REVIEW - INDIGO

30 komentar

Seorang wanita meminta bantuan paranormal selepas mendapati adiknya mampu melihat hantu. Begitulah premis Indigo. Jika terdengar familiar wajar saja, sebab Mata Batin (2017) pun mengangkat kisah serupa. Kedua film tersebut sama-sama disutradarai Rocky Soraya, serta ditulis naskahnya oleh Riheam Junianti. 

Bedanya, kali ini sang protagonis juga seorang indigo. Atas permintaan orang tuanya, mata batin Zora (Amanda Manopo) ditutup oleh Sekar (Sara Wijayanto) saat ia kecil. Memori mengenai pertemuannya dengan hantu wanita hamil bernama Widuri pun dihapus. Selang 17 tahun, giliran adiknya, Ninda (Nicole Rossi) yang dihantui sosok Widuri. Sebaliknya, Zora yang kini menjadi seniman dan tengah menanti hari pernikahan dengan Aksa (Aliando Syarief), sekarang justru bersikap skeptis terhadap fenomena mistis. 

Indigo pun menghabiskan babak pertamanya untuk menuturkan kisah mengenai skeptisme karakternya, menggunakan formula usang yang sudah terlampau sering diterapkan horor supernatural. Kesan familiar bukan cuma ditemukan dalam persoalan itu. Keseluruhan alur Indigo bak kompilasi hal-hal formulaik, yang tampil berlarut-larut hingga durasinya hampir menyentuh dua jam. 

Ibarat sebuah perjalanan, ketimbang bergerak maju, alurnya lebih banyak berputar-putar di satu area, kemudian mampir ke berbagai destinasi yang sejatinya tak perlu (salah satunya flashback panjang mengenai suami Sekar). 

Penulisan kalimatnya pun demikian. Di sekuen pembuka, ayah Zora repot-repot menjelaskan alasan ia baru sempat menemui Sekar saat larut malam, mewakili tendensi naskahnya mengisi kalimat dengan kata-kata mubazir sehingga bergulir terlalu panjang, atau informasi nihil substansi. Bicara soal kalimat, Indigo punya salah satu kalimat paling ajaib dalam horor lokal tahun ini, yang mungkin cuma bisa ditandingi kosakata milik Lantai 4. Kalimat itu berbunyi, "Yuk kita buat peradaban baru". Tonton dan rasakan sensasinya. 

Sebagai produksi Hitmaker, tentu Indigo diberkahi bujet tinggi. Sebuah horor mahal dengan kemewahan di tiap sudut latarnya, yang kembali memfasilitasi kegemaran Rocky mengutak-atik gerak kamera. Kualitas CGI-nya pun solid. Biaya itu rupanya tak menjamin kesempurnaan di semua lini. Pada sebuah flashback ke tahun 2005, kakek Zora yang semestinya sudah lansia malah nampak seperti pria 40 tahunan akibat riasan seadanya. 

Patut diingat pula, dalam horor, biaya mahal tak selalu bersinonim dengan kengerian. Bahkan ada kalanya bujet minim menghasilkan kesan raw yang menguatkan atmosfer. Indigo memiliki antagonis potensial dalam diri Widuri, hantu dengan desain memadai, yang kemunculannya ditandai suara bak monster. Sayangnya pengarahan Rocky sebatas menempatkan Widuri dalam deretan jumpscare generik, walau minimal, tanpa dibarengi gelegar musik berisik. Indigo masih tahu cara mengatur volume yang aman bagi telinga penonton.

Barulah di klimaks, Rocky coba menerapkan hal baru (setidaknya untuk ukuran karyanya), dengan menekan kuantitas banjir darah yang selama ini jadi kekhasannya. Tapi alih-alih menggantinya dengan hentakan lain, Rocky sebatas memangkas kadar kekerasan. Ketimbang memodifikasi, yang dilakukan hanyalah mengurangi. 

30 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

skip, muka plastik semua

Anonim mengatakan...

dikira film rotten tomatoes, film busuk

ternyata....

INI BUKAN FILM HORROR, INI FILM THRILLER FANTASY, FILM ELEGAN FORMAT KEKINIAN

sub plot para arwah penasaran akan di buat secara mandiri...keren

bukan untuk penonton biasa

Anonim mengatakan...

Dian Messhita Rama sebagai penari topeng bergincu merah darah badass banget,akan di buat stand alone mirip valak, the nun dwilogi

begitu juga

Anonim mengatakan...

Rocky Soraya, serta ditulis naskahnya oleh duet Riheam Junianti & Lele Laila [2nd person] & Hitmaker mempertahankan style nya dalam film : MEGAH & BIAYA MAHAL

kalau penonton yang biasa nonton produksi hitmaker nggak akan heran

worth it untuk di tonton di layar bioskop

Anonim mengatakan...

Zora (Amanda Manopo) & Aksa (Aliando Syarief) duet gemoy gemesin cocok sebagai pasangan terbaik film 2023

Anonim mengatakan...

perwujudan penampakan di sini asyik sekali dan tidak biasa, di jamin rupa nya ada history masing~masing dalam penampakannya, di tunggu aksi berikutnya

Anonim mengatakan...

ending scene yang bombastis,,,,plot twist : janin anak setan....bersambung

Anonim mengatakan...

Amanda Manopo wow gede banget, bagus aktingnya

Anonim mengatakan...

Sekar (Sara Wijayanto) kalem dan misterius, pengembangan karakter yang belum terjawab, siapakah Sekar sebenarnya : fallen angels atau true demons

Anonim mengatakan...

udah nonton kemarin malam, luar biasa bagus komedinya

Anonim mengatakan...

film terbaik untuk piala citra 2024

Anonim mengatakan...

banjir darah & air mata

Anonim mengatakan...

film Indigo sukses membuat saya tidur, namun ini film menampilkan beberapa karakter penampakan yang bisa jadi film tersendiri

Anonim mengatakan...

98 ribu penonton not to bad untuk tayang pertama

Anonim mengatakan...

wuih tetap bertahan di layar bioskop, ayo serbu yuk bioskop

Anonim mengatakan...

aa Aliando Syarief unjuk gigi dalam perhorroran kali pertama

Anonim mengatakan...

sayang banget nggak tayang di IMAX LASER

Anonim mengatakan...

menunggu kelanjutannya, good job

Anonim mengatakan...

film terabsurd keren 2023

Anonim mengatakan...

fix, tik tok banget

Anonim mengatakan...

budget termahal film komedi

Anonim mengatakan...

Apaansi anj

Anonim mengatakan...

film keren blast ❤️

Anonim mengatakan...

ngakak gue nonton ini film

Anonim mengatakan...

bagus

Anonim mengatakan...

Apa ada indigo part 2 ?

Anonim mengatakan...

Food Beuh Bad Movie

Anonim mengatakan...

skip

Anonim mengatakan...

Prank Jelek

Anonim mengatakan...

Tembus 800ribu penonton