REVIEW - WHY DO YOU LOVE ME

21 komentar

Why Do You Love Me bukan sebuah upaya mengemis belas kasihan atau mengeksploitasi penderitaan. Sebagaimana telah mereka lakukan lewat Kembang Api beberapa waktu lalu, Herwin Novianto (sutradara) dan Alim Sudio (penulis naskah) kembali berduet untuk menuturkan kisah tentang "merayakan kehidupan" meski kematian terasa begitu dekat. 

Bertindak selaku remake film Belgia berjudul Come as You Are (2011), alurnya mengajak kita mengikuti perjalanan tiga sahabat dengan satu kesamaan: mereka penyandang disabilitas. Baskara (Adipati Dolken) lumpuh dan cuma bisa menggerakkan kepala dan sebagian tangan kanannya, Danton (Jefri Nichol) mesti duduk di kursi roda akibat tumor otak, sedangkan Miko (Onadio Leonardo) mengalami kebutaan. 

Berharap bisa melepas keperjakaan, ketiganya nekat melakukan road trip berkeliling Jawa, dengan Surabaya, tepatnya Gang Dolly, sebagai destinasi pamungkas. Endang (Tj Ruth) menjadi sopir sekaligus perawat dalam perjalanan yang tentunya dipenuhi lika-liku tersebut.  

Tujuan akhirnya memang seks, tapi film ini bukan semata kisah mengenai birahi. Pemuasan hasrat hanya cara tiga karakternya menolak anggapan bahwa mereka inferior. "Live life to the fullest" adalah yang mereka impikan. 

Sudah pasti perjalanannya tidak berjalan mudah. Kondisi fisik kerap menghadirkan rintangan, terutama bagi Danton yang penyakitnya semakin parah, namun permasalahan batin tak ketinggalan mengiringi. Misal Baskara dengan ego serta ledakan amarah yang kerap memancing pertengkaran dengan Endang. Masalah-masalah di atas membawa para protagonisnya berproses, dan itu yang terpenting. Film road trip tanpa proses tak ubahnya vlog jalan-jalan biasa. 

Why Do You Love Me jelas menebar banyak ranjau emosi, namun sekali lagi, caranya mendramatisasi tak terjerumus ke ranah eksploitasi. Rasa sakit digambarkan sebagai rasa sakit. Bukan sesuatu yang perlu dihias musik mendayu-dayu atau kalimat bernada memelas. Sewaktu "alat bantu" muncul, penggunaannya pun tepat guna. Contohnya pemakaian lagu Sampai Jumpa milik Endank Soekamti di penghujung durasi.  

"Rasa" lebih banyak berasal dari akting ketimbang pengadeganan manipulatif. Onad yang tak dituntut tampil (terlalu) serius tampak lebih nyaman, Adipati mampu menghidupkan karakter tanpa harus banyak bergestur, Jefri berhasil mengoyak perasaan, sedangkan Tj Ruth menjadikan Endang sosok paling likeable. Sekilas serampangan, namun menyimpan kepedulian luar biasa besar. 

Satu-satunya keluhan terkait karakter bukan saya alamatkan pada jajaran pemain, melainkan beberapa keputusan departemen tata rias. Perlukah Onad dipakaikan rambut palsu? Haruskah TJ memakai fat suit? Pernak-pernik tersebut minim substansi, dan seolah dipakai hanya agar mereka terlihat mirip dengan karakter di versi Amerika. 

Tapi di luar celah tersebut, Why Do You Love Me tetaplah road trip solid yang memahami esensi dari "perjalanan". Sebuah perjalanan kelak menemui akhir, dan sebuah akhir acap kali melibatkan kehilangan. Tapi kehilangan itu takkan menghilangkan waktu-waktu penuh makna yang dihabiskan bersama.

21 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Tahun lalu Jefri duet dengan Tiara di MSG yang kata orang sehancur dan sejelek itu, apalagi Tiara yg akting nya masi kureng sbg pemeran utama

Tahun ini Jefri duet dengan Lyodra di WDYLM apakah akting Lyodra bisa bagus sbg pemeran utama? Sama halnya Dengan Ziva sbg pemeran utama di produk FalPic lain (Pulang original film KlikFilm/A+ Series P.Video) dua-duanya Akting Ziva Bagus mampu menepis anggapan kalo Jebolan Idol ga bisa main akting (Karena bbrp org jd Trust Issue Gara2 Case Tiara)

Anonim mengatakan...

skip deh

Anonim mengatakan...

drama horror mengenai tragedi anak manusia di kemas secara sandwich sayuran daging fresh berlapis segar

Anonim mengatakan...

kembang api yang keren fantastis aja hancur di layar bioskop, apakah film seks komedi tragis ini juga mengalami hal yang sama

Anonim mengatakan...

balutan seks yang memuaskan

Anonim mengatakan...

horror banget ini film

Anonim mengatakan...

film alternatif di tengah gempuran film hollywood musim panas

Anonim mengatakan...

skip..porno gk mendidik...gk jauh beda sama kawin kontrak

Anonim mengatakan...

ada yang lebih hardcore nggak ya

iambayuanggoro mengatakan...

Tonton video Fisika kak klo mau yg mendidik

Anonim mengatakan...

maaf, bocil jangan di ajak, bahaya kalau nonton film ini...gila aja ada bawa balita masuk bioskop dan nonton film ini, lagi seru seru nya, balita malah tertawa di belakang

Anonim mengatakan...

aneh, ada film bagus banget, kok layar banyak yang turun ya, nggak doyan film seks apa ya, cuma horror doyannya

Anonim mengatakan...

pondasi film itu di naskah dan penyutradaraanya, mau akting aktornya bagus kalo naskahnya jelek ya tetep aja bakal jelek. my sassy girl kalopun bukan tiara yg maen jg ga akan di bilang film yg bagus. film ini juga bagus bukan karna ada lyodra, dia bukan pemeran utamanya munculnya aja cuma dikit, di review ini bahkan ga nyebut nama lyodra sama sekali.

Anonim mengatakan...

bener benar film yang enak seugeur polll lezat crispy yummy maknyussss

Anonim mengatakan...

film yang merangsang selera makan

Anonim mengatakan...

jadi pengen ke nite club

Anonim mengatakan...

XXI tamat cerita, tidak tayang

Anonim mengatakan...

film bagus, hancur di bioskop, tidak berhasil mendatangkan penonton

Anonim mengatakan...

thanks mas rasyid

Anonim mengatakan...

🫡🫡🫡

Anonim mengatakan...

thanks buat film berwarna