REVIEW - INDIGO
Seorang wanita meminta bantuan paranormal selepas mendapati adiknya mampu melihat hantu. Begitulah premis Indigo. Jika terdengar familiar wajar saja, sebab Mata Batin (2017) pun mengangkat kisah serupa. Kedua film tersebut sama-sama disutradarai Rocky Soraya, serta ditulis naskahnya oleh Riheam Junianti.
Bedanya, kali ini sang protagonis juga seorang indigo. Atas permintaan orang tuanya, mata batin Zora (Amanda Manopo) ditutup oleh Sekar (Sara Wijayanto) saat ia kecil. Memori mengenai pertemuannya dengan hantu wanita hamil bernama Widuri pun dihapus. Selang 17 tahun, giliran adiknya, Ninda (Nicole Rossi) yang dihantui sosok Widuri. Sebaliknya, Zora yang kini menjadi seniman dan tengah menanti hari pernikahan dengan Aksa (Aliando Syarief), sekarang justru bersikap skeptis terhadap fenomena mistis.
Indigo pun menghabiskan babak pertamanya untuk menuturkan kisah mengenai skeptisme karakternya, menggunakan formula usang yang sudah terlampau sering diterapkan horor supernatural. Kesan familiar bukan cuma ditemukan dalam persoalan itu. Keseluruhan alur Indigo bak kompilasi hal-hal formulaik, yang tampil berlarut-larut hingga durasinya hampir menyentuh dua jam.
Ibarat sebuah perjalanan, ketimbang bergerak maju, alurnya lebih banyak berputar-putar di satu area, kemudian mampir ke berbagai destinasi yang sejatinya tak perlu (salah satunya flashback panjang mengenai suami Sekar).
Penulisan kalimatnya pun demikian. Di sekuen pembuka, ayah Zora repot-repot menjelaskan alasan ia baru sempat menemui Sekar saat larut malam, mewakili tendensi naskahnya mengisi kalimat dengan kata-kata mubazir sehingga bergulir terlalu panjang, atau informasi nihil substansi. Bicara soal kalimat, Indigo punya salah satu kalimat paling ajaib dalam horor lokal tahun ini, yang mungkin cuma bisa ditandingi kosakata milik Lantai 4. Kalimat itu berbunyi, "Yuk kita buat peradaban baru". Tonton dan rasakan sensasinya.
Sebagai produksi Hitmaker, tentu Indigo diberkahi bujet tinggi. Sebuah horor mahal dengan kemewahan di tiap sudut latarnya, yang kembali memfasilitasi kegemaran Rocky mengutak-atik gerak kamera. Kualitas CGI-nya pun solid. Biaya itu rupanya tak menjamin kesempurnaan di semua lini. Pada sebuah flashback ke tahun 2005, kakek Zora yang semestinya sudah lansia malah nampak seperti pria 40 tahunan akibat riasan seadanya.
Patut diingat pula, dalam horor, biaya mahal tak selalu bersinonim dengan kengerian. Bahkan ada kalanya bujet minim menghasilkan kesan raw yang menguatkan atmosfer. Indigo memiliki antagonis potensial dalam diri Widuri, hantu dengan desain memadai, yang kemunculannya ditandai suara bak monster. Sayangnya pengarahan Rocky sebatas menempatkan Widuri dalam deretan jumpscare generik, walau minimal, tanpa dibarengi gelegar musik berisik. Indigo masih tahu cara mengatur volume yang aman bagi telinga penonton.
Barulah di klimaks, Rocky coba menerapkan hal baru (setidaknya untuk ukuran karyanya), dengan menekan kuantitas banjir darah yang selama ini jadi kekhasannya. Tapi alih-alih menggantinya dengan hentakan lain, Rocky sebatas memangkas kadar kekerasan. Ketimbang memodifikasi, yang dilakukan hanyalah mengurangi.
30 komentar :
Comment Page:skip, muka plastik semua
dikira film rotten tomatoes, film busuk
ternyata....
INI BUKAN FILM HORROR, INI FILM THRILLER FANTASY, FILM ELEGAN FORMAT KEKINIAN
sub plot para arwah penasaran akan di buat secara mandiri...keren
bukan untuk penonton biasa
Dian Messhita Rama sebagai penari topeng bergincu merah darah badass banget,akan di buat stand alone mirip valak, the nun dwilogi
begitu juga
Rocky Soraya, serta ditulis naskahnya oleh duet Riheam Junianti & Lele Laila [2nd person] & Hitmaker mempertahankan style nya dalam film : MEGAH & BIAYA MAHAL
kalau penonton yang biasa nonton produksi hitmaker nggak akan heran
worth it untuk di tonton di layar bioskop
Zora (Amanda Manopo) & Aksa (Aliando Syarief) duet gemoy gemesin cocok sebagai pasangan terbaik film 2023
perwujudan penampakan di sini asyik sekali dan tidak biasa, di jamin rupa nya ada history masing~masing dalam penampakannya, di tunggu aksi berikutnya
ending scene yang bombastis,,,,plot twist : janin anak setan....bersambung
Amanda Manopo wow gede banget, bagus aktingnya
Sekar (Sara Wijayanto) kalem dan misterius, pengembangan karakter yang belum terjawab, siapakah Sekar sebenarnya : fallen angels atau true demons
udah nonton kemarin malam, luar biasa bagus komedinya
film terbaik untuk piala citra 2024
banjir darah & air mata
film Indigo sukses membuat saya tidur, namun ini film menampilkan beberapa karakter penampakan yang bisa jadi film tersendiri
98 ribu penonton not to bad untuk tayang pertama
wuih tetap bertahan di layar bioskop, ayo serbu yuk bioskop
aa Aliando Syarief unjuk gigi dalam perhorroran kali pertama
sayang banget nggak tayang di IMAX LASER
menunggu kelanjutannya, good job
film terabsurd keren 2023
fix, tik tok banget
budget termahal film komedi
Apaansi anj
film keren blast ❤️
ngakak gue nonton ini film
bagus
Apa ada indigo part 2 ?
Food Beuh Bad Movie
skip
Prank Jelek
Tembus 800ribu penonton
Posting Komentar