongin pelakor, ini siapa pelakor yang dimaksud ya?

Anonim mengatakan...

270 jumlah penonton bioskop pada film cts2

Nugroho Suhartanto mengatakan...

Pelakor yang dimaksud kemungkinan adalah GiselLa, tapi mungkin mereka tidak tahu kalau GiselLa sudah di recasting digantikan oleh Laura Basuki (yang jujur aja, malah lebih cantik sih). :)

Bray wyatt mengatakan...

Komentar goblok....pelakor mata kau!! Yg komen aslinya cuman 1 idiot..menyaru jadi 10 komen lebih

Anonim mengatakan...

terimakasih mas rasyid atas review film indonesia sepanjang tahun 2022

Ahmad fachriza mengatakan...

Wkwk asli yg nulis itu kayaknya punya dendam pribadi sama mas rasyid