THE MECHANIC (2011)
Tidak salah rasanya saat Jason Statham diberikan porsi lebih daripada rekan-rekannya saat bermain di "The Expendables", bahkan bisa dibilang porsi dan daya tariknya melebihi Sylvester Stallone yang notabene adalah tokoh utamanya. Bisa dibilang itu bagaikan "kaderisasi" baginya. Karena diantara jajaran aktor laga generasi ini Statham adalah yang paling menonjol dan bisa dibilang terbaik. Dwayne Johnson sebenarnya punya kapasitas sayangnya dia terlalu banyak bermain di genre film keluarga yang ringan dan baru di 2010 kembali di film laga keras lewat "Faster". Jason Statham selain dikenal sebagai aktor yang melakukan aksi berbahayanya sendiri tanpa stuntman juga memiliki kharisma yang kuat. Bukannya terlihat sebagai aktor laga dengan kualitas akting dangkal tanpa sanggup berekspresi, Statham selalu bisa memunculkan karakter yang keren dengan ekspresi datarnya itu. Hal yang kembali dia lakukan di film terbarunya "The Mechanic".
Film yang merupakan remake dari film berjudul sama yang rilis tahun 1972 yang kala itu dibintangi Charles Bronson ini menceritakan tentang seorang pembunuh bayaran bernama Arthur Bishop (Statham). Tapi Arthur bukanlah seorang pembunuh bayaran biasa. Dia selalu bersih dalam melakukan tiap aksinya dan bisa membuat seolah-olah kematian sang korban bagaikan kecelakaan. Kehebatan Arthur dia dapatkan melalui sang mentor, Harry McKenna (Donald Sutherland). Sampai suatu hari tanpa diduga Arthur diharuskan membunuh sang mentor dikarenakan Harry telah mengkhianati perusahaan yang selalu menyewa jasa Arthur.
Atas nama profesionalisme Arthur menjalankan misinya dan membunuh Harry. Di makam Harry itulah Arthur bertemu dengan putera tunggal Harry, Steve McKenna (Ben Foster). Steve yang masih muda dan liar berusaha mencari pembunuh sang ayah. Arthur yang merasa mempunyai hutang dan tanggung jawab akhirnya mengajak Steve dan mengajari bagaimana menjadi seorang mechanic. Arthur juga turut mengajak Steve menjalankan misi bahkan memberikannya misi juga. Sebuah keputusan yang sebenarnya mengandung bahaya bagi Arthur bila suatu saat Steve mengetahui fakta bahwa dirinyalah pembunuh sang ayah.
Kelebihan film ini adalah daya tarik yang diberikan pada cara yang dilakukan untuk membunuh target. Keharusan menjalankan misi tanpa meninggalkan jejak dan membuatnya bagaikan kecelakaan membuat adegan pembunuhan di film ini tidak berjalan asal mati dan asal bunuh. Semua dijalankan dengan strategi yang cukup menarik walaupun tidak bisa dibilang unik dan cerdas juga. Tapi setidaknya lebih memiliki daya tarik dibanding film lain yang bertipe sama. Adegan aksi yang disuguhkan juga berjalan cepat dan cukup menghibur. Adegan perkelahian tanpa pistol tampil dengan cukup brutal. Tapi itu terjadi bila adegan itu ditampilkan tanpa senjata api atau adegan tembak menembak pendek. Jika sudah berurusan dengan adegan tembak menembak yang panjang film ini kembali berjalan layaknya film aksi biasa yang terasa monoton di beberapa bagian.
Duo Jason Statham dan Ben Foster juga tampil menarik. Statham seperti yang sudah saya katakan diatas tampil keren seperti karakter yang biasa dia mainkan. Tapi saya rasa sesekali Statham harus melakukan sedikit inovasi. Karena bukan tidak mungkin tipikal karakter yang dia mainkan bisa kurang diminati lagi kedepannya karena tidak banyak berubah. Tapi untuk saat ini dia masih terlihat keren dan menjadi aktor laga favorit saya. Ben Foster malah lebih baik lagi. Dasarnya tokoh yang dia mainkan memang memiliki karakterisasi yang lebih dalam sehingga aktingnya lebih tereksplorasi. Arthur dan Steve adalah tokoh yang bertolak belakang tapi mempunyai daya tarik masing-masing. Arthur yang kalem dan Steve yang liar.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar