BLUE VALENTINE (2010)

Tidak ada komentar
Melihat judul filmnya saya sempat mengira film ini adalah sebuah film tentang pasangan yang menghadapi hari valentine dalam kesedihan. Dan memang film ini menceritakan tentang pasangan yang sedang larut dalam kesedihan. Tapi kenyataannya film ini menghadirkan kisah yang lebih dalam dan bermakna dari yang saya bayangkan. Film yang dibintangi Ryan Gosling dan Michelle Williams ini mengisahkan tentang sepasang suami istri muda yang sedang menghadapi krisis dalam rumah tangga mereka. Krisis yang sedang mencapai klimaks kalau boleh saya bilang begitu.

Dean (Ryan Gosling) dan Cindy (Michelle Williams) sudah 6 tahun menikah dan dikaruniai seorang putri yang lucu. Tapi hal itu tidak membuat hubungan mereka hangat dan bahagia. Kebahagiaan sepertinya sudah hanya sedikit tersisa. Berbeda dengan semasa mereka berpacaran dulu dimana keduanya sangat mesra dan kehidupannya bagaikan dipenuhi cinta. Merasakan hal tersebut, Dean mengajak sang istri yang berprofesi sebagai perawat (membuatnya sibuk dan jarang meluangkan waktu untuk sang suami) menghabiskan satu hari berdua saja dengan harapan kehangatan dan romantisme masa pacaran bisa terjalin kembali dan menyelamatkan kehidupan rumah tangga mereka. Mereka berdua lalu menitipkan putrinya pada sang kakek dan berangkat menuju ke sebuah hotel untuk menghabiskan malam berdua. Tapi dari perjalanan ke lokasi saja sudah terpancar kalau mereka seperti sudah sangat sulit menemukan kehangatan mereka kembali. Namun apakah satu malam itu mampu mengembalikan semuanya menjadi seperti semua dan lebih baik?

Tentu saja film ini memang sebuah film yang menjadi cerminan pasangan suami istri muda saat ini. Tidak hanya di Amerika tapi juga di Indonesia. Dimana ternyata pernikahan tidak semudah dan seindah yang dibayangkan. Dimana kehangatan dan romantisme masa pacaran belum tentu berlanjut saat sudah menikah. Film ini bagaikan curhatan bagi penontonnya yang sudah menikah, dan juga menjadi sebuah gambaran dan pelajaran bagi mereka yang belum menikah (termasuk saya) untuk bisa lebih siap dalam mengarungi bahtera rumah tangga di masa yang akan datang.
Penceritaan film ini juga unik dimana plot yang dihadirkan tidak linear. Kita dihadirkan secara bergantian kondisi saat Dean dan Cindy baru bertemu dan berpacaran yang penuh akan kebahagiaan dan cinta, tapi kemudian adegan akan rutin berganti kepada kondisi saat ini yang sudah depresif dan tidak kondusif. Begitu seterusnya film ini berjalan. Penonton dibuat merasakan kondisi yang kontras. Sangat kontras. Dan plot itu juga didukung oleh akting dan chemistry apik dari Gosling dan Williams.

Mereka sanggup menghadirkan dua karakter yang dalam kondisi psikis yang jauh berbeda. Dimana dimasa muda mereka memainkan karakter remaja yang dimabuk cinta, lalu karakter 6 tahun kemudian saat mereka sudah dewasa dan sedang menjalani masa sulit dalam rumah tangga. Sebuah penampilan yang patut diganjar nominasi Oscar, dimana Michelle Williams mendapat nominasi "Best Actress" dan sayangnya Ryan Gosling gagal mendapat nominasi "Best Actor". Padahal dia sangat pantas. Entah apakah Javier Bardem sebegitu bagusnya di "Biutiful" sampai-sampai berhasil menyisihkan Gosling.

Tapi entah kenapa dibalik segala kehebatan itu saya tetap merasa ada sedikit kebosanan di beberapa momen yang menjadikan penilaian saya tentang film ini berkurang. Mungkinkah karena akhir-akhir ini saya memang sedang sering menyaksikan sebuah film drama yang menceritakan sepasang suami istri yang sedang memiliki masalah seperti di "Rabbit Hole" ? Beberapa adegan seksual yang ditampilkan juga menurut saya agak kurang penting. Hal yang menyebabkan film ini sempat mendapat rating NC-17 yang berakibat pada berkuangnya pangsa pasar dan membuat pendapatan film ini tidak begitu fantastis walaupun mendapat untung.

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: